Memahami Gangguan Bipolar

Konten Media Partner
12 April 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Memahami Gangguan Bipolar
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Pernah merasakan perubahan suasana hati yang drastis?
Mood Swing atau perubahan mood bisa terjadi karena beberapa faktor. Ketidakseimbangan hormon, kurang tidur, asupan gula tinggi, stres, atau menstruasi dan kehamilan bagi perempuan.
ADVERTISEMENT
Namun apa jadinya, jika perubahan mood itu berpengaruh buruk pada hidup? Seperti tak mampu bersosialisasi, tidak bisa tidur dalam waktu yang panjang, hingga ingin melukai atau ingin bunuh diri.
Tidak semua mood swing itu normal. Pada tingkat yang parah, perubahan mood yang berlebihan dikenal sebagai gangguan bipolar. Gangguan bipolar sendiri adalah gangguan mood ekstrem, yang menyebabkan pemiliknya merasakan kegembiraan terlalu tinggi (maniac), kesedihan mendalam (depresi), dan untuk beberapa kasus, hypomanic atau jenis mania yang lebih ringan.
Menurut Aktivis Komunitas Bipolar Care Indonesia David Widodo Rehatta, bipolar bisa disebabkan oleh beberapa hal. "Kebanyakan karena stres, ada juga karena genetik atau bawaan, atau pengaruh sakit saraf pada otak," kata David, Selasa (9/4).
ADVERTISEMENT
David menjelaskan, bipolar masuk ke dalam kategori gangguan jiwa paling umum, setelah depresi dan stres. Bagaimana cara mengetahui apakah kita memiliki gangguan bipolar atau tidak? "(Caranya) harus datang ke psikiater. Tapi alangkah baiknya, jika pertama ke psikolog dulu untuk melakukan tes," jawab David.
Mengenali indikasi gangguan mental, memang berbeda dengan penyakit fisik. Misalkan, seseorang berpeluang besar terkena flu jika ia terpapar virus orang yang terinfeksi (lewat bersin atau batuk), atau menyentuh sesuatu yang telah dipegang penderita flu. Lain halnya dengan gangguan mental, seperti bipolar.
Mendapat guncangan seperti musibah besar pun, belum tentu membuat seseorang terkena gangguan mental. Namun, jika kamu merasakan tanda-tanda gangguan bipolar, sebaiknya segera konsultasikan pada psikiater atau orang terkasih.
ADVERTISEMENT
[Penulis : Izzudin | Editor : Nadhira]