Riset: Alasan Mengapa Kita Cenderung Kecanduan Main Handphone

Konten Media Partner
16 Oktober 2019 12:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Unsplash.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernahkah kamu berpikir, kenapa sih kamu enggak bisa kalau enggak main handphone (HP)? Atau kenapa sih aku susah lepas dari HP?
ADVERTISEMENT
Emang sih kalau dijawab, paling jawaban klisenya karena kecanduan. Iya enggak? Kamu udah terdistraksi dengan berbagai desain ponsel yang keren serta aplikasi-aplikasi di dalamnya yang bikin kamu tunduk.
Namun tahukah kamu, sebuah penelitian sains menunjukkan adanya alasan lain selain dari kecanduan. Hasil menyebutkan bahwa orang kecanduan bermain HP karena ingin menghindari suara-suara yang ada di kepala mereka. Benarkah itu?
Dikutip dari Inc.com, Timothy Wilson, seorang psikolog sosial mengatakan hal itu sangat masuk akal. Untuk melihat kebenaran "hipotesis penghindaran pikiran", ia dan timnya melakukan percobaan dengan menyimpan subjek di sebuah ruangan dan menyingkirkan segala macam distraksi seperti HP, pulpen, kertas, dan lain sebagainya.
Subjek menghabiskan 15 menit waktunya dengan tidak melakukan apa-apa. Hanya duduk di sana dengan pikirannya sendiri. Enggak heran, tim Wilson mengatakan bahwa pengalaman tersebut merupakan pengalaman tidak menyenangkan dan sangat membosankan.
ADVERTISEMENT
Lalu, mereka menambahkan sebuah twist. Wilson melakukan penelitian yang sama pada sejumlah subjek dengan menambahkan satu alat di atas meja yang dapat mengejutkan diri mereka.
Hasilnya, 27 persen perempuan dan 67 persen laki-laki menganggap pengalaman sendiri dengan pikiran-pikiran itu tidak tertahankan, sehingga mereka lebih memilih untuk mengejutkan diri mereka.
Bahkan dilaporkan seorang pria mengejutkan diri sendiri sebanyak 190 kali selama eksperimen berlangsung.
Foto: Unsplash.com
Kesimpulan yang mengganggu dari hasil penelitian tersebut adalah, banyak dari kita yang lebih memilih untuk menyakiti diri sendiri dibandingkan menyendiri dengan pikiran kita. Namun, sebenarnya, siapapun bisa menjadikan pikiran-pikiran yang ada di kepalanya sebagai teman. Termasuk kamu.
Lalu, gimana sih caranya? Nate Klemp, co-founder Life Cross Training, menjabarkannya sebagai berikut:
ADVERTISEMENT

1. Sadari desakan untuk mengalihkan dirimu

Ketika kamu lelah pulang kerja, stres dan pikiranmu menguar kemana-mana. Jika kamu seperti Klemp, kamu akan menyalakan TV, menyalakan podcast atau temukan distraksi lain yang dapat mengalihkanmu dari gangguan tersebut. Langkah pertama ini, bisa membiasakanmu mengalihkan diri dari rasa tidak nyaman yang menggangu.

2. Pahami pikiranmu sebagai pikiran

Kadang saat kamu sedang berpikir, kamu seperti sedang bermimpi dalam keadaan bangun. Kamu terjebak dan terbungkus oleh pikiranmu, sehingga tidak tahu bahwa kamu sudah tenggelam dalam pikiran itu.
Jika kamu bersedia untuk mengubah kebiasaan tersebut, kamu bisa melakukannya dengan memahami apa isi pikiranmu. Nah, yang harus dilakukan agar kamu paham dengan isi pikiranmu adalah, memberikan label berpikir pada setiap apapun yang sedang kamu lakukan.
ADVERTISEMENT
Misalnya, pikiran kamu berkata ingin mengetahui seberapa banyak teman yang mengomentari fotomu di Instagram, beri label bahwa kamu sedang berpikir. Atau mungkin kamu ingin mengetahui berita update saat ini, ingatkan dirimu bahwa kamu sedang berpikir.
Dengan latihan-latihan seperti itu, kamu bisa membatasi berbagai hal yang tidak seharusnya kamu lakukan dan pikirkan, karena kamu paham apa yang sedang ada dalam pikiranmu.

3. Alihkan pikiranmu pada masa sekarang

Dengan memahami isi pikiran akan memberikanmu akses pada sesuatu yang luar biasa dan sangat transformatif, yaitu momen sekarang. Kamu bisa membawa pikiranmu ke masa sekarang dengan cara bernafas. Nikmatilah sensasi rileks dari setiap tarikan dan saat kamu mengeluarkan nafas.
Kamu juga bisa menggunakan suara, misalnya dengan menyadari suara dengungan dari mesin kulkas atau suara rintikan hujan di luar.
ADVERTISEMENT
Ilmu tentang mengalihkan diri sendiri ini sangat jelas, semakin kita sadar akan saat ini atau pada masa sekarang, semakin sedikit stres, kecemasan dan gangguan lain dalam hidup yang kita alami. Kamu akan lebih terpusat, fokus dan nyaman.
Treatment ini tidak akan membuatmu lupa akan pikiranmu sebelumnya. Kamu hanya akan lebih rileks dan mengurangi pukulan tarik ulur emosi yang kamu alami. Praktik tersebut juga berpotensi untuk mengubah dari sesuatu yang awalnya seperti siksaan menjadi sesuatu yang lebih bisa kamu kendalikan dengan baik dari waktu ke waktu.
[Penulis: Lupi Y]