Cara Mengukur Progres Latihan Lari Setelah Lama Beristirahat

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
21 November 2023 9:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi orang lari. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang lari. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Akan ada masanya pelari istirahat dari dunia lari yang selama ini digelutinya. Alasannya beragam, bisa karena cedera, sakit, pemulihan pasca melahirkan, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Setelah lama beristirahat, biasanya pelari akan kehilangan kemampuan dan minatnya. Daya tahan tubuh dan kecepatannya pun akan berkurang seiring berjalannya waktu.
Apabila ingin berlari kembali, maka ia harus melatih kemampuannya secara intens. Disarankan untuk mencatat setiap progres yang dilalui dari waktu ke waktu.
Tujuannya yaitu untuk dijadikan bahan evaluasi dan perbaikan. Agar tidak salah langkah, simak tata cara mengukur progres latihan selengkapnya dalam artikel berikut.

Cara Mengukur Progres Latihan Lari

Ilustrasi lari. Foto: pixabay
Sebaiknya jangan pernah membandingkan progres latihan saat ini dengan latihan di masa lalu. Sebab, hal ini hanya akan membuat kamu frustasi dan putus asa.
Sebaiknya mulailah dari progres yang kecil seperti semula. Seiring berjalannya waktu, kamu baru boleh meningkatkannya. Berikut ini beberapa tipsnya yang bisa disimak:
ADVERTISEMENT

1. Mulai secara perlahan

Setelah lama beristirahat, pelari biasanya akan cepat lelah ketika melakukan detraining. Maka, mulailah dengan gerakan dan progres kecil terlebih dahulu.
Kemudian, catat progres latihan selama 1-2 bulan awal. Setelah itu, mulai tingkatkan latihannya menjadi lebih intens. Dengan begitu, daya tahan tubuh (endurance) dan kecepatan (speed) akan semakin meningkat.

2. Perhatikan beberapa catatan statistik

Untuk mencatat statistik progres lari, kamu bisa gunakan aplikasi tracker. Ada beberapa poin pengukuran yang mesti diperhatikan yakni kecepatan rata-rata, jarak tempuh/kilometer, detak jantung, dan lain-lain. Namun, jangan terlalu berpaku pada angka tersebut agar tidak frustasi.

3. Buat rencana latihan

Agar lebih terarah, sebaiknya buat rencana latihan dengan detail. Namun, disarankan untuk tidak berlebihan dalam menentukan target latihannya.
Buat target yang masuk akal dan tidak memberatkan. Misalnya, lari sejauh 15 km per minggu. Alokasi waktunya bisa disesuaikan dengan kesibukkan masing-masing.
Ilustrasi lari setelah lama vakum. Foto: pixabay

4. Lakukan penilaian setiap bulan

ADVERTISEMENT
Setelah rutin latihan setiap minggu, kamu bisa melakukan penilaian terhadap progres yang telah dilalui. Tetapkan beberapa aspek yang ingin dinilai seperti kebugaran, kecepatan, jarak tempuh, intensitas, dan lain-lain.
Dengan begitu, kamu bisa meningkatkan progresnya di bulan selanjutnya. Lakukan penilaian ini secara rutin sebagai bahan evaluasi setiap latihan lari.

5. Variasikan latihan

Jangan ragu untuk memvariasikan jenis latihan. Selain lari, tambahkan latihan kekuatan dan fleksibilitas untuk meningkatkan kebugaranmu. Variasi ini juga efektif untuk mencegah rasa bosan saat lari.

6. Jaga pola makan

Pola makan yang sehat sangat berpengaruh pada performa pelari. Usahakan untuk konsumsi makanan yang tinggi karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral.
Kamu bisa menyelinginya dengan buah dan sayuran sesekali. Jangan lupa untuk minum air putih sebanyak 2 liter per hari agar tubuh tetap terhidrasi.
ADVERTISEMENT