news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

KELAS Menulis #2: Elemen Penulisan Kreatif 1

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
6 September 2021 14:26 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kelas Menulis: Elemen Penulisan Kreatif 1 Bersama Windy Ariestanty. Foto: dok. kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kelas Menulis: Elemen Penulisan Kreatif 1 Bersama Windy Ariestanty. Foto: dok. kumparan
ADVERTISEMENT
Mengapa kita disarankan sekali untuk tetap belajar menulis, apalagi di era digital seperti saat ini? Menurut Windy Ariestanty, penulis dan penggagas Patjar Merah, hampir semua materi komunikasi tetap memerlukan kemampuan mengomunikasikannya. Kemampuan komunikasi ini ujung dari segala pangkalnya adalah menulis. Karena dengan menulis, kita sedang mempertajam kemampuan berpikir dan mengomunikasikannya.
ADVERTISEMENT
Bulan Juli lalu, Windy Ariestanty di KELAS Menulis Teman kumparan sudah membahas tentang dasar dari penulisan kreatif. Kali ini, Windy akan membahas lebih lanjut mengenai elemen-elemen apa saja yang ada di dalam penulisan kreatif.
Ya, penulisan kreatif (creative writing) merupakan salah satu genre dari penulisan. Mengapa penulisan kreatif? Sebab dengan menulis kreatif, teman-teman akan belajar menyampaikan konten dengan lebih memikat melalui medium apapun. Buktinya sekarang, hampir semua orang bicara konten supaya tetap bisa terhubung dengan audiensnya. Bayangkan kalau konten yang akan disampaikan itu kurang kreatif atau terlalu kaku, bisa jadi akan berjarak dengan audiensnya.
ADVERTISEMENT
Windy juga menjelaskan, bahwa dalam penulisan kreatif tentu memiliki elemen-elemen dasar yang mendukung. Ada enam elemen dasar creative writing, yaitu: tema/premis, karakter, konflik, setting/latar, plot dan struktur, yang terakhir ada rekonsiliasi atau resolusi. Jika enam elemen ini dipelajari dengan benar, maka akan memperkuat penyampaian ide atau gagasan.
KELAS yang diadakan di Zoom, Jumat (20/08), Windy berfokus menjelaskan tiga dari enam elemen dasar penulisan kreatif yaitu: tema dan premis, karakter, dan konflik.
Kita berangkat dari elemen pertama, yaitu tema dan premis. Elemen ini sederhananya menanyakan tulisanmu tentang apa? Tema dan premis adalah hal penting karena segala sesuatu bermula di sini. Tanpa punya tema dan premis, teman-teman akan kebingungan mau membuat apa.
ADVERTISEMENT
Sebab, gagasan yang fokus dan jelas akan membuat kita bertemu dengan audiens yang tepat. Untuk menangkap ide, teman-teman harus segera merumuskannya dalam sebuah tema dan premis yang akurat.

Cara merumuskan tema dalam penulisan kreatif ada tiga, yaitu:

Lalu apa itu premis? Premis cerita adalah ide dasar yang mengungkapkan plot dalam istilah sederhana. Premis yang baik akan mengomunikasikan esensi cerita dalam pernyataan satu kalimat atau dua kalimat. Premis yang kuat idealnya mencakup tiga elemen ini dalam satu kalimat, yaitu:
ADVERTISEMENT
Windy menekankan, premis ini perlu. Karena dengan begitu, teman-teman jadi punya tujuan. Ada empat langkah merumuskan premis. Apa saja?
Setelah membahas tema dan premis, selanjutnya elemen kedua adalah karakter. Ya, sederhananya, karakter memuat tentang siapa mereka? Mereka adalah tokoh-tokoh yang menggerakkan cerita. Karakter ini perlukan karena,karakter inilah yang membuat cerita atau tulisan bekerja.
Karakter adalah makhluk hidup yang berkehendak, punya masa lalu, masa depan. Mereka sama seperti kita. Jadi, jangan membuat karakter kalian itu seperti sesuatu yang datang dari dunia antar berantah.

Cara merumuskan karakter dalam penulisan kreatif:

