KELAS: Bagaimana Tips Lancar Berkomunikasi dengan Suami?

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
30 Juli 2021 16:43 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
KELAS Teman kumparanMOM bersama Desy Ilsanty membahas Tips Lancar Berkomunikasi dengan Suami. Foto: dok. kumparan
zoom-in-whitePerbesar
KELAS Teman kumparanMOM bersama Desy Ilsanty membahas Tips Lancar Berkomunikasi dengan Suami. Foto: dok. kumparan
ADVERTISEMENT
Kondisi pandemi yang berkepanjangan memaksa seluruh anggota keluarga melakukan aktivitasnya di rumah. Ya, Moms, termasuk suami yang harus mengurangi aktivitas di luar dan tetap bekerja dari rumah (work from home).
ADVERTISEMENT
Namun, situasi ini tidak menjamin komunikasi dengan suami bisa lancar-lancar saja, Moms. Justru bisa sebaliknya. Untuk itu, diperlukan keterampilan berkomunikasi yang baik dengan pasangan terutama di masa pandemi seperti sekarang.
Teman kumparanMOM di KELAS Teman kumparan Hangout telah mengundang Dessy Ilsanty, M.Psi, Psikolog Klinis Dewasa untuk berdiskusi soal Tips Lancar Berkomunikasi dengan Suami. Wanaita kelahiran Jakarta ini menyelesaikan pendidikan S1, S2, dan program profesi psikolog di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Di awal KELAS, Dessy menanyakan kepada teman kumparanMOM alasan mengapa harus lancar berkomunikasi dengan suami. Salah satu nya adalah untuk menjaga keharmonisan rumah tangga yang sedang dibina. "Membangun rumah tangga adalah kerja keras. Dan harus mau bekerja keras untuk mempertahankannya," ujar Dessy Ilsanty di grup teman kumparanMOM.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa saja tips yang Dessy berikan agar komunikasi suami-istri bisa berjalan lancar? Simak tipsnya di bawah ini.
1. Jangan selalu fokus pada diri sendiri. Jangan mengedepankan ego. Dengarkan dan pahami apa yang berusaha disampaikan pasangan. Dengan begitu, kita bisa lebih memahami. Ketika sudah memahami pasangan, kemudia coba bicara dengan Bahasa yang dipahami olehnya, bukan hanya dipahami oleh kita sendiri.
2. Pahami dulu perasaan dalam diri sendiri. Supaya dapat dengan jelas apa yang mesti/ingin disampaikan kepada pasangan.
3. “Saya merasa senang, kalau kamu melakukan hal tersebut” – Dimulai dari kata ‘saya’. Menjelaskan apa yang terjadi pada diri sendiri, lalu jabarkan perilaku dari pasangan yang menyebabkan munculnya perasaan tersebut. Jadi jangan menuding, menghakimi, memojokkan. Jika begitu, orang akan cenderung mempertahankan diri dan akan menyerang balik.
ADVERTISEMENT
4. Antara suami dan istri tidak harus ada yang menang atau kalah. Pernikahan bukan perlombaan/pertandingan untuk menunjukkan siapa yang lebih hebat. Istilah ‘mengalah untuk menang’ dalam hal disini adalah: mengalahkan ego sendiri demi keberhasilan bersama (pernikahan).
5. Umumnya orang lebih suka atau bisa lebih tenang jika komunikasi dengan suara yang lebih rendah, tidak cepat dan tidak meledak-ledak.
6. Waktu bicara juga harus dipilih-pilih. Jika ingin bicara hal yang serius, jangan ketika sedang fokus pada hal lain. Supaya keduanya bisa fokus betul pada yang yang dibicarakan.
7. Gerak tubuh perannya sangat besar ya, jadi jangan diremehkan. Mata harus melihat ke lawan bicara, sebagai upaya menunjukkan bahwa kita benar mendengarkan dan menghargainya. Menunjukkan minat kita terhadap aktivitas komunikasi tersebut. Juga perhatikan gerak tubuh pasangan. Baca makna dari gerak tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Nah, selanjutnya diskusi di grup teman kumparanMOM berjalan sangat seru dan interaktif, lho. Seperti apa keseruannya? Simak rangkumannya di bawah ini!
