Konten Media Partner

Mengenal Pernikahan "Awet Rajet"

20 Juli 2019 15:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mengenal Pernikahan "Awet Rajet"
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Biasanya, kalimat tersebut yang tamu undangan sampaikan kepada pasangan yang baru menikah. Di awal pernikahan, pasti semua pasangan menginginkan kehidupan berumah tangga yang awet dan saling mencintai hingga sepanjang hayat. Tapi seiring berjalannya waktu, permasalahan akan selalu ada. Saat rumah tangga dilanda pertengkaran, maka kedewasaan sangat dibutuhkan untuk mempertahankan hubungan yang telah diikat dengan janji yang suci.
ADVERTISEMENT
Ada berbagai macam permasalahan dalam keluarga yang bisa terjadi, salah satunya adalah pernikahan yang awet rajet.
Awet rajet. Istilah yang sangat familiar di masyarakat Jawa Barat, khususnya Sunda. Apa itu? Awet rajet adalah istilah yang diperuntukkan bagi pernikahan yang tetap dipertahankan meskipun sering cekcok atau ribut dalam rumah tangganya.
Kata Psikolog Diah Mahmudah yang juga berperan sebagai konselor pernikahan ini, fenomena awet rajet adalah pasutri yang meski bersama raganya, tapi jiwanya telah bercerai. "Kita tahu bahwa setiap jamnya ada 40 pernikahan di Indonesia yang kandas. Terbayang lonjakan angkanya, jika pernikahan awet rajet ini bermuara pada perceraian juga," tuturnya.
Lantas, mengapa pasangan yang tak lagi bahagia masih memilih bertahan? Bisa jadi, ujar Diah, itu karena ada pihak yang sangat tergantung kepada pihak lain. Bagaimana pun, relasi dalam pernikahan adalah hubungan saling tergantung satu sama lain. Ketergantungan inilah yang pada akhirnya menjadi alasan mempertahankan rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Ada yang karena anak, nama baiknya, nama baik keluarga besarnya, ada pula yang sebenarnya masih cinta dan berharap ada perubahan baik dalam rumah tangganya. “Dari beberapa kasus yang ditangani kami, ada juga yang bertahan karena telah membuat bisnis bersama. Ia khawatir bisnis akan merosot turun jika ia bercerai namun pada ujung-ujungnya bercerai,” kisahnya.
Di tengah meningkatnya angka perceraian di Indonesia, fenomena pernikahan awet rajet ini tentu menjadi perhatian pula. Dibutuhkan professional seperti Marital Counselor untuk membantu menyelesaikan masalah keluarga. Sebelum efeknya merembet pada perkembangan anak dikarenakan sering melihat orangtuanya cek cok atau bertengkar.
[Penulis : Izzudin|Editor : Nadhira]