Konten dari Pengguna

Ikut Organisasi Kampus Penting Enggak Buat Gen Z? Ini Kata teman kumparan Z

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
21 November 2024 16:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bergabung organisasi kampus. Foto: shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bergabung organisasi kampus. Foto: shutterstock
ADVERTISEMENT
Kehidupan kampus tak sebatas duduk di bangku kelas dan mendengarkan materi dari dosen. Mahasiswa memiliki pilihan untuk mengeksplorasi minat dan bakatnya di luar kelas dengan bergabung organisasi.
ADVERTISEMENT
Pilihan organisasi kampus sangat beragam. Mulai dari organisasi di bidang seni, penalaran, kesehatan, literasi, hingga olahraga. Selain itu, ada juga organisasi di bidang lembaga kemahasiswaan, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa (HIMA), dan sejenisnya.
Bergabung dalam organisasi memang tidak memengaruhi nilai akademis secara langsung, tapi benefitnya cukup banyak untuk mahasiswa. Mengutip Best College, organisasi kampus bermanfaat untuk memperluas relasi dan meningkatkan peluang kerja di masa depan.
Namun, gimana para gen Z memandang keberadaan organisasi kampus? Apakah mereka masih menganggapnya relevan dan penting? Yuk, cari tahu pandangan mereka lewat cerita para teman kumparan Z di bawah ini.

Pendapat teman kumparan Z tentang Organisasi Kampus

teman kumparan Z Dwi berfoto bersama teman-temannya di organisasi AIESEC. Foto: dok. pribadi/Dwi
Bagi gen Z, ternyata bergabung organisasi kampus masih menjadi aktivitas yang relevan dan menyenangkan. Lewat organisasi, mahasiswa bisa belajar keterampilan baru yang menarik minat mereka selama ini.
ADVERTISEMENT
Itulah yang dirasakan Dwi, salah satu teman kumparan Z. Dia menempuh pendidikan di bidang medis, tapi sebenarnya menaruh minat yang besar terhadap jurnalisme.
Akhirnya, ia memilih bergabung dalam organisasi pers di kampusnya untuk memperdalam ilmu jurnalisme. Bahkan, Dwi sukses membangun media dengan skala kecil di kampusnya.
Passion aku di jurnalisme, tapi telanjur masuk ke jurusan medis. Jadinya coba dapetin ilmunya lewat organisasi aja, karena bisa tetap belajar dan juga bikin media sendiri walau masih skala kampus,” cerita Dwi.
Selain bergabung dalam organisasi pers, Dwi juga aktif di AIESEC, sebuah organisasi pemuda internasional terbesar di dunia yang tersebar di lebih dari 110 negara. Ini dilakukan Dwi karena ingin belajar leadership (kepemimpinan) dan mengenal budaya di luar negeri.
teman kumparan Z, Ferra Gustiyani. Foto: dok. pribadi/Ferra Gustiyani.
Dwi bukan satu-satunya sobat gen Z yang memilih gabung organisasi untuk belajar leadership. teman kumparan Z lainnya, Ferra Gustiyani menceritakan bahwa ia turut aktif di organisasi kampus untuk melatih kepemimpinan, sekaligus mempersiapkan diri sebelum terjun ke dunia kerja.
ADVERTISEMENT
Bagi Ferra, leadership adalah bekal penting yang dibutuhkan untuk bertahan di dunia kerja. Namun, tujuannya bergabung organisasi bukan hanya itu, ia juga ingin menambahkan pengalaman sekaligus relasi.
Selain itu, Ferra yakin bahwa untuk mendapatkan pekerjaan, nilai akademis dan reputasi kampus saja tidak cukup. Dibutuhkan pengalaman serta sertifikat organisasi sebagai bukti.
“Untuk mendapatkan pekerjaan juga bukan hanya dilihat dari nilai dan kampus saja, tetapi pengalaman juga sertifikat yang kita punya,” tutur Ferra.
Nikmati serunya sharing hal-hal seru dengan ribuan teman baru di komunitas teman kumparan kum.pr/temankumparan