Konten dari Pengguna

Lari Bisa Jadi Obat Patah Hati? Ini Kata teman kumparan Running Club

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
9 Januari 2025 18:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Lari. Foto: Shutter Stock/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Lari. Foto: Shutter Stock/kumparan
ADVERTISEMENT
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa lari membawa banyak manfaat untuk kesehatan. Mulai dari meningkatkan kesehatan lutut dan punggung, hingga menurunkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
ADVERTISEMENT
Namun, kini kesehatan bukan lagi satu-satunya motivasi seseorang untuk berlari rutin. Belakangan ini, muncul tren di kalangan anak muda yang menjadikan lari sebagai obat patah hati.
Beberapa member teman kumparan Running Club pun termasuk dalam kelompok “lari karena patah hati” itu. Rosdun Assegaf salah satunya, ia nekat mendaftar event lari BTN Run 2023 lalu, karena di-ghosting atau ditinggalkan tanpa alasan oleh gebetannya.
Tak tanggung-tanggung, ia memilih kategori lari jarak 10K. Padahal, sebelumnya ia hanya terbiasa berlari santai saat car free day (CFD).
“Padahal lari cuma di CFD doang, tapi bisa punya kekuatan super menyelesaikan 10K di BTN 2023 lalu,” cerita Rosdun.
Ilustrasi Lari. Foto: Pexels
Pengalaman serupa juga dialami salah satu teman kumparan yang tak ingin disebut namanya. Ia mengungkapkan telah menjalani situationship selama 9 bulan dengan seseorang.
ADVERTISEMENT
Bagi yang belum tahu, situationship adalah hubungan romantis antara laki-laki dan perempuan, tapi tanpa kejelasan atau status apa pun. Mereka tidak berpacaran, tapi hubungannya terlalu mesra untuk dikatakan sekadar berteman.
Di tengah hubungan yang tidak jelas itu, tiba-tiba sang gebetan menghilang begitu saja alias ghosting. Meski tidak berpacaran, tapi kejadian ini tetap saja menimbulkan rasa kecewa karena kedekatan di antara keduanya sudah terjalin cukup lama.
“Sore itu, langsung lari nggak pakai TWS (True Wireless Stereo),” ujar sang teman kumparan.
Lari karena patah hati mungkin terlihat sebagai motivasi yang dangkal. Tapi menurut Rosdun, aktivitas ini merupakan cara yang bagus untuk menjaga seseorang tetap produktif di saat sedang sakit hati.
Ilustrasi Lari. Foto: Pexels
"Menurut aku sah-sah aja, sih, jadiin lari sebagai pelarian pas lagi patah hati, karena jadi bikin kita lebih produktif," ucap Rosdun.
ADVERTISEMENT
Meski tidak bisa membuatmu langsung move on, tapi lari bisa memberikan ketenangan batin. Dikutip dari WebMD, saat kamu berlari, hormon endorfin dan serotonin akan dilepaskan dalam tubuh. Dua hormon itu dapat meningkatkan suasana hati dan kesehatan mental.
Kemudian setelah berlari, tubuh akan melepaskan endocannabinoid, sebuah zat biokimia yang efeknya mirip dengan ganja. Saat zat kimia ini berhasil membanjiri aliran darah dan otak, stres jadi berkurang dan kamu akan merasa lebih tenang untuk sementara waktu.
Tak berhenti sampai di situ, jika kamu berlari di luar ruangan, perasaan kesepianmu akan berkurang. Kegiatan ini juga membantu mengurangi depresi dan kecemasan (anxiety).
Jadi, dibandingkan menangis terpuruk di rumah, tak ada salahnya memilih lari untuk menenangkan diri. Siapa tahu saat kamu berlari, kamu menemukan sosok baru yang bisa mengisi hati.
ADVERTISEMENT
Ayo gabung komunitas teman kumparan Running Club untuk info event Fun Run terdekat di http://kum.pr/running