Konten dari Pengguna

Komunitas Teman Berbagi, Menyebarkan Kebaikan dengan Konsep Saling Bukan Silang

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
5 Agustus 2020 15:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Komunitas Teman Berbagi saat melakukan kegiatan. Foto: dok. Komunitas Teman Berbagi
zoom-in-whitePerbesar
Komunitas Teman Berbagi saat melakukan kegiatan. Foto: dok. Komunitas Teman Berbagi
ADVERTISEMENT
“Sudah lulus kuliah belum?”
“Sekarang kerja di mana?”
“Kapan menikah?”
ADVERTISEMENT
Pertanyaan itu seakan-akan otomatis dilontarkan dan mesti dijawab—meskipun terkadang kita enggan menjawabnya—ketika bertemu dengan teman lama atau bahkan keluarga. Pencapaian dalam hidup terkadang memang jadi tolok ukur keberhasilan seseorang semasa hidupnya. Mungkin itu alasan yang tepat kenapa kita tak pernah terlepas dari pertanyaan semacam itu.
Ketika hanya membahas seputar pencapaian, berlomba-lomba mencari pengakuan mana yang lebih baik, mana yang lebih buruk, rasanya pesan yang disampaikan pun kurang melibatkan empati satu sama lain. Pasalnya, kondisi tersebut bisa menyebabkan menurunnya kualitas hubungan sosial. Sebab, menurut penelitian dari National Academy Sciences Amerika Serikat, kurangnya empati pada interaksi sosial dapat mengurangi kualitas hubungan yang terjalin.
Berangkat dari permasalahan itu, Farhanah Fitria Mustari (Hana) bersama rekannya Fitria Fii Silmi (Silmi) mulai mengawali Komunitas Teman Berbagi untuk menjalankan berbagai program pendidikan yang mengedepankan perasaan dan empati kepada sesama. Mulanya, Teman Berbagi dibentuk saat Hana sedang menyelesaikan tugas akhir ketika berkuliah di Sekolah Bisnis & Manajemen ITB. Ia kemudian dibantu dengan Silmi yang memiliki latar belakang studi di bidang pendidikan.
ADVERTISEMENT
Hana dan Silmi mengawali Teman Berbagi dengan melakukan kegiatan sukarelawan ke salah satu panti asuhan di Bandung. Menurut Hana, berbagi bisa dimulai dari lingkungan terdekat. Sebab, ketika ia masih menyandang status mahasiswa di ITB, kegiatan berbagi tampaknya hanya identik dengan turun ke desa dan bertemu masyarakat. Padahal, ada pula anak-anak panti asuhan yang memerlukan bantuan di lingkungan sekitarnya.
“Dulu di lingkup kampus, berbagi itu identik dengan pergi ke desa dan bertemu masyarakat. Padahal, kita tak perlu pergi jauh untuk berbagi, sering kali kita lupa ada panti asuhan yang kita lewati setiap harinya,” ujar Hana kepada kumparan.

Mengawali pelayaran kebaikan bersama 4 relawan baik

Relawan baik di Komunitas Teman Berbagi. Foto: dok. Komunitas Teman Berbagi
Tim Teman Berbagi menyebut kegiatannya dengan sapaan ‘Pelayaran Kebaikan’. Di awal berdirinya Teman Berbagi, Hana, Silmi, dan 4 relawan lainnya melakukan pelayaran kebaikan untuk memberikan afeksi dan ketersediaan waktu bagi adik-adik panti asuhan. Saat itu merupakan fase trial dan error dari Hana dan tim Teman Berbagi. Kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dilakukan pun belum terencana dengan baik.
ADVERTISEMENT
“Waktu itu belum terbayang kurikulumnya akan seperti apa. Tapi seiring berjalannya waktu, kita buat kurikulum, dibantu Silmi yang background-nya dari pendidikan juga,” ujar Hana.
Kepada adik-adik panti, tim Teman Berbagi bukan membagikan materi berupa uang ataupun sumbangan, tetapi dukungan sosial dan pembelajaran bagi mereka agar memiliki kompetensi lebih selama berada di panti. Dengan memberikan empati kepada mereka, tim Teman Berbagi berharap dapat saling menguatkan, mengajarkan caranya berbicara baik, dan mencintai lebih baik.