ADVERTISEMENT
Pada karakter juga terdapat enam langkah menciptakan karakter yang kuat dan memikat. Apa saya ya?
Selanjutnya, kita memasuki elemen ketiga pada penulisan kreatif yaitu konflik. Konflik menekankan pada mengapa masalah itu terjadi? Atau mengapa hal itu penting? Ini adalah persoalan mengapa. Tanpa konflik, cerita tak memiliki tujuan. Konflik terjadi karena karakter berkehendak, karakter punya kemauan dan ingin mencapai sesuatu. Konflik terjadi ketika karakter utama berjuang dengan konflik eksternal atau konflik internal.
Nah, fungsi dari konflik itu sendiri yaitu untuk mendorong cerita. Ia menciptakan desakan/tekanan dan membangun ketegangan. Ini akan membuat cerita menjadi menarik. Jadi, tiada cerita tanpa konflik.
ADVERTISEMENT
Terakhir, Windy juga menjelaskan sembilan langkah menciptakan konflik, yaitu:
Kira-kira seperti itu penjelasan tiga dari enam elemen dasar yang ada di penulisan kreatif. Untuk pembahasan tiga elemen lainnya akan di bahas di KELAS selanjutnya, ya.
Di akhir sesi, ada beberapa teman kumparan yang sudah memberikan pertanyaan kepada Mbak Windy Ariestanty tentang Elemen-Elemen Penulisan Kreatif, lho. Seperti apa diskusinya? Simak rangkumannya di bawah ini!
Adivi: Saya mau tanya, bagaimana untuk mewawancarai karakter? Soalnya setelah saya baca buku creative writing, saya masih bingung untuk 'mewawancarai' karakter yang saya buat sendiri, karena jawabannya pun berasal dari insting saya sendiri. Apakah benar seperti itu? Atau yang dimaksud mewawancarai adalah mencari atau membuat tentang masa lalu karakter, dsb?
ADVERTISEMENT
Jawab: Ini kita seolah-olah melakukan wawancara fiktif dengan karakter-karakter kita. Benar, kadang-kadang suara / kehendak penulis masuk ke hasil wawancara tersebut. Tapi, kita mungkin bisa berangkat dari:
1. Ketika karakter tersebut fiktif. Misalkan karakter A ini adalah seorang gadis kecil yang tinggal di sirkus keliling dan bercita-cita ingin keliling dunia, tapi tidak sebagai pemain sirkus. Tentu saja semesta si gadis kecil yang tinggal di sirkus keliling berbeda dengan semestamu sebagai penulis. Apa yang dialami oleh si gadis kecil ini bukan pengalaman si penulis.
Jadi, yang harus dilakukan adalah penulis mengubah cara pikirnya seperti si gadis kecil itu. Berarti penulis harus melakukan riset terhadap sirkus keliling. Hasil riset itu yang akan membentuk semesta si gadis kecil ini, dan ingat gadis kecil ini bukan kamu sebagai penulis. Karena itu, penulis dituntut untuk lepas dari dirinya dan masuk ke dalam dunia yang dipilih untuk karakter si penulis. Tentu saja keluarnya jawaban-jawaban dari ‘mewawancarai karakter’ ini adalah bukan jawaban si penulis, yang penulis bayangkan tokohnya seperti apa, karena si penulis sudah punya tema dan premis.
ADVERTISEMENT
Coba tempatkan dia di depan kamu, yang kamu tanya adalah semesta-semesta dia (karakternya), apa saja yang karakter itu hadapi di masa lalunya, apa yang dia bayangkan di masa depan. Memang berlatih membuat pertanyaan, itu jauh lebih sulit daripada membuat jawaban. Karena kita harus menetapkan pertanyaan-pertanyaan yang tepat untuk bisa menggali tokoh yang sedang kita bangun ini. Intinya, gali lebih dalam dengan melakukan riset terhadap karakter tersebut.
Tina: Kak Windy, kalau film pendek tadi dijadikan tulisan supaya tetap memikat, apakah harus detail ya penulisannya?
Jawab: Iya tentu, salah satu elemen dasar dalam penulisan kreatif itu kan detail. Tinggal bagaimana kita jeli memilih detail yang mendukung cerita dan menepikan detail-detail yang tidak mendukung cerita. Pertemuan selanjutnya kita akan belajar bagaimana menggali detail yang bermakna, dan mengenyampingkan detail yang tidak berfungsi pada cerita ya.
ADVERTISEMENT
Junaidi: Dari enam elemen penulisan kreatif, apakah itu bersifat saklek bahwa kita harus menemukan tema dan premis dahulu, baru merangkak menyusuri tahapan berikutnya. Atau bisakah kita memilih pendekatan dari sisi mana saja terlebih dulu, entah itu kita sudah punya konfliknya dulu, atau yang lainnya?
Jawab: Dalam proses menulis itu sebenarnya nggak ada yang linear, kamu bisa memulainya dari manapun. Tetapi, kalau kita mempelajari enam elemen itu dengan sungguh-sungguh, kita akan melihat keterkaitan satu sama lain, itu berujung dan berinduk akhirnya pada premis/tema itu tadi.
Misalnya, kamu mau membuat cerita yang karakternya sesuai yang kamu mau, pada ujungnya yang akan kamu jual bukan tentang karakternya, tapi apa yang dihadapi oleh si karakter. Ini yang kemudian harus kamu rumuskan ke dalam tema/premis. Jadi balik lagi ke tema/premis itu tadi.
ADVERTISEMENT
Karena tema dan premis itu yang kemudian akan merangkumkan apa yang mau kita bilang, dan kemudian membuat kita punya arah tujuan. Jadi, nggak ada yang linear tapi pada akhirnya kamu harus mampu merumuskannya.
(tan)
==============
Di Facebook Group teman kumparan, kamu bisa mendapatkan konten informatif seputar dunia menulis. Selain itu, kamu juga bisa berkenalan dengan teman kumparan yang suka menulis lainnya dan update berita terkini soal kumparan, lho! Langsung join ke grupnya di bit.ly/FBtemankumparan sekarang!