Konten dari Pengguna

Refleksi Diri tentang Perbandingan di Sekitar

Yayasan Teman Saling Berbagi
Yayasan Teman Saling Berbagi adalah lembaga non-profit yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan dengan semangat menyebarkan pesan kebaikan berupa Saling Bukan Silang untuk individu maupun instansi agar mampu mencapai versi terbaik dirinya.
2 Oktober 2022 20:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yayasan Teman Saling Berbagi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tentang Ditulis Oleh Theresia Virginia Rosari (Tim Training & Community Empowerment Intern YTSB)
Sumber: Dokumentasi YTSB
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dokumentasi YTSB
“Wah, aku bisa tidak ya seperti dia? Pintar dan memiliki banyak teman.. sangat berbeda dengan diriku saat ini.”
ADVERTISEMENT
Siapa nih, yang pernah memiliki pikiran seperti di atas? Kamu tahu tidak kalau pikiran seperti itu salah satu bentuk tidak percaya dengan diri sendiri? Hal ini akan sangat berpengaruh dalam membentuk mindset dan progres diri kamu ke depan, loh, sobat pelayaran!
Diri kamu yang tidak percaya dengan kemampuan diri dan terus menerus membandingkan diri sendiri tanpa melihat apa “kelebihan” yang kamu miliki, hanya akan membuat kamu jatuh ke lubang yang sama.
Yayasan Teman Saling Berbagi (YTSB) memiliki prinsip yang dinamakan “Saling Mencintai Lebih Baik”, di mana kita belajar bagaimana kita menjalin relasi dengan diri sendiri dan orang lain melalui cara-cara yang baik, seperti kehangatan maupun kekeluargaan. Hal yang sesuai dengan prinsip tersebut salah satunya adalah tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Nah, sekarang kita cari tahu, yuk, caranya agar kamu tidak perlu membandingkan diri sendiri dengan orang lain!
ADVERTISEMENT
1. Bermain Sosial Media Secukupnya
Menurut BBC.com, banyak sekali pengguna sosial media yang membagikan keseharian maupun foto-foto bahagia mereka, salah satunya di Instagram. Namun, foto tubuh yang sempurna, keluarga yang bahagia, pencapaian mimpi, maupun hidup berdasarkan standar masyarakat banyak bertebaran, di mana hal ini tidak selalu sesuai dengan realita mayoritas orang, sobat. Jika dilihat melalui survei yang melibatkan 1.500 orang, hal tersebut menyebabkan rata-rata orang yang berusia 18-34 tahun merasa bahwa dirinya kurang menarik. Data tersebut diperkuat dengan studi yang dilakukan di Penn State University pada 2016 lalu, yang memperlihatkan terjadinya penurunan kepercayaan diri ketika para responden mulai membandingkan diri mereka dengan foto orang-orang yang terlihat bahagia.
Lalu, apakah kita tidak boleh bermain sosial media? Tentu, boleh dong! Tapi, ada batasan jamnya yaa, sobat pelayaran. Menurut klikdokter.com, waktu yang ideal untuk bermain sosial media adalah dua jam. Jika terlalu sering melihat atau scrolling selama berjam-jam tanpa melakukan aktivitas lain, maka dapat menimbulkan tekanan mental maupun fisik, loh. Pasti kamu tidak ingin hal itu terjadi, bukan?
ADVERTISEMENT
2. Melakukan Butterfly Hug
Siapa di sini yang pernah nonton drama, ‘It’s Okay to Not Be Okay’?
Yup! bagi kamu yang menyukai drama Korea, tentu tahu salah satu drama yang pernah viral beberapa waktu lalu ini. Drama ini diperankan oleh Seo Ye-Ji dan Kim Soo-Hyun sebagai pemeran utama wanita dan pria.
Kenapa drama ini bisa viral, ya? Salah satunya karena topik yang dibawakan adalah kesehatan mental. Drama ini membuat kita mengetahui banyak informasi mengenai psikologi loh, sobat! Seperti bagaimana cara kita mengatasi permasalahan yang ada pada diri dengan melakukan teknik butterfly hug. Teknik ini merupakan bentuk psikoterapi non-tradisional untuk pengontrolan emosi seseorang, yang bisa dilakukan di kehidupan sehari-hari.
Teknik ini dilakukan dengan menyilangkan kedua tangan di depan dada, dengan posisi jemari di atas pundak. Lalu, mulai memejamkan mata, atur pernapasan, dan tepuk kedua pundak dengan telapak tangan. Lakukan gerakan sayap kupu-kupu ini selama beberapa menit sampai hati kamu merasa tenang, sobat!
ADVERTISEMENT
Ketika kamu tertekan melihat pencapaian orang lain, merasa tertinggal, dan mulai membandingkan diri, maka kamu bisa mencoba teknik ini, sobat pelayaran. Perlu juga adanya kesadaran dalam diri bahwa diri kamu sudah “cukup” dan mulai mengenali diri sendiri.
3. Menemukan Nilai Hidup
Untuk mengenali diri sendiri, kamu perlu tahu apa yang menjadi nilai hidupmu.
Nilai hidup adalah sesuatu yang penting untuk kehidupan dan pekerjaan kamu, sobat. Jika kamu terlalu terfokus dengan kehidupan “virtual”, maka akan sulit dalam menghadapi realita kehidupan. Kamu perlu ingat bahwa kehidupan yang dipamerkan di sosial media tidaklah selalu sesuai dengan realitas yang ada. Nah, sekarang, apa nilai kehidupan yang kamu miliki, sobat? Apakah kamu memiliki passion tertentu? Sehingga tidak perlu membandingkan diri kamu dengan orang lain dan bisa fokus untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki.
ADVERTISEMENT
Kalau kamu menyukai kegiatan relawan, kamu bisa bergabung dengan program pengabdian yang dimiliki Yayasan Teman Saling Berbagi, loh! YTSB telah memiliki kerja sama dengan 10 panti asuhan untuk memberikan pelatihan yang anak-anak panti butuhkan. Kegiatan relawan seperti ini dapat membantu kamu untuk fokus pada pengembangan diri, memperluas relasi, dan membuat hidup lebih bermakna.
Sumber: Dokumentasi Foto Pribadi YTSB
Jadi, melalui penjelasan di atas, apakah perlu membandingkan diri sendiri? Tentu TIDAK, yaa! Jika membandingkan diri itu hanya akan membuat kamu semakin minder dan tidak bergerak maju. Namun, jika kamu melihat pembandingan diri dengan tujuan positif, seperti semakin termotivasi dalam memperbaiki diri dan menjadikan sosok tersebut sebagai inspirator, maka akan sangat bagus. Sekarang, keputusan ada di tangan kamu, sobat pelayaran! Mau membandingkan diri terus atau fokus dalam berproses ke arah yang lebih baik, nih?
ADVERTISEMENT