KELAS Teman kumparan: Bikin Tulisan Enak Dibaca, Gimana Caranya?

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
1 September 2020 12:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Menulis Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Menulis Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Mengapa kita kerap kesulitan saat menulis? Bagi orang-orang yang belum biasa menulis, merangkai satu paragraf saja rasanya harus memutar otak. Sudah berulang kali mengubah susunan kalimat pun, rasanya masih ada yang kurang.
ADVERTISEMENT
Padahal, menurut Anggi Kusumadewi, Chief of Liputan Khusus kumparan, menulis itu layaknya berdialog dengan pembaca. Jika mengobrol dengan teman bisa asyik, maka menulis pun bisa dibuat asyik, kok!
Wanita yang kerap disapa Anggi ini membagikan 'resep' dan pengalaman menulisnya kepada teman kumparan di Grup Telegram (31/08). Telah berkiprah di dunia kepenulisan selama lebih dari 13 tahun, membuat Anggi menguasai formula yang bisa diterapkan supaya tulisan mudah dipahami oleh pembaca.
"Butuh latihan memang, but slow but sure pasti bisa. Sekarang apalagi banyak banget yang pinter nulis dengan bahasa komunikatif," ujar Anggi kepada teman kumparan.
Bagi Anggi, supaya bisa menarik pembaca, paragraf pembuka adalah kuncinya. "Buatku personally, itu seperti penentu segala-galanya. Kalau pembuka nggak jalan, cerita nggak bakal jalan. Kalau paragraf awal dapat, alur cerita bakal lancar sampai tamat."
ADVERTISEMENT
Untuk membuka cerita atau tulisan, menurutnya perlu ditimbangkan hal-hal yang sekiranya paling menarik. Apa yang bisa menjadi magnet dalam tulisan? Di sinilah pentingnya riset dalam menulis. Riset berarti tak melulu membaca buku atau internet, tapi juga bisa observasi atau mengamati dari kejadian sehari-hari.
Teman kumparan di KELAS juga sudah mendiskusikan bagaimana membuat tulisan yang enak dibaca bersama Anggi. Seperti apa keseruan diskusinya? Simak rangkumannya di bawah ini!
KELAS menulis bersama Anggi Kusumadewi, Chief of Liputan Khusus kumparan. Foto: dok kumparan
Tanya: Mau tanya, untuk nulis job review/sponsored post supaya enak dibaca (dan nggak hard selling bgt gitu) mungkin ada tips yang mantul, kah?
Jawab: Sponsored article memang tricky, ya. Aku sendiri sering jadi konsultan temenku soal perkara begini-beginian hehe.
Sebelum kujawab, aku mau kasih contoh dulu, ya. Di bawah ini salah satu sponsored article yang baru-baru ini kubuat bareng teman.
ADVERTISEMENT
Sebisa mungkin, artikel dibuka dengan "enggak jualan", tapi kisah yang cukup kuat/memikat. Kalau dari awal kita udah ngomongin produk/jasa, orang cenderung malas lanjut baca sampai bawah, sih.
Yang perlu ditekankan ini: perspektif user/pembaca/kegunaan buat mereka. baru kita masuk ke si sponsor. Karena: meski semisal itu artikel sponsor, tapi kalau menarik ceritanya, orang mau aja kok baca sampai beres. Jadi tetap penekanannya sama narasi yang asyik.
Tanya: Tulisan yang menarik itu yang bagaimana? Biar pembaca tidak berhenti di paragraf pertama saja, apakah dari gaya bahasa, tema yang ditulis atau yang lainnya?
Jawab: Kriteria tulisan menarik memang sepertinya nggak gampang disimpulkan ya. Tapi aku mulai jawab dari ini aja: Konten yang diminati pembaca:
ADVERTISEMENT
Kalau soal gaya bahasa, itu relatif banget, gak bisa jadi patokan. Tapi tulisan yang disukai biasanya dituturkan dengan "jernih". Alias jelas, logis, runtut lebih baik. Sehingga pembaca bisa ngeh maksud si penulis dari awal sampai akhir.
Nah, itu masuk ke formula "lugas dan efektif". Kalau tulisannya berbelit-belit (atau bergaya skripsi), kemungkinan akan lebih sulit mencuri hati pembaca. Karena orang membaca juga ingin terhibur. Kalau kepentok susah duluan di awal, biasanya males hehehe.
Omong-omong, itu jadi membuatku perlu menekankan: menyederhanakan pembahasan pada sebuah cerita memang penting dan salah satu kunci kesuksesan tulisan. Penulis yang bisa membawakan hal-hal pelik dengan bahasa sederhana yang bisa dimengerti awam biasanya adalah penulis yang berhasil.
