Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
'Mamba Mentality' Ajarkan Proses dan Kerja Keras untuk Capai Tujuan
10 Februari 2020 18:02 WIB

ADVERTISEMENT
Jika kamu menanyakan apa yang menjadi kunci kesuksesan Kobe Bryant, dirinya akan langsung menjawab 'Mamba Mentality'.
ADVERTISEMENT
Mentalitas Kobe dalam berkarir begitu luar biasa hingga mampu membuat banyak orang di luar basket juga ikut tergerak. 'Mamba Mentality' yang menjadi pegangan Kobe selama berkarir di dunia basket, yang kemudian menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Begitu banyak orang telah terinspirasi dari kerja keras, kegigihan dan 'Mamba Mentality'-nya. Kobe bahkan tetap menerapkan mentalitas itu setelah dirinya memutuskan untuk pensiun sebagai pemain basket sejak empat tahun lalu.
Melansir The Atlethic, Kobe menyebut dirinya sebagai 'Black Mamba'. Julukan itu diberikan untuk dirinya sendiri setelah ia mendapati nama itu dari film 'Kill Bill' karya Quentin Tarantino. Ia mengadopsi nama itu dan menambahkan kata mentalitas menjadi 'Mamba Mentality'. Istilah Mamba Mentality ini diperkenalkannya sejak 2003.
ADVERTISEMENT
Sejak diperkenalkan Mamba Mentality tertanam di jiwa para penggemar Kobe Bryant. Pebasket yang meninggalkan seorang istri dan tiga anak itu berhasil mempopulerkan istilah Mamba Mentality yang memang menginspirasi. Apa maksud dari 'Mamba Mentality'?
‘Mamba Mentality’ adalah pola pikir yang ditanamkan oleh Kobe Bryant untuk mencapai hasil terbaik. Bagi Kobe, memiliki mental ini berarti memilih untuk bertahan dan menaklukkan daripada berhenti dan berlari.
Hingga akhirnya tahun 2018, buku The Mamba Mentality: How I Play rilis di pasaran menyusul pensiun Kobe dari LA Lakers. Dalam bukunya, bapak dari empat putri itu membagikan kisah perjalanan di dunia basket profesional menggunakan mental Mamba-nya.
Dilansir dari CheatSheet, inilah beberapa hal penting dari 'Mamba Mentality' yang bisa kita pelajari. Yuk, disimak!
ADVERTISEMENT
Fokus pada proses
" Mamba mentality adalah tentang bagaimana kamu berfokus pada proses dan mempercayai kerja keras," ujar Kobe dalam sebuah wawancara bersama Amazon Book Review.
Robert, salah satu pelatih timnas Amerika di Olimpiade 2012, memiliki pengalaman menarik mengenai semangat kerja Kobe Bryant. Saat timnas basket Amerika melakukan persiapan untuk bertanding di Olimpiade 2012, ia pernah dibangunkan Kobe pada pukul empat pagi untuk membantunya latihan.
Sebelum pukul lima pagi, ia sampai ke tempat latihan dan melihat Kobe sudah mandi keringat. Setelah membantu Kobe, Robert kemudian kembali ke hotel dan saat ia kembali ke tempat latihan sekitar jam sebelas pagi, Kobe ternyata masih berada di tempat latihan. Kobe melakukan 800 kali jump shot mulai pukul tujuh hingga pukul sebelas. Setelah itu, baru Kobe berlatih bersama rekan satu timnya.
ADVERTISEMENT
Tidak pasrah pada takdir
"Aku selalu percaya bahwa kerja keras akan mengalahkan bakat--selalu."
Kobe tidak mau pasrah pada sebuah takdir. Kobe percaya bahwa tanpa belajar, persiapan, dan berlatih, seseorang akan memasrahkan hasilnya pada takdir.
Ya, kamu tidak boleh pasrah dalam menjalani hidup. Kamu punya impian? Kamu tau cara menggapainya? Maka lakukanlah. Maksimalkan kemampuan kamu untu mendapatkan hasil yang kamu harapkan.
Sama halnya jika kamu ingin merasakan kebahagiaan dalam hidup. Hal yang harus kamu lakukan adalah bergerak dan mencari bagaimana caranya kamu bisa menikmati hidup dan bahagia.
Kerja keras untuk capai tujuan
"Kalau kebiasaanmu tidak mencerminkan mimpi dan tujuanmu, maka ubah kebiasaan tersebut. Kalau kamu tidak mau? Maka ubah saja mimpi dan tujuanmu." ujar Kobe.
ADVERTISEMENT
Kobe selalu menekankan untuk melakukan usaha yang mencerminkan tujuan. Semakin besar tujuanmu, harus semakin besar pula usaha yang dikeluarkan dalam mencapainya.
Bukti nyata kerja keras Kobe membuatnya bisa bertahan di NBA hingga ia berusia 37 tahun. Kobe masih mampu bermain dalam 66 pertandingan. Hebatnya, di pertandingan terakhirnya, melawan Utah Jazz, Kobe masih mampu mencetak 60 angka.
Intinya, jika melihat kisah Kobe kamu akan sepakat bahwa tidak akan ada suatu usaha yang mengkhianati hasil.
Mentalitas inilah yang kemudian mempengaruhi banyak orang dari berbagai bidang untuk mencapai tujuannya masing-masing. Tidak heran jika kepergian Kobe ini menimbulkan kesedihan yang amat mendalam bagi banyak pihak. Kobe mungkin telah pergi, tapi warisan 'Mamba Mentality'-nya akan terus abadi.
Selamat beristirahat, Kobe Bryant.***
ADVERTISEMENT
[Penulis: Risky Aprilia]