Konten dari Pengguna

Apa Itu Elevation Gain? Ini Pengertian dan Cara Mengukurnya

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
24 Oktober 2023 0:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi lari di tangga. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lari di tangga. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada banyak istilah dalam dunia lari yang jarang diketahui artinya, salah satunya adalah elevation gain. Istilah ini biasa dijumpai di sejumlah aplikasi tracker seperti Strava, Runkeeper, Adidas Running dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Jika diterjemahkan secara harfiah, elevation gain artinya perolehan ketinggian. Sedangkan dalam konteks olahraga, elevation gain merujuk pada total tanjakan yang diperoleh pelari atau pesepeda saat melakukan aktivitas olahraga.
Elevation gain sangat menentukan seberapa berat olahraga yang dilakukan oleh seseorang. Semakin tinggi angkanya, maka semakin berat olahraga atau latihan yang ia lakukan. Tingkatannya dibagi menjadi tiga, yakni ringan, sedang, dan berat.
Biasanya, elevation gain diukur berdasarkan jarak tempuh dan jumlah tanjakan yang dilalui. Simak penjelasan lengkap tentang elevation gain dalam lari berikut ini.

Cara Mengukur Elevation Gain

Ilustrasi orang berlari. Foto: pixabay
Sederhananya, elevation gain mengukur jumlah dan jarak tempuh tanjakan yang dilalui pelari. Dijelaskan dalam laman Johnson Level, cara menghitungnya cukup mudah, yakni dengan mengamati elevasi tanjakan di setiap jalurnya.
ADVERTISEMENT
Misalnya seorang pelari sedang mencoba hill training dengan jumlah ketinggian 1000 mdpl. Di sepanjang jalan, ia menjumpai 3 tanjakan yang masing-masing ditempuh dalam jarak 200 meter.
Maka jika dihitung, total elevasinya atau elevation gain yang dicapai adalah sejauh 600 meter. Dalam perhitungan ini, medan turunan tidak dihitung.
Selain elevation gain, ada juga aspek lain yang perlu diperhatikan saat berlari di jalur menanjak, yakni gradien. Gradien dapat mengukur tingkat kecuraman suatu tanjakan atau turunan dalam bentuk persentase.
Rumus untuk menghitungnya yaitu tinggi vertikal lokasi terakhir dibagi dengan jarak tempuhnya, lalu dikalikan 100. Misalnya seorang pelari berada di area perbukitan setinggi 70 meter yang ditempuh dalam jarak 1000 meter. Maka, gradiennya adalah 70/100 x 100 = 7%
ADVERTISEMENT
Sama seperti elevation gain, gradien juga bisa dibedakan berdasarkan tingkat kesulitannya. Persentase 4-6% dianggap ringan, 7-10% dianggap sedang, dan di atas 10% dianggap berat.

Cara Kerja Aplikasi Tracker Mengukur Elevation Gain

Ilustrasi lari maraton. Foto: AFP/ Jewel SAMAD
Mengutip laman Larahamilton, aplikasi tracker biasanya menggunakan kombinasi GPS dan data tekanan barometrik untuk menghitung nilai elevation gain. Data GPS memberikan informasi jarak yang ditempuh, sedangkan tekanan barometrik memberikan informasi perubahan ketinggian.
Saat dioperasikan, sensor tekanan barometrik akan mengukur tekanan udara selama aktivitas dilakukan. Sehingga, aplikasi tracker dapat memprediksi atau memperkirakan ketinggian yang dilalui pelari di setiap titiknya.
Namun, informasi yang diberikan tidak 100% akurat. Sebab, ada faktor lain yang memengaruhinya seperti kondisi cuaca, kualitas sinyal, kalibrasi perangkat dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Karena kendala ini, sering kali dijumpai hasil elevation gain yang tidak sama antara satu pelari dengan pelari lain dalam satu jalur. Kemungkinan besar, hal ini disebabkan oleh perbedaan pada data perangkat GPS.