Tanya: Bagaimana ya mbak cara menanggapi curhatan pasangan mengenai kendala pekerjaannya, saya terkadang bingung karena di luar pemahaman saya dan akhirnya hanya mendengarkan saja. Saya khawatir nanti seperti tidak peduli.
Jawab: Sudah tepat itu yang Mba kAna lakukan. DENGARKAN. Kadang orang itu sekedar ingin bercerita. Sekadar butuh orang untuk mendengarkan. Tidak butuh untuk ditanggapi. Apalagi kalau dia tidak bertanya soal pendapat.
Yang bisa dilakukan adalah, Mbak Ana melakukan validasi. Apa itu? mengenali dan memahami apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan suami.
Misalnya, beliau bilang 'bingung nihh' lalu, kita sekedar bilang, "iya ya, membingungkan ya emang." Ini untuk menunjukkan bahwa kita MENDENGARKAN dan berusaha untuk memahami.
ADVERTISEMENT
Yang penting adalah memahami inti cerita dari yang sedang berusaha disampaikan oleh suami. Bukan berarti kita jadi harus memahami tugas pekerjaan suami. Kalau mau ditambahkan, "Apa ada yang bisa Mama bantu, Pa?" Nah lihat saja jawabannya apa.
Atau "Papa butuh apa? Mungkin Mama bisa coba bantu."
Diam mendengarkan sebenarnya tidak apa. Tapi baiknya ada respon, sebagai wujud bahwa kita benar menyimak. Bukan dengerin sambil mikirin pesanan belanja kapan nyampe nya yaaa Moms. Suami atau laki-laki juga butuh curhat lho. Makanya istri harus bisa menjadi tempat curhat yang baik bagi suami.
Tanya: Saya Riska dan tahun ini adalah tahun ke 9 pernikahan kami serta merupakan tahun ke 17 kebersamaan saya dan suami (kami berpacaran sejak SMA selama 8 tahun kemudian menikah.
ADVERTISEMENT
Semenjak pacaran hingga menikah kami selalu terbuka dan menurut saya komunikasi kami baik baik saja. Tetapi menurut suami saya komunikasi kami masih belum dibilang baik karena menurutnya saya kurang bisa diajak berkompromi dan terkadang susah diajak buat tukar pikiran.
Tapi yang bikin saya bingung adalah setiap kali saya mau berkomunikasi serius dengan suami ada saja kelakuan suami yang bikin saya ketawa sehingga jadi melenceng kemana mana topik pembicaraan (oh iya, suami saya memang sangat humoris orangnya).
Lalu bagaimana saya bisa 'memuaskan' suami dalam berkomunikasi jika setiap mau melalukan pembicaraan serius ada saja tingkah laku atau perkataan suami saya yang membuat saya jadi ketawa dan ga bisa serius?
Jawab: "Susah diajak buat tukar pikiran." "Kurang bisa diajak kompromi."
ADVERTISEMENT
Nah, ini berarti tugas Mbak Riska adalah coba lebih MENDENGARKAN suami. Dalam arti, gali terus, sebenarnya apa sih yang dibutuhkan suami? Apa sih yang dimau? Apa sih yang diminta?
Pernikahan itu adalah menyatunya dua orang yang BERBEDA. Berbeda itu tidak jelek lho. Berbeda itu tidak harus ada yang lebih baik dan lebih buruk. Ya sekedar BEDA aja. Jadi dengan memahami itu, kita akan lebih bisa menerima sosok orang lain yang berbeda dari kita. And it's okay.
Kalau kita bersikekeuh dengan 'cara pandang kita adalah yang paling benar', sering kali ini yang menghambat kita untuk bisa berkompromi.
Jadi kalau ada pendapat suami yang berbeda dengan kita, selama tidak ada yang dirugikan, ya gapapa diterima aja. Latihan untuk bisa lebih fleksibel.
ADVERTISEMENT
Terkait suami yang bawaanna becanda melulu. Nah kalau memang ada hal serius, di awal percakapan, perlu disampaikan, bahwa kita perlu bicara yang serius, jangan becanda dulu ya. Coba benar-benar tunjukkan keseriusan kita.
