Peluang Pekerja Lepas di 2020

Konten Media Partner
4 Januari 2020 12:43 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peluang Pekerja Lepas di 2020
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Jengah dengan kerjaan 9 to 5, politik kantor, dan perjalanan pulang pergi bikin capek?
ADVERTISEMENT
Mungkin, sudah saatnya kita mulai melirik lebih seriuspada peluang kerja menjadi freelancer. Enggak hanya untuk individu, tetapi juga untuk perusahaan.
Memangnya, gimana sih, tren pekerja lepas akhir-akhir ini?
Jika di Amerika Serikat sono, pada 2014 dapat disimpulkan satu dari 3 warganya adalah pekerja independen (sekitar 42 persen dari populasi) menurut The Freelancer's Union. Diprediksi pada tahun 2020, jumlah freelancer di Amerika Serikat akan meningkat menjadi 50 persen.
Kalau di Indonesia?
Nah, kalau data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2018, sebanyak 56,8 persen masyarakat Indonesia saat ini bekerja di sektor informal. Diiringi pula naiknya jumlah pekerja yang berwirausaha, termasuk pekerja lepas atau freelancer.
Wow. Menarik, ya?
Tren menjadi pekerja lepas, tentu dipengaruhi beberapa faktor. Pengusaha dan kontributor Micha Kaufman dalam Forbes.com, ada lima faktor yang bisa jadi membuat pekerja lepas menjadi sedemikian dilirik. Lima faktor tersebut di antaranya adalah:
ADVERTISEMENT

#1 Keberadaan internet

Proses perekrutan tradisional melalui departemen Sumber Daya Manusia (SDM) semakin berkurang.
Semakin bertambah bisnis-bisnis yang akhirnya menggunakan web untuk mencari dan merekrut karyawan. Hal ini dikarenakan karena biaya yang lebih murah. Untuk memenuhi kebutuhan pekerja pun, istilahnya, tinggal melalui beberapa klik. Tidak perlu bertemu sering-sering untuk membahas proyek seperti karyawan penuh waktu, karena satu sama lain dapat terhubung dengan internet.

#2 Teknologi mendorong orang untuk bekerja di manapun

Coba, lebih pilih bekerja dengan 'mini-komputer' di saku, atau bekerja di meja dengan satu set komputer? Jika pekerjaanmu memang tidak memerlukan perangkat komputer dengan spek tinggi, maka kemungkinan besar lebih enak kerja dengan perangkat lebih handy, kan? Entah apa itu lewat smartphone, tablet, atau laptop yang semakin tipis.
ADVERTISEMENT
Ini berarti, kita dapat ngoding, karya desain, dan menutup transaksi di mana pun kita berada - pantai, kedai kopi, atau bahkan sofa rumahmu.

#3 Arus perputaran uang yang meningkat di sektor pekerja lepas

Ketika permintaan untuk pekerja jarak jauh meningkat, tenaga kerja baru dari pengusaha - yang kami sebut Gig Economy - telah meningkat untuk memenuhi permintaan.
Itu berarti bahwa ada lebih banyak peluang (dan uang tunai) di luar sana bagi orang untuk bekerja secara mandiri. Faktanya, pekerja lepas menghasilkan 1,2 triliun dolar dari total pendapatan pada 2013, naik 20 persen dari 2012. Dan perlu diingat bahwa wiraswasta cenderung mempekerjakan orang wiraswasta lainnya, menciptakan siklus penciptaan lapangan kerja mandiri.

#4 Kebutuhan untuk punya kontrol penuh akan kehidupan

Hidup manusia menjadi kian rumit, tetapi juga semakin cair. Kini, dimungkinkan bagi seseorang untuk berpindah-pindah profesi, ketimbang terus-terusan kerja di satu tempat.
ADVERTISEMENT
Belum lagi, wawasan mengenai bagaimana mengasuh anak yang baik semakin mengemuka. Baik ibu maupun ayah ingin terlibat dalam momen-momen kunci tumbuh kembang anaknya. Oleh karena itu, menjadi freelancer menjadi solusi bagi kita yang ingin punya keleluasaan dalam atur waktu.

#5 Branding kini bukan cuman milik perusahaan besar

Kini, peluang untuk mempromosikan layanan atau bisnismu lebih luas. Enggak usah perlu sekompi orang-orang marketing. Kita bisa bikin video promo lewat smartphone, memainkan ads lewat Google atau Facebook, dan menemukan calon pelanggan secara mudah di web.
Hal ini memudahkan bagi pekerja lepas untuk menawarkan layanan profesional mereka di berbagai lini.***