Konten dari Pengguna

Kulwap tentang PIN Polio Sukses Digelar, Ini Poin Penting yang Perlu Mama Catat!

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
8 Agustus 2024 20:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kuliah WhatsApp bareng teman kumparanMOM. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kuliah WhatsApp bareng teman kumparanMOM. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kuliah WhatsApp (Kulwap) teman kumparanMOM bareng dr. Reza Djamal sukses digelar Rabu (7/8) kemarin pukul 19.00 WIB. Para member berkesempatan melakukan bincang seru bersama expert untuk membahas PIN Polio yang belakangan sedang ramai dibahas di media sosial.
ADVERTISEMENT
dr. Reza Djamal Abdussalam, Sp.A, dokter spesialis anak, menjelaskan bahwa vaksin polio berbeda dari vaksin lainnya. Jenis vaksin ini diberikan dalam bentuk cairan tetes yang langsung ditelan, sementara vaksin lainnya biasanya diberikan melalui suntikan.
Menurut dr. Reza, vaksin polio oral diutamakan karena memudahkan pemerataan dan penyebaran vaksin secara cepat dan masif.
"Oral yang pertama dikarenakan saat ini kita butuh pemerataan secara cepat, masif. Jadi artinya memang bentuk oral ini yang diharapkan lebih mudah, mudah diberikan dan orang itu juga tidak ragu," kara dr. Reza dalam diskusinya.
Terkait efek samping dari vaksin polio, dr. Reza menyebutkan bahwa kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) umumnya bergejala ringan, contohnya demam, diare, dan muntah. Dari 15 juta anak yang sudah menerima vaksin di berbagai daerah, hanya sekitar 700 anak yang mengalami efek samping ringan.
Ilustrasi berbalas pesan di whatsapp. Foto: Shutterstock
"Jadi kondisi-kondisi tersebut yang masih mungkin bisa terjadi, akan tetapi levelnya masih minimal," timpalnya.
ADVERTISEMENT
Untuk kondisi anak yang boleh mendapatkan vaksin polio, dr. Reza menjelaskan bahwa vaksin ini ditujukan bagi anak usia 0-7 tahun, 11 bulan, dan 29 hari.
Anak-anak yang sedang mengalami sakit akut seperti demam, diare, atau muntah sebaiknya menunda vaksinasi hingga kondisinya membaik. Namun, anak yang hanya mengalami batuk atau pilek masih boleh divaksin asalkan tidak demam dan fisiknya tetap aktif.
"Untuk kontraindikasi, anak-anak yang sedang mengalami sakit akut, seperti demam, diare, ataupun muntah, sebaiknya menunda vaksinasi," tambah dr. Reza.

Pertanyaan Member teman kumparanMOM Seputar PIN POLIO

Ilustrasi whatsapp. Foto: Shutter Stock
Dalam kesempatan itu, member teman kumparanMOM juga dipersilakan untuk melakukan tanya jawab dengan narasumber. Berikut beberapa pertanyaan yang diajukan kepada dr. Reza Djamal seputar PIN Polio:
ADVERTISEMENT

Pertanyaan 1

Apa dampaknya apabila anak tidak mendapatkan vaksin/imunisasi Polio? Bagaimana mengedukasi sesama ibu untuk mau vaksin/imunisasi polio pada anaknya?
Jawaban:
Kenapa PIN Polio ini diadakan? Karena terjadi kasus luar biasa soal penyakit polio ini. Jadi jika ada satu anak saja yang mengalami lumpuh layu mendadak, dan dicek ternyata ada polio-nya, artinya provinsi tersebut sudah terjadi KLB. Disebutkan di beberapa literatur bahwa kalau satu anak sudah terbukti ada lumpuh layu, itu artinya di 200 anak sekitarnya itu, sudah pasti terindikasi terserang polio, tapi asimptomatik, tidak bergejala.
Nah, yang jadi masalah, yang tidak bergejala ini bisa menularkan ke anak-anak yang lain. Makanya PIN Polio penting dilakukan. Dan saya harapkan untuk orang tua memberikan PIN Polio ini untuk mencegah kejadian yang buruk pada anak kita.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana kita tahu, polio ini tidak bisa disembuhkan. Artinya kalau memang kamu lumpuh layu dan akhirnya jadi cacat, maka cacat itu permanen dan tidak bisa atau sulit untuk menjadi normal.

Pertanyaan 2

Berapa kali dosis vaksin/imunisasi yang dibutuhkan oleh anak? Dan berapa lama jarak untuk mendapatkan vaksin/imunisasi kembali?
Jawaban:
Secara umum untuk vaksinasi atau imunisasi diberikan sampai anak usia dewasa, usia 18 tahun, dan bahkan untuk imunisasi dewasa pun juga ada untuk vaksinasinya. Dan memang yang agak repot itu hanya di dua tahun awal yang jadwalnya agak banyak.
Untuk vaksinasi PIN Polio saat ini diberikan dua kali pemberian dalam dua dosis. Nah, untuk jeda antara dosis yang pertama dan yang kedua minimal jaraknya 2-4 minggu. Dan setelah anak diberikan vaksin PIN Polio, tidak perlu ada jeda dengan vaksin yang diberikan rutin. Misalnya vaksin influenza, vaksin campak, dll. Jadi boleh diberikan kapanpun.
Ilustrasi anak imunisasi. Foto: Shutter Stock

Pertanyaan 3

ADVERTISEMENT
Apabila jarak antara vaksin pertama dan vaksin berikutnya terlambat, apakah masih tetap bisa diberikan atau akan mengulang kembali dari dosis pertama?
Jawaban:
Sebenarnya tidak ada vaksinasi yang hangus. Jika memang terlambat, lebih baik diberikan menyusul. Nah, nanti jika anak mendapatkan vaksinasi di sekolah atau posyandu, orangtua akan diberikan himbauan dan penjadwalan yang jelas. Jika tempat pertama tidak bisa memberikan vaksin lanjutan, artinya kamu harus cari alternatif lain untuk memenuhi dosis kedua tersebut. Jadi kalau bisa tetap diberikan ya.