Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Salah satu kemampuan wanita yang diakui adalah multitasking, atau mampu mengerjakan beberapa pekerjaan dalam waktu yang relatif sama. Misalnya, seorang ibu bisa menyuapi anaknya makan sekaligus memakaikannya baju sekolah. Atau bisa menyiapkan baju untuk suaminya berangkat kerja sambil menyiapkan sarapan untuk anggota keluarga.
ADVERTISEMENT
Kemampuan ini pun dibuktikan secara ilmiah. Professor Keith Laws, seorang psikolog di University of Hertfordshire dalam penelitiannya menyatakan bahwa wanita sangat baik dalam mengerjakan pekerjaan multitasking dibandingkan pria.
Wanita lebih mampu merefleksikan masalah sambil terus menyeimbangkan komitmen mereka yang lain ketimbang pria. Wanita juga dapat mengandalkan kedua tangan dan dua otak untuk bekerja secara simultan.
Hal ini diperkuat dalam sebuah artikel yang menyatakan bahwa wanita memiliki corpus callosum yakni sekelompok syaraf yang menghubungkan otak kanan dan otak kiri yang ukurannya 25% lebih besar dibanding pria. Artinya, wanita cenderung mudah menghubungkan antara perasaan dan pikirannya.
Memiliki koneksi yang kuat antara bagian-bagian otak yang berlainan itulah yang memunculkan kemampuan wanita dalam hal multitasking, sehingga dalam satu waktu wanita mampu berpikir, mengingat, merasa, mendengar dan merencanakan suatu hal secara bersamaan.
ADVERTISEMENT
Multitasking yang dianggap sebagai salah satu kelebihan wanita ternyata juga memiliki sisi negatif. Berikut beberapa dampak negatif dari kebiasaan multitasking:
Daya Ingat Menurun dan Mudah Lelah
Pada saat melakukan beberapa pekerjaan dalam waktu bersamaan, fungsi otak dipaksa untuk bekerja keras secara berlebihan. Ini terjadi ketika sedang melakukan satu pekerjaan, tiba-tiba kamu harus memikirkan pekerjaan lain, padahal pekerjaan yang sedang dikerjakan pun belum tuntas.
Dengan begitu, tingkat konsentrasi menjadi berkurang. kamu menjadi bingung dan tidak bisa membedakan pekerjaan mana yang lebih penting dan harus cepat selesai, hingga akhirnya dapat menurunkan daya ingat.
Pikiran yang terkuras habis pun berdampak terhadap fisik. Ketika otak lelah dan sudah tidak bisa bekerja, maka fisik pun ikut lelah dan tidak bisa melakukan apa-apa. Kelelahan fisik yang berlebihan itu juga akan menimbulkan rasa jenuh dan penuh yang pada akhirnya juga akan menurunkan semangat dan produktivitas dalam bekerja.
ADVERTISEMENT
Hasil yang Tidak Maksimal
Ketika mengerjakan satu pekerjaan dalam satu waktu, tentu saja hasil yang didapat akan lebih maksimal karena pikiran kita fokus dan lebih berkonsentrasi. Namun, ketika melakukan beberapa pekerjaan dalam waktu bersamaan (multitasking), maka pikiran menjadi terpecah.
Saat kamu harus mengerjakan satu pekerjaan, tapi belum menyelesaikan yang lain, dan belum lagi memikirkan hal lainnya. Dengan begitu, banyak pekerjaan menjadi terbengkalai atau jika selesai pun maka hasilnya menjadi tidak maksimal, atau memiliki kualitas yang kurang baik.
Stres
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa bekerja dengan multitasking tidaklah baik. Salah satunya penelitian yang dilakukan di Department of Sociology and Anthropology pada Universitas Bar-Ilan. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa secara psikologis seorang Ibu/wanita kerap merasakan perasaan tertekan dan konflik batin ketika mereka melakukan dua pekerjaan sekaligus, baik di rumah maupun di depan umum.
ADVERTISEMENT
Menurutnya hal ini dikarenakan wanita lebih rentan terhadap komentar negatif dari orang luar yang melihat pekerjaan mereka yang tidak beres. Bisa dibilang, kaum wanita lebih sensitif terhadap komentar orang lain terhadap hasil kerjanya. Ketika hasil pekerjaan tidak memuaskan dan ja hal ini terjadi berkali-kali, maka tentunya akan menimbulkan kesedihan yang menumpuk dan bisa mengakibatkan stres.
[Penulis: Izzudin | Editor: Nurul]