Memberikan pelatihan dan pengajaran kepada anak panti asuhan dan remaja di Bandung

Proses pengajaran. Foto: dok. Komunitas Teman Berbagi
Seiring berjalannya waktu, Teman Berbagi pun memiliki kurikulum pengajaran dan berbagai program. Di antaranya, Program Berbagi Kebaikan yang dikhususkan untuk pelatihan ke remaja panti asuhan dan Program Berbagi Semangat untuk anak-anak dhuafa di Kota Bandung.
ADVERTISEMENT
Jika di Program Berbagi Kebaikan ada kompetensi tertentu yang perlu dicapai, maka Program Berbagi Semangat lebih ditujukan untuk melatih kepercayaan diri anak-anak dhuafa untuk bisa berbahasa inggris. Bahkan, tak jarang Teman Berbagi mengundang native speaker untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.
Untuk menjalankan program-program tersebut, para relawan diseleksi secara ketat sebelum terjun melakukan pelayaran kebaikan selama periode tertentu. Mereka bahkan perlu mengikuti kegiatan On Job Training untuk melatih kemampuannya. Selain itu, sisi empati dan inisiatif dari para relawan pun akan benar-benar dilihat.
Menurut Hana, tahapan itu perlu dilakukan karena para relawan akan lebih banyak memberi pelatihan dan pengajaran. Selain menyampaikan materi, relawan juga akan memberi afeksi dan perhatian lebih kepada anak-anak.
ADVERTISEMENT
“Karena bukan hanya lecturing dan banyak simulasinya, volunteer di Teman Berbagi disaring secara ketat.”
Kini, sudah ada 5 batch untuk Program Berbagi Kebaikan dan 4 batch untuk Program Berbagi Semangat. Setiap batch Berbagi Kebaikan, para #RelawanBaik akan bergerak dari satu panti ke panti lainnya untuk menyebarkan #PesanKebaikan.

Tentang Konsep Saling Bukan Silang

Kebersamaan dengan adik-adik panti. Foto: dok. Komunitas Teman Baik
Saling bukan silang merupakan konsep yang diusung Teman Berbagi untuk menyebarkan #PesanKebaikan. Hana mengatakan, saling bukan silang berarti mengedepankan kualitas hubungan yang baik, dengan saling menguatkan, saling bicara baik, dan saling mencintai lebih baik. Dengan begitu, akan tercipta hubungan yang harmonis di antara #RelawanBaik dan #TemanBaik.
“Saling bukan silang ini mendahulukan kesejahteraan (well-being) dalam suatu relasi. Bukan cuma mengedepankan perasaan diri sendiri, tapi juga menaruh empati ke orang lain,” tutur Hana.
ADVERTISEMENT
Untuk menyebarkan saling bukan silang, Komunitas Teman Berbagi juga mengadakan kegiatan non-volunteer. Selama pandemi, kegiatannya lebih banyak diadakan secara online lewat Instagram @komunitastemanberbagi. Programnya pun beragam, ada #BerbagiMomen, #BerbagiPenguatan, #BerbagiMu, dan #CeritaGagal yang bertujuan untuk menyebarkan pesan baik agar bisa berproses untuk tumbuh menjadi lebih baik lagi.
Hana dan Komunitas Teman Berbagi tak akan berhenti melakukan pelayaran kebaikan. Sebab, mereka yakin kebaikan tak harus berbalas saat itu juga, tapi bisa saja hadir di masa yang akan datang. Meskipun harus menghadapi hambatan dan rintangan, para relawan baik akan terus bertahan dan tetap menebar pesan baik.
(sif)