Sekedar info juga, humor itu bagus buat mental yaa memang. Tertawa itu bagus. Tapi, sebagian orang memanfa'at humor untuk menghindari atau menutupi perasaan yang sesungguhnya. Yang cenderung membuat tidak nyaman, makanya mending diganti saja sama yang lucu.
Emosi manusia itu tidak melulu positif atau enak melulu yaa. kita harus mampu juga mengatasi emosi negatif.
Tanya: Bagaimana cara mengontrol emosi saat berdebat dengan suami? Apalagi saat ngobrol untuk memecahkan masalah sering banget masalahnya makin besar karna dikomunikasikan.
Jawab: Kenapa sih bisa muncul emosi negatif? Marah misalnya, ya.
ADVERTISEMENT
Umumnya sih karena adanya PEMIKIRAN NEGATIF yang terjadi dalam benak kita. Misalnya begini, suami menanyakan sesuatu. Lalu si istri berpikir, kok papa nanya itu? Memangnya tidak percaya sama saya? Naahh, suami tidak ungkit2 soal percaya lho padahal. cuma bertanya. Tapi istri asik-asik mengembangkan pikirannya sendiri ke arah yang negatif.
Jadii.. jangan cepat mengambil keputusan sendiri, lalu menuduh/menuding suami mengucapkan sesuatu yang buruk. Coba telaah lagi, kalimat yang diucapkan.
Lalu, latih kontrol emosi diri dengan cara seperti ini:
Sebelum menjawab/berespon, ambil nafas dalam dan perlahan. Tiga kali cukup. Ini akan memberi waktu otak untuk berpikir, apakah yang akan saya ucapkan itu, akan membantu komunikasi kita? atau malah merugikan.
Telaah lagi. Apa sebenarnya yang mengganggu pikiran saya? Apa inti permasalahannya? Seringkali ketika sendang berargumen mencari solusi, dengan suami kita membawanya terlalu personal.
ADVERTISEMENT
Ingatlah bahwa, THIS IS NOT ABOUT YOU. But, this is about US. jadi harus yang dikedepankan adalah kepentingan bersama.
Tanya: Selamat sore Mbak Dessy, izin bertanya. Bagaimana cara menyelaraskan pemikiran dgn pasangan jika terdapat kesalahpahaman? Apa lagi pihak laki-laki mengatakan jika semua keputusan selalu ada di tangan laki-laki. Suka tidak suka harus dituruti. Bagaimana ya baiknya? Dan bagaimana menjelaskannya jika dalam hati kecil kita juga masih merasa tidak setuju dengan jawabannya. Terima kasih ❤️🙏
Jawab: Sulit yaaa ini. Hehe.
Tapi begini, Mbak. Seberapa mba PERCAYA pada suami? Karena, TRUST itu fondasi yang harus kuat dalam pernikahan, lho. Biasanya, kita tidak setuju, karena kita tidak percaya bahwa keputusannya suami adalah baik adanya. Begitu ya?
ADVERTISEMENT
"Menurut" sebagai wujud menyerahkan tanggung jawab kepada suami, sebagai kepala rumah tangga. Dalam rumah tangga, tidak bisa ada 2 pemimpin ya. Harus 1 aja. Kebayang kan, kalau mobil yang setir nya 2 orang. Bisa terbelah itu nanti rodanya.
Bukan berarti kita tidak bisa memberikan masukan lho ya. Bisa banget. Nah ini memang peran pentingnya komunikasi.
Tetapi, ketika suami sebagai kepala rumah tangga sudah mengambil keputusan, yang artinya adalah wujud tanggung jawabnya beliau dalam membina rumah tangganya, ya harus beri kesempatan kepada beliau.
Lalu kalau ternyata, keputusan yang diambil salah?
Keputusan itu tidak selalu begini: pilihan suami ATAU pilihan ISTRI, pilih salah SATU aja. Bukan melulu begitu. Tapi bisa ada yang namanya KOMPROMI, meleburkan kedua pilihan.
ADVERTISEMENT
And it's okay to disagree. Silakan saja sampaikan bahwa sebenarnya Mom tidak setuju dengan pilihan suami, tapi bukan berarti harus BERANTEM dengan suami toh.
