Kita Akan Baik-Baik Saja: Mengenal I Am Okay, Sebuah Yayasan Kesehatan Mental

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
18 Juli 2020 20:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kesehatan mental. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kesehatan mental. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
“I am very poorly today and very stupid and hate everybody and everything,”
ADVERTISEMENT
Tulisan tersebut merupakan isi surat dari seorang ilmuwan terkenal, Charles Darwin, pada tahun 1861. Lewat tulisan itu, kita bisa melihat bahwa bahkan tokoh terkenal atau orang paling cerdas di antara kita pun bisa melalui hari yang buruk. Setiap orang pasti pernah merasa cemas, merasa kehilangan harapan, motivasi, atau inspirasi. Tak dapat dipungkiri bahwa terdapat faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi mood, perasaan, dan pikiran kita. Sebagai manusia, kita memiliki kapasitas diri yang berbeda-beda dalam merespon sebuah kondisi atau masalah.
Contoh di atas merupakan hal yang berkaitan dengan kondisi kesehatan mental seseorang. Karena sangat dekat dengan kehidupan kita, tak ayal, kesehatan mental kini menjadi isu yang menarik perhatian banyak orang.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, kesehatan mental memang bukan isu yang patut disepelekan. Dikutip dari buku The Meaning of Anxiety karya Rollo May, pendapat tentang kesehatan mental yang terlalu disederhanakan dapat menjadi delusi dan bahkan berbahaya. Buku tersebut menegaskan bahwa anxiety (kecemasan) sebenarnya dapat membantu pengembangan kepribadian yang lebih sehat.
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk Indonesia berusia ≥ 15 tahun adalah sebesar 9.8% dan di DKI Jakarta sebesar 10.1%. Prevalensi depresi pada penduduk Indonesia berusia ≥ 15 tahun adalah sebesar 6.2% dan di DKI Jakarta sebesar 5.9%. Hasil data tersebut menjadi bukti bahwa masih banyak masalah kesehatan mental yang perlu disadari dan ditanggapi oleh baik instansi pemerintah maupun masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tahun ini, muncul banyak lembaga, organisasi, ataupun gerakan yang mengusung isu kesehatan mental, salah satunya adalah I Am Okay. I Am Okay memiliki bentuk kegiatan berupa kampanye sosial untuk meningkatkan kesadaran remaja Indonesia, khususnya di DKI Jakarta, akan pentingnya kesehatan mental. Menurut I Am Okay, target usia remaja menjadi sebuah momentum yang tepat untuk memberikan stimulus berupa ilmu positif yang dapat bermanfaat untuk masa depan.
Founder, Athalla (kanan) bersama Co-Founder, Sheyrin (kiri) di acara Grand Launching I Am Okay. Foto: dok. I Am Okay
Mulai berdiri sejak 3 November 2019, I Am Okay sudah melaksanakan Grand Launching pada 2 Maret 2020 silam. I Am Okay memiliki harapan bahwa kampanye sosial yang dilakukan dapat menjadi wadah bagi para remaja di Jakarta untuk mengembangkan, menerima, dan mengevaluasi diri serta dapat terus berkontribusi secara maksimal untuk diri sendiri, lingkungan, dan negara.
M. Kevin Arsshiddiqi (kiri) dan Sheyrin Putri (kanan) selaku Co-Founder I Am Okay. Foto: dok. I Am Okay
Pada awalnya, I Am Okay merupakan sebuah bentuk inisiasi dari None Jakarta tahun 2018, Athalla Hardian, sebagai bentuk pengabdian untuk DKI Jakarta. Kemudian, Athalla bersama dua temannya, Sheyrin Putri dan M. Kavin Arsshiddiqi, membentuk yayasan I Am Okay. I Am Okay kini semakin berkembang dan memiliki 75 anggota yang merupakan para mahasiswa dengan rentang usia 18 hingga 21 tahun.
Tim Program I Am Okay. Foto: dok. I Am Okay
I Am Okay pun melihat adanya peluang kolaborasi dengan berbagai SKPD Provinsi DKI Jakarta. Saat ini, I Am Okay sedang berafiliasi dengan Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, serta Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pada waktu mendatang, I Am Okay akan menjalin kolaborasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Sylviana Murni, anggota DPD DKI Jakarta, dalam acara Grand Launching I Am Okay. Foto: dok. I Am Okay
Terdapat dua bentuk kegiatan yang dilakukan oleh I Am Okay, yaitu online dan offline campaign. Untuk online campaign, melalui platform Instagram, terdapat diseminasi informasi melalui konten interaktif, video singkat bersama influencer, sesi live bersama influencer setiap hari Sabtu, dan podcast. I Am Okay sudah meliput berbagai artis dan influencer di laman Instagram mereka, antara lain Daniel Mananta dan Medy Renaldy. Selain itu, Vania Herlambang, Tarapti Ikhtiar Rinrin (vokalis band SVMMERDOSE), dan Alya Rohali pun pernah turut berpartisipasi dalam sesi live Instagram.
ADVERTISEMENT
Untuk offline campaign, I Am Okay mengadakan roadshow ke beberapa SMA terpilih di Jakarta. Namun, saat masa pandemi Covid-19, kegiatan offline roadshow diubah menjadi sesi FGD (Focus Group Discussion) secara online melalui Zoom. Penggunaan metode FGD ditujukan untuk memicu adanya pembelajaran secara aktif (active learning) dari para siswa. Pelaksanaan FGD mengacu kepada modul yang dibuat oleh tim I Am Okay dan mendapat supervisi dari psikolog klinis dan dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Sherly Saragih Turnip, S. Psi., M.Phil., PhD., Psikolog.
Peserta di acara Grand Launching I Am Okay. Foto: dok. I Am Okay
Isu khusus yang dibawa oleh I Am Okay mengacu kepada enam dimensi dari psychological well-being (kesejahteraan psikologis) yang dikemukakan oleh Carol D. Ryff, antara lain self-acceptance (penerimaan diri), personal growth (pertumbuhan pribadi), purpose in life (tujuan hidup), environmental mastery (penguasaan lingkungan), autonomy (otonomi), dan positive relation with others (hubungan positif dengan orang lain).
ADVERTISEMENT
I Am Okay melalui tagar #PeduliDiri ingin menyampaikan pesan bahwa anak muda harus menerima, mencintai, dan peduli dengan keadaan diri sendiri; tagar #BeraniBerubah berarti berani untuk speak up -- berani bicara mengenai pentingnya kesehatan mental, berani bicara ketika butuh bantuan, dan berani untuk berubah menjadi lebih baik.
Sebagai penutup, Sheyrin Putri selaku Co-Founder I Am Okay ingin menyampaikan pesan, terutama untuk remaja di Indonesia, bahwa "You are worth it. You are loved. Jangan khawatir, tetap semangat, dan cintai diri kamu sendiri. Mental health is important."
ADVERTISEMENT
Pada 22 Juli 2020 mendatang, dalam rangka Hari Anak Nasional, I Am Okay bersama Dinas Kesehatan DKI Jakarta akan mengadakan sesi live di Instagram dengan tema insecurity pada anak remaja. Ikuti dan simak kegiatan serta konten dari I Am Okay melalui Instagram: @iamokay.id
(Fab)