Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Guyub Rukun Kampung Peduli, Gerakan Swadaya Bantu Tetangga Selama Pandemi
4 Mei 2020 10:33 WIB
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Ini bukan program pemerintah, tapi murni inisiatif pribadi karena melihat tetangga di lingkungan sekitar tidak punya penghasilan karena pandemi. Intinya, mulai dari yang terkecil. Selamatkan keluarga, lalu tetangga."
ADVERTISEMENT
Sudah berjalan 2 bulan, tetapi pandemi belum juga usai. Kondisi ini memberikan dampak ekonomi yang begitu besar bagi para pekerja lepasan dan pekerja harian. Mereka bahkan kehilangan penghasilannya secara penuh hingga tak bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Padahal, mereka juga harus memenuhi kebutuhan sahur dan berbuka selama Ramadan di tengah pandemi.
Kondisi memprihatinkan itu benar-benar terjadi di RW 10 Kelurahan Keparakan Lor, Mergangsan, Yogyakarta . Kelurahan ini terletak di tengah kota di pinggir Sungai Code, memiliki karakteristik perkampungan urban dengan mayoritas warganya sebagai pekerja serabutan dan tak memiliki pekerjaan tetap.
Melihat permasalahan tersebut, Paksi Raras Alit, salah satu warga RW 10 Keparakan Lor yang kerap disapa Paksi, mengusulkan satu gerakan saling bantu sesama dengan nilai guyub rukun antar tetangga. Ia melihat masalah ini sangat krusial, terlebih kondisi pandemi ini belum tampak hilalnya akan selesai sampai kapan.
ADVERTISEMENT
“Jangan sampai tetangga kita ada yang meninggal karena kelaparan. Makanya saya langsung ajak Pak RW dan 2 warga lain untuk rembukan cepat,” ujar Paksi kepada kumparan.
Malam itu (23/20), Paksi mengajak Pak RW, seorang warga, dan seorang pemuda untuk rembukan, menentukan langkah apa yang mesti diambil supaya bisa membantu para tetangganya. Hasilnya, Gerakan Guyub Rukun Kampung Peduli dilaksanakan secara swadaya untuk meringankan kondisi ekonomi para warga yang terdampak COVID-19.
Gerakan ini mengumpulkan donasi dari warga yang ada di zona hijau (tergolong mampu dan masih memiliki pekerjaan) untuk dibelikan paket sembako bagi mereka yang berada di zona merah (membutuhkan bantuan dan kehilangan pekerjaan).
Sebelum menggalang donasi, Paksi dan tim melakukan pendataan kepada para warga untuk menentukan mereka yang berada di zona merah dan hijau. Setelah data terkumpul, panitia gerakan ini meminta bantuan langsung kepada warga yang mampu secara finansial untuk dibelikan paket sembako.
ADVERTISEMENT
“Pendataan selesai dalam 2 hari. Kita kan sangat kenal dengan warga sekitar, jadi pendataan pun enggak usah pake KTP atau KK,” Paksi menjelaskan.
Data disusun berdasarkan domisili asli warga, tidak menurut KK ataupun KTP yang terdaftar. Sebab, data menurut KK atapun KTP dinilai berpotensi menimbulkan penyebaran paket sembako yang tidak merata dan tumpang tindih.
Satu paket sembako terdiri dari beras 5 kg, 1 liter minyak goreng, dan 1 kg telur. Paket sembako itu dinilai sudah bisa memenuhi kebutuhan makanan dan gizi yang cukup untuk para warga yang terdampak pandemi.
Pembagian sembako pun akan dilakukan dalam beberapa tahap. Ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan warga RW 10 Keparakan Lor secara berkala dan merata kepada mereka yang kesusahan.
ADVERTISEMENT
Mulai dari fakir miskin, tuna wisma, hingga orang gila yang ada di RW 10 Keparakan Lor berhak mendapatkan paket sembako ini. Sistem pembagiannya pun menggunakan asas tepa selira. Artinya, paket sembako dibagikan dengan mendahulukan para tetangga yang lebih membutuhkan.
"Sebelum paket sembako dibagikan, kita akan dikonfirmasi dulu ke para tetangga. Lebih susah mana jika dibandingkan dengan tetangga yang lain? Asasnya tepa selira."
Pada tahap pertama, berhasil disebarkan sebanyak 67 paket sembako kepada warga yang membutuhkan di RW 10 Keparakan Lor. Ternyata, aksi baik Paksi dalam gerakan ini mendapat respon positif dari para warga yang berada di zona hijau. Donasi yang terkumpul cukup banyak, bahkan memungkinkan untuk dilakukan sampai tahap ketiga selama bulan Ramadan berjalan.
ADVERTISEMENT
"Donasi diprioritaskan dari warga sekitar. Berapa pun donasinya akan diterima," Paksi menerangkan.
Gerakan ini pun tak menutup kemungkinan untuk digabungkan dengan program pembagian sembako yang diadakan oleh pemerintah. Paksi mengatakan, kuantitas ataupun kualitas paket sembako dapat ditingkatkan sesuai dengan kemampuan swadaya para warga dan program yang beredar.
Semoga, Gerakan Guyub Rukun Kampung Peduli yang diusung Paksi dan warga RW 10 Keparakan Lor bisa menginspirasi kita semua untuk saling membantu sesama selama pandemi.
(sif)