Tanya: Mbak Dessy saya mau tanya mbak. Suami saya selama ini selalu meminta untuk berkomunikasi dengan dia harus selalu menyampaikan dengan kata-kata yang tidak bertele-tele dan tidak boleh salah. Sedangkan suami saya kadang suka berkomunikasi dengan hal yang sama yang dia suka peringatkan agar tidak seperti itu.
Saya bukan bermaksud untuk berkomunikasi dengan cara yang tidak disukai suami saya, tetapi memang murni adanya dan menurut saya itu sebaiknya bukan dijadikan hal yang perlu dibesar-besarkan. Bagaimana ya mbak Dessy tips agar hal seperti ini tidak terjadi lagi antara saya dengan suami agar suami juga bisa memahami kondisi saya dan nantinya komunikasi saya dengan suami bisa lancar? Terima kasih mbak dessy.
ADVERTISEMENT
Jawab: Nah, ada kalimat "menurut saya itu sebaiknya," apakah yang menurut Mbak Mery baik, juga baik menurut suami? Bisa jadi berbeda, ya.
Suami menyampaikan apa yang dia inginkan. Nah, apakah Mbak bisa/mau memenuhinya atau tidak.
Lumrah sih memang, kita pasti ingin selalu dipahami kondisi kita. Setiap orang pasti kok merasa begitu. Yang artinya, suami pun ingin hal yang sama, ya.
Mungkin antara mba dan suami, bisa coba lebih diskusikan lagi, soal CARA PENYAMPAIAN. Minta saja contoh konkritnya seperti apa, Minta dicontohkan supaya paham betul.
Kalau sudah dilakukan, tapi dirasakan masih belum tepat oleh suami, tanyakan lagi, apa yang harus diperbaiki dan bagaimana. Seringkali yang seperti ini, karena masih kesulitan "mendengarkan" lawan bicara.
ADVERTISEMENT
Tanya: Izin bertanya Mba Desi.
Saya percaya setiap individu punya gaya komunikasi yang berbeda-beda, termasuk juga antara saya dan suami.
Alhamdulillah perbedaan itu bisa membuat kita bertahan sampai titik 7 tahun pernikahan.
Tetapi sejujurnya saya yang banyak mengalah dlm menghadapi cara suami dalam menyelesaikan suatu masalah. Tips dong Mbak biar saya nggak baperan terus kalo suami lagi dalam kondisi yang nggak asik dibawa komunikasi?
Jawab: Memang idealnya suami kita adalah tempat curhat andalan kita selalu ya. Tapiiii, bukan berarti kita jadi nggak boleh punya teman curhat lain lho.
Tidak melulu suami kita harus standby 24 jam untuk tempat curhat atau selalu enak ketika kita bicara. Suami juga kan pasti punya persoalan dalam kesehariannya, ya.
ADVERTISEMENT
Nah, kalau kita bisa mengesampingkan EGO, memahami bahwa THIS IS NOT ALWAYS ABOUT ME, kita akan lebih ada keinginan untuk memahami apa yang sedang terjadi dalam benak suami.
Kalau suami lagi nggak asik diajak ngobrol, bukan berarti dia lagi nggak peduli sama istrinya kan? bukan berarti dia lagi nggak sayang sama istrinya kan? Sangat mungkin karena lagi penat memikirkan permasalahan lagi.
Seperti yang saya jabarkan di materi slide. TIMING dalam berkomunikasi juga penting.
Kadang kita juga butuh untuk curhat, yang bukan ke suami. Bisa ke ibu kita atau ibu mertua misalnya. Eits, tapi bukan berarti membuka aib suami dan keluarga lho yaa. Tapi paling tidak, orang terdekat adalah yang paling aman untuk kita curhat. Tidak boleh sembarang orang.
ADVERTISEMENT
====================
KELAS merupakan diskusi dan tanya-jawab online yang diadakan di grup teman kumparan. Di KELAS, kamu bisa berdiskusi dengan para pakar di bidangnya secara gratis. Yuk, gabung ke grup teman kumparanMOM di Telegram melalui kum.pr/temankumparanMom. Jangan lewatkan keseruannya, ya!
(sif)