Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten Media Partner
Potret Petugas Damkar Usai Kebakaran Pipa Minyak di Cimahi
22 Oktober 2019 22:13 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
ADVERTISEMENT
"Saya Danton (Komandan Pleton) 3 untuk wilayah Kabupaten Bandung," ujarnya dengan pakaian lusuh dan muka penuh abu.
ADVERTISEMENT
Temali berbincang dengannya tak jauh dari lokasi pipa minyak terbakar Kelurahan Melong, Cimahi Selatan. Sekitar 20 hingga 30 meter dari lokasi.
Agus Tatang tampak seperti pemadam kebakaran pada umumnya. Tetapi siapa yang tahu bahwa titelnya cukup penting dalam proses pemadaman pipa terbakar di Kelurahan Melong, Cimahi Selatan, pada Selasa (22/10)?
Agus Tatang: Yang Penting Hati-Hati
Agus, melalui pemantauannya, bilang jika ada 15 unit pemadam kebakaran yang dikerahkan. Belakangan, Kapolres Cimahi AKBP Rusdy Pramana mengoreksi ada 25 unit pemadam kebakaran yang hadir.
Pada awalnya, Komandan Regu Damkar Cimahi, Yadi Mulyadi, membenarkan adanya tujuh mobil pemadam kebakaran yang menuju ke lokasi untuk melakukan penanganan. Dirasa kurang cukup, maka dikerahkanlah Damkar Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, bahkan Damkar Pertamina untuk turun tangan.
ADVERTISEMENT
Ditanya mengenai tantangan dalam memadamkan kebakaran, Agus menyebut kehati-hatianlah yang perlu dimiliki petugas kebakaran. Agus mengaku, ketakutan-ketakutan akan tantangan-tantangan sulit dapat diatasi dengan ketelitian dan kehati-hatian tersebut.
Selain memadamkan kebakaran, Dedi juga sering dimintai evakuasi tawon.
Beberapa menit kemudian, setelah api selesai dipadamkan oleh segenap pemadam kebarakan, Temali bertemu dengan pemadam kebakaran lainnya. Adalah Dedi Supriadi, Komandan Regu Damkar Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Berbeda dengan Agus, percakapan dengan Dedi lebih santai. Dedi juga lebih luwes. Barangkali karena pemadaman sudah selesai lebih lama.
Dedi bercerita, awal-awal regunya diminta bantuan oleh Damkar Cimahi. Hal ini dikarenakan kondisi apinya sudah besar. "Jadi tidak bisa ditangani oleh satu wilayah."
Selanjutnya, selain mengulang berbicara apa yang sudah dikatakan Kapolres Cimahi, Dedi pun bercerita mengenai jabatan-jabatan yang ada di Damkar. Ada Kepala Dinas, Kepala Bidang, Kepala Seksi, Komandan Pleton (Danton), Komandan Regu (Danru), kemudian anggota.
ADVERTISEMENT
"Biasanya yang turun ke lapangan Danru dan Danton. Biasanya kalau gabungan Damkar berbagai wilayah, Danton turun. Kepala dinas lebih ke arah koordinas," katanya.
Obrolan menarik dengan Dedi ada di penghujung percakapan. Sebagai Komandan Regu di Damkar KBB, ia bertugas sebagai fire fighter (pemadam kebakaran) sekaligus fire rescue (penyelamatan korban).
"Kita baru aja hari ini menangangi kebakaran alang-alang di belakang Kota Baru Parahyangan. Biasa lah, masyarakat bakar-bakar awalnya untuk lahan buat ditanam," ujarnya.
Selain itu, Dedi dan kawan-kawan biasa menangani kasus-kasus evakuasi sebagai bagian dari tugas pokok fire rescue. Fire rescue sendiri lebih kepada evakuasi korban, baik masih hidup maupun tak bernyawa.
Uniknya, kasus-kasus yang ditangani fire rescue tidak melulu soal kebakaran. "Kita seminggu dua kali sering evakuasi tawon. Di fire rescue ada kasus-kasus korban tenggelam, masuk ke sumur, dan lain sebagainya."
ADVERTISEMENT
Eh, evakuasi tawon?
"Warga sudah pada tahu kalau Damkar bisa dikerahkan untuk evakuasi korban dari tawon. Tapi kami pun hanya akan menanggapi jika sifatnya sudah menyerang masyarakat," lanjut Dedi.
__
Melalui pembicaraan dengan Agus dan Dedi, aktivitas padam-memadamkan api sudah menjadi menu sehari-hari. Apalagi ketika mendengar aktivitas Dedi. Aktivitas-aktivitas yang barangkali sudah biasa di mata mereka, jika dipikir-pikir bisa menyelamatkan banyak nyawa. Bahkan evakuasi korban dari serangan tawon.
Semoga para pemadam kebakaran tak jemu dan semakin tangguh memadamkan kebakaran dan mengevakuasi. Semoga kita, sebagai masyarakat pun dapat mengapresiasi jerih payah mereka.
[Penulis: Tristi]