Mengapa Kisah Dilan Begitu Digemari Penonton Indonesia?

Konten Media Partner
18 Februari 2020 12:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: Instagram/Dilanku
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Instagram/Dilanku
ADVERTISEMENT
Beberapa hari lalu (15/02) Temali mengecek film-film yang sedang tayang di salah satu bioskop, berniat mengisi waktu akhir pekan dengan menonton. Namun, tahukah kamu? Ada hal yang menarik di bioskop saat itu, pasalnya hampir seluruh studio menampilkan film Milea: suara dari Dilan. Hanya tersisa dua jam tayang saja untuk film lain.
ADVERTISEMENT
Antusiasme penonton pun tidak kalah besar, setelah dicek persediaan tiketnya, seluruh jam tayang hampir sudah terisi penuh. Sepertinya penonton sudah membeli tiket jauh sebelum waktu tayang.
Bertepatan dengan hari kasih sayang, rasanya memang pas sekali nonton film series Dilan 1990. Selain ceritanya yang anak muda banget, gombalan-gombalan yang keluar dari ocehan Dilan yang quotable selalu jadi favorit para penonton.
Menurut Muhammad Rasyid Baihaqi pegiat sekaligus pengamat film mengatakan, film Dilan sudah meraih kesuksesan yang sangat besar. Hal ini bisa dilihat dari capaian penonton sejak film pertama hingga yang ketiga, semuanya ditonton jutaan orang.
"Besar kemungkinan di antaranya adalah para pelajar yang masih sekolah. Kalau dulu kita punya Cinta dan Rangga, sekarang kita punya Dilan dan Milea," kata Rasyid.
ADVERTISEMENT
Rasyid menambahkan, karakter Dilan yang kuat menjadi hal yang paling istimewa dalam film. Banyak dari penonton yang merasa terkagum-kagum pada sosok Dilan. Sosok remaja bandel, sering bermasalah tapi memiliki wawasan yang luas. Caranya yang unik untuk memikat Milea juga acapkali ditiru atau bahkan dijadikan guyonan di kalangan remaja.
Saat ini, film Milea:Suara dari Dilan pun sudah ditonton oleh 1,2 juta penonton dan jadi box office dalam waktu 3 hari. Seperti series sebelumya Dilan 1990 dan Dilan 1991, film ini digadang-gadang akan menjadi film Indonesia terlaris pada masanya.
Jalan cerita dari film Dilan yang sudah terlebih dahulu beken lewat novel membuat para penggemarnya penasaran. Kisah asmara Dilan dan Milea yang romantis dan humoris juga jadi daya tarik yang tak kalah dirindukan.
ADVERTISEMENT
"Selain itu mungkin Dilan memang jadi karakter cowok idaman para perempuan dan laki-laki. Para perempuan pengen punya pasangan yang gaul, lucu, dan keren. Para laki-laki pengen bisa jadi berani, pinter dan banyak teman," tutur Rasyid lagi.
Dari film Dilan para sineas muda bisa belajar bahwa karakter yang kuat seperti Dilan bisa membuat cerita jadi lebih berkesan. "Karakter yang kuat ternyata bisa menggerakkan banyak orang untuk nonton filmnya berulang-ulang," tutup Rasyid.
Foto: Instagram/Dilanku
Sementara itu, Temali juga berbincang dengan beberapa pencinta film Dilan dari beberapa daerah. Ratri Kirana dari Yogyakarta, misalnya. Ia mengatakan merasa penasaran dengan film Dilan, karena banyak dari temannya yang menyukai novel Dilan karya Pidi Baiq tersebut.
"Aku adalah tim nonton dulu baru baca novelnya. Menurutku, yang menarik dari filmnya adalah cerita masa SMA, dimana kalo film lain itu menceritakan masa SMA dengan alay, cringe, dan romance yang mudah ketebak. Kalo Dilan aku liat trailer-nya yang menarik. Kayak scene Dilan Milea yang di angkot. Jadi aku tertarik buat nonton," ucap Ratri.
ADVERTISEMENT
Beda lagi dengan Rahmanita Destiatanti dari Bekasi, yang sudah membaca bukunya duluan, ia bilang nonton karena merasa penasaran dengan visualisasinya.
"To be honest, gue enggak tahu apa pelajaran yang bisa diambil dari film ini, selain kata menghibur. Mungkin shoot view-nya lumayan enak meski latarnya kata gue mah enggak identik sama tahunnya. Tapi penggambaran gue di buku sama novel kaya jauh banget dan rada kecewa sama versi film, kayak jatoh harapan gue," ucap Rahmanita.
Sementara itu, Annisa Damayanti dari Jakarta Utara bilang. nonton karena diajak teman. Menurutnya, cerita dari series Dilan tidak semenarik apa yang dikatakan orang.
"Ceritanya mudah ditebak sih, cuma yang menarik dari karakter Dilan, macam gombalannya yang bikin baper. Sinematografinya juga keren, klasik ala 90-an," tutur Annisa.***
ADVERTISEMENT