Berkenalan dengan Nila Tanzil, Travel Blogger Sekaligus Founder Travel Sparks

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
8 April 2020 19:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sosok Nila Tanzil, Travel Blogger, Founder Travel Sparks dan Taman Bacaan Pelangi. Foto: Instagram/@nilatanzil
zoom-in-whitePerbesar
Sosok Nila Tanzil, Travel Blogger, Founder Travel Sparks dan Taman Bacaan Pelangi. Foto: Instagram/@nilatanzil
ADVERTISEMENT
Jika kita menilik traveler Indonesia yang sudah keliling Indonesia bahkan dunia, maka kita akan menemukan ribuan orang dengan latar belakang hobi yang sama. Namun, berbeda halnya dengan sosok yang satu ini, Nila Tanzil bukan hanya sekadar traveler ataupun travel blogger biasa, namun juga Founder Travel Sparks dan Founder Taman Bacaan Pelangi yang memiliki misi sosial tinggi.
ADVERTISEMENT
Kepada kumparan, Nila menceritakan seluk beluk hobi travelingnya hingga ia mendirikan Travel Sparks dan Taman Bacaan Pelangi.
Traveling sebagai 'guru' dalam hidup Nila
Nila mengawali perjalanan travelingnya sejak tahun 1997. Saat itu, ia melakukan solo traveling ke Eropa, mengunjungi Belanda, Perancis, Belgia dan Jerman. Pada saat itu, Nila langsung jatuh cinta dengan Eropa dan solo traveling, ia mengaku suka dengan perasaan berada di tempat asing, tempat di mana ia bertemu dengan orang dengan bahasa yang berbeda, sementara ia tak mengenal siapa-siapa.
Menurut Nila, arti traveling baginya adalah kebahagiaan (happiness) dan salah satu cara untuk memahami makna hidup. Dengan mengunjungi tempat-tempat baru dan bertemu banyak orang, traveling berperan sebagai guru yg membuat Nila lebih memahami dirinya sendiri. Traveling juga disebutnya sebagai 'kebebasan'. Kebebasan dalam mengunjungi tempat-tempat yang ia sukai, sehingga ia bisa merefleksikan apa yang terjadi dalam hidupnya dan apa yang ia inginkan selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Dari travel blogging hingga menulis buku
Dari hobi travelingnya tersebut, ibu dari satu anak ini kemudian menuangkan ceritanya pada blog pribadi nilatanzil.com. Mulanya, ia tak sengaja merintis blognya saat menempuh pendidikan magister di Belanda. Karena teman-temannya banyak yang menanyakan cerita pengalaman Nila selama tinggal di Belanda, akhirnya ia membuat blog pribadi, sekaligus menyalurkan hobi menulisnya sejak kecil.
Setelah itu, perjalanan masih berlanjut ketika beberapa majalah juga meminta Nila untuk menulis artikel traveling. Sampai akhirnya, saat ini ia sudah menulis 3 buku, Lembar-Lembar Pelangi (2016), The Art of Giving Back (2018), dan buku cerita anak berjudul Teman Baru Epi (2018).
ADVERTISEMENT
Travel Sparks, Social Enterprise yang mengusung Travel With A Cause
Travel Sparks merupakan biro perjalanan wisata yang membawa semangat travel with a cause. Social enterprise ini menyediakan jasa trip yang dapat menyediakan itinerary sesuai dengan keinginan travelers. Selain itu, peserta trip tersebut juga bisa melakukan 'voluntourism', berwisata sekaligus volunteering di perpustakaan-perpustakaan Taman Bacaan Pelangi.
Uniknya lagi, wisatawan juga bisa langsung mendonasikan buku dan menyerahkannya ke perpustakaan Taman Bacaan Pelangi. Jasa travel ini melayani destinasi di Indonesia Timur, seperti Flores dan Sumba. Informasi lebih lengkap bisa dilihat di travelsparks.co.
Tujuan Nila membuat Travel Sparks sangat mulia, yakni untuk memberdayakan masyarakat setempat. Jadi, semua yang terlibat di Travel Sparks adalah orang lokal dari Flores maupun Sumba, mulai dari tour guide, driver serta tim lain yang akan menyambut kedatangan para travelers di sana.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Travel Sparks juga membayar para pelaku wisata tersebut lebih tinggi dari standar biasanya. Hal ini ditujukan supaya orang-orang lokal di sana bisa menyekolahkan anak-anaknya dan memiliki kehidupan yang lebih baik.
Biro wisata yang memiliki misi sosial ini sebenarnya ingin menginspirasi para travelers, bahwa traveling itu enggak melulu soal foto-foto ataupun mengunjungi tempat yang indah. Karena profit dari Travel Sparks pun akan disalurkan ke Taman Bacaan Pelangi. Mulia sekali bukan?
Nila Tanzil saat meresmikan Taman Bacaan Pelangi di Ende, Nusa Tenggara Timur. Foto: Instagram/@nilatanzil
Taman Bacaan Pelangi, meningkatkan literasi anak-anak di Timur Indonesia
Taman Bacaan Pelangi didirikan oleh Nila Tanzil pada tahun 2009 dengan fokus meningkatkan kemampuan literasi anak-anak di daerah terpencil di Indonesia Timur. Yayasan sosial di bidang pendidikan ini telah mendirikan 131 perpustakaan ramah anak yang tersebar di 18 pulau di Indonesia Timur, seperti NTT, NTB, Maluku, dan Papua.
ADVERTISEMENT
Yayasan yang diusung Nila ini telah memberikan akses buku kepada lebih dari 32.500 anak dengan menyediakan lebih dari 200.000 buku bacaan anak. Setiap perpustakaan Taman Bacaan Pelangi memiliki minimal 1.250 hingga 3.000 buku cerita anak-anak. Taman Bacaan Pelangi juga telah memberikan pelatihan kepada 1.950 guru di daerah terpencil di Indonesia Timur.
Semoga cerita Nila Tanzil di atas dapat menginspirasi para travelers dan membuat lebih banyak orang memiliki dedikasi sosial yang tinggi untuk memajukan Indonesia.
(sif)