Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kesehatan mental bagi seorang manusia tidak kalah penting dari kesehatan fisik, terlebih bagi seorang remaja. Kesehatan mental memegang peranan penting dalam diri remaja, di mana merupakan fase peralihan dari anak menuju dewasa sehingga terjadi banyak perubahan. Mulai dari perubahan secara fisik, hormonal, kognitif atau kecerdasan, emosi dan perilaku.
ADVERTISEMENT
Dengan proses masa transisi tersebut, remaja biasanya dinilai sebagai kelompok usia sehat. Namun ternyata, kurang lebih 20% remaja mengalami masalah kesehatan mental.
Jenis masalah kesehatan mental yang umum terjadi adalah depresi dan kecemasan. WHO menyatakan bahwa 75% gangguan mental emosional memang umum terjadi sebelum usia 24 tahun. Dalam berbagai kasus, bunuh diri merupakan akibat dari permasalahan kesehatan remaja.
Senin (25/3) tim Temali media berkesempatan berbincang bersama Sri Maslihah, Psikolog klinis dan juga Dosen di Universitas Pendidikan Indonesia mengenai pentingnya kesehatan mental bagi remaja. Berikut rangkuman hasil wawancara dengan beliau yang sayang sekali apabila dilewatkan oleh sahabat temali di manapun berada. Let’s check it out!
Q. Seberapa penting sih kesehatan mental bagi remaja?
ADVERTISEMENT
“Jelas penting sekali, karena masa remaja adalah masa proses perkembangan menuju dewasa, dimana masih ada tahap dan tugas perkembangan yang perlu dilalui, dan kesehatan mental yang baik sangat berpengaruh dalam pemenuhan tugas masa perkembangan bagi para remaja ini.”
Q. Gangguan kesehatan mental pada remaja yang paling sering terjadi adalah gangguan kecemasan berlebihan, kira-kira mengapa hal tersebut bisa terjadi?
“Dalam hal ini kita tidak bisa melepaskannya dari konteks perkembangan lingkungan, termasuk bagaimana pesatnya informasi media massa maupun informasi. Jadi mungkin ini barangkali yang buat sebagian dari remaja itu tidak kuat dengan apa yang terjadi; begitu cepatnya perkembangan dan perubahan di lingkungan sosialnya. Jadi faktornya adalah ketidaksiapan atas perubahan yang ini didasari oleh internal remaja itu sendiri.”
ADVERTISEMENT
Q. Faktanya 1 dari 20 remaja mengalami depresi dengan proporsi remaja perempuan 3 kali lipat lebih besar dibanding remaja laki-laki, apa hal penyebab hal tersebut?
“Karena perempuan dari segi hormonnya lebih cepat mengalami pematangan ketimbang anak laki-laki. Misalnya pada masa menstruasi yang mana perempuan lebih dulu mengalaminya ketimbang laki-laki ketika pertama kali bermimpi basah. Kemudian karena perempuan terlebih dahulu mengalami fase-fase pematangan tersebut, sehingga perempuan pun lebih dulu terkena dampak perubahan-perubahan yang terjadi seperti pubertas, di mana banyak terjadi gejolak-gejolak emosional.”
Q. Menurut Pusat Kontrol dan Pencegah Gangguan, ada 1 dari 12 remaja setiap tahun yang memutuskan bunuh diri, bagaimana tanggapa ibu mengenai hal ini?
“Sebetulnya kan bunuh diri ini bisa dikatakan sebagai kondisi puncak dari depresi, ya. Awalnya kan berasal dari gangguan kecemasan yang tidak teratasi, akhirnya berkembang menjadi depresi.
ADVERTISEMENT
Seandainya sejak fase gangguan kecemasan itu sudah dapat terdeteksi, seharusnya tidak sampai jadi depresi. Gangguan kecemasan yang biasanya diawali dengan mood swing, sebenarnya itu kan bisa dideteksi lebih awal, jadi sebaiknya remaja itu dibiasakan untuk terbuka dan memahami apa yang sebenarnya ia rasakan, dan didorong untuk menceritakan serta berbicara tentang apa yang ia rasakan, apa yang ia takutkan, dan apa yang ia khawatirkan.
Kemudian harus juga mengenal dirinya sendiri, apa yang sedang terjadi pada dirinya, sehingga ia tidak kaget dan sampai melahirkan depresi yang pada akhirnya menyebabkan bunuh diri.”
Q. Menurut ibu, bagaimana cara menjaga kesehatan mental bagi para remaja di Indonesia?
“Kembali lagi pada tugas-tugas perkembangan setiap fasenya, ya. Kalau para remaja ini didorong untuk memenuhi tugas-tugas perkembangannya, misalnya saat mulai mengenal identitas diri, mulai mempersiapkan diri untuk masa dewasa dan bekerja, artinya berorientasi pada masa depan untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Apabila hal-hal tersebut dilakukan, maka para remaja akan banyak disibukkan dengan tugas-tugas perkembangan, dalam arti lain menyibukkan diri dengan tugas-tugas sesuai dengan usia perkembangannya. Bisa dengan mencari peer group yang positif, yang baik untuk perkembangan, dan apabila itu semua dilakukan maka tidak akan ada waktu bagi para remaja untuk murung, galau, menutup diri, yang biasanya menjadi awal gangguan mental ringan.”
--
Nah, jadi teman-teman sebenernya kesehatan mental itu bisa kita jaga dengan mudah lho, yaitu berawal dari peduli terhadap diri sendiri. Dan dengan kita memenuhi setiap tugas perkembangan menurut usia masing-masing, maka itu pun akan turut membantu kita menjaga kesehatan mental. Jadi, artikel ini bisa berlaku bagi usia berapun yaa. Sampai ketemu lagi, sobat Temali :)
ADVERTISEMENT
[Penulis : Izzudin | Editor : Nadhira]