ADVERTISEMENT
Bukan berarti kita gak boleh bahas yang berat-berat, ya. Tapi misinya lebih ke: membuat pembaca mengerti sekalipun dia orang awam.
Aku kasih contoh simpel aja ya. ini salah satu tulisanku yang sebenarnya nyinggung soal sains, tapi masuknya dari hal yang umum.
Tanya: Ada nggak sih resep alur di sebuah karya tulis? Untuk sebuah konten opini & solutif, misalnya apakah pembuka dulu, isinya atau deskripsi keterkaitannya.
Jawab: Pertanyaannya tentang alur, yaa. Hmm, alur memang bisa macam-macam. Tapi sebetulnya orang lebih suka yang runtut, dari awal ke akhir kronologis. Apakah itu cerita fiksi atau nonfiksi, tapi kontinuitas/kesinambungan antarparagraf memang penting.
Pembuka itu pasti ada, ya. Gak mungkin tulisan gak ada pembukanya. Tapi cara membukanya bagaimana, itu bisa macam-macam. Sebisa mungkin cari sesuatu yang bisa jadi magnet (menarik). Dari situ, orang akan tertarik dan terbawa untuk mau mengikuti cerita ke bahasan inti (esensi), side story, sampai closing.
ADVERTISEMENT
Aku kasih contoh tulisanku lagi ya. Jadi, di situ bisa dilihat contoh pembuka. Aku mau ngomongin putin, tapi membuka dari romanov karena melihat ada keterkaitan sejarah yang (kebetulan) kuat. Semacam history repeat itself.
Tanya: Untuk buat tulisan semacam ini biasanya Mbak Anggi ngabisin waktu buat riset berapa lama kah?
Jawab: Hmm, riset sebetulnya tergantung ya—tergantung kebutuhan (deadline), dan tergantung pengetahuan awal(ku), hehehe.
Karena aku sudah terbiasa kerja dengan deadline, lama-lama jadi terbiasa riset cepat. Tapi kalau soal cerita putin itu, hmm... cuma beberapa jam. Karena aku bisa dibilang agak ahli rusia, hehe (dulu skripsinya politik Rusia, bwahaha).
Tanya: Kadang tuh ya bingung, mau nulis pake gaya apa, pengennya nulis kayak ngobrol atau bercerita itu bagus nggak ya, Mbak Anggi?
ADVERTISEMENT
Jawab: Gaya bercerita (storytelling) sekarang memang sudah banyak dipakai ya. Semacam mantra sukses. Karena orang kan pada dasarnya senang didongengi/diceritain seperti anak-anak kecil dibacakan buku sebelum tidur, hehe.
Sebetulnya, gaya menulis bisa macam-macam. Semakin sering nulis, nanti tiap orang akan terbentuk ciri khasnya masing-masing. Gaya apa aja gak masalah menurutku, asal disampaikan dengan lugas, efektif, dan mengalir/runtut lebih baik sehingga pembaca nggak pusing. Aku kasih contoh tulisan temenku, ya. Bisa dilihat-lihat.
Tanya: Mbak Anggi pernah mengalami writing block atau sempet tidak uninspired gitu kah? kalau iya, apa yg dilakukan oleh Mbak Anggi?
Jawab: Kalau suntuk nulis, hemmm... Harus setop dulu, hahaha.
Writer's block pasti ada aja, ya. aku pernah yang dua minggu kayak nggak bisa nulis dan resah gitu. karena biasanya aku orangnya mau nulis gampang banget tiba-tiba nggak bisa nulis itu kayak ada yang salah.
ADVERTISEMENT
Jadi kalau udah begitu, aku berhenti dulu. baca novel/cerpen, atau nonton film, dan denger musik. biasanya kalau sudah take a break kayak gitu, ide-ide ngalir lagi dengan sendirinya. Jadi inget dulu pernah nulis ini. biasanya, writer's block-ku bakal hilang cepat kalau ketemu musik yang pas :)
Semoga dengan rehat sejenak, mengambil jeda sebentar, kita semua bisa kembali bertenaga, hehe.
Di akhir KELAS, Anggi memberikan pesan kepada teman kumparan. "Kalau suka menulis, jangan ragu tulis apa aja. Nggak usah galau sama gaya menulis. Yang penting nulis dulu, lama-lama kemampuan bakal terasah, sebab nggak ada cara instan. Daaan harus sering-sering baca buku. Penulis yang baik adalah pembaca yang baik," ujar Anggi menutup sesi KELAS.
ADVERTISEMENT
====================
KELAS merupakan diskusi dan tanya-jawab online yang diadakan di grup teman kumparan. Di KELAS, kamu bisa berdiskusi dengan para pakar di bidangnya secara gratis. Yuk, gabung ke grup creator teman kumparan di Telegram melalui kum.pr/temancreator. Jangan lewatkan keseruannya, ya!