Mengolah Plastik Bekas Menjadi Ecobrick Punya Segudang Manfaat, lho! Apa Saja?

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
28 Juli 2020 20:45 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah selama #dirumahaja, kamu jadi lebih konsumtif dan sering belanja online?
ADVERTISEMENT
Ternyata, aktivitas yang kita lakukan di rumah selama pandemi menimbulkan dampak besar terhadap peningkatan jumlah limbah plastik, lho. Data dari LIPI menunjukkan, peningkatan aktivitas di rumah selama diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menyebabkan bertambahnya limbah plastik karena kegiatan belanja online dan delivery. Menurut penelitian yang dilakukan di Jabodetabek tersebut, mayoritas warga menjadi dua kali lebih konsumtif selama PSBB.
“Dari yang sebelumnya hanya 1 hingga 5 kali dalam satu bulan, menjadi 1 hingga 10 kali selama PSBB/WFH,” tulis peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Intan Suci Nurhayati yang dikutip dari laman resmi LIPI.
Permasalahannya, menurut data LIPI, 96% paket yang bersumber dari kegiatan belanja online dan delivery itu dibungkus dengan plastik dan bubble wrap yang tak bisa didegradasi oleh lingkungan.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, penambahan sampah plastik karena konsumsi domestik pun juga tak bisa dihindari. Sebab, selama pandemi berlangsung, kita menetap di rumah dengan durasi yang lebih panjang. Kegiatan konsumsi dari berbagai produk yang berwadah plastik pun tak bisa dihindari.
Lantas, apa yang harus dilakukan? Adakah solusi dari permasalahan ini?

Ecobrick, solusi sederhana dari masalah plastik sisa konsumsi

Bogor Ecobrick Community. Foto: dok. Aang Hudaya
Teman kumparan sempat berbincang dengan Aang Hudaya, Founder Bogor Ecobrick Community sekaligus Global Ecobrick Alliance Trainer. Menurutnya, ecobrick dapat menjadi solusi dari permasalahan plastik sisa konsumsi. Terlebih, saat #dirumahaja, kegiatan membuat ecobrick ini bisa menjadi salah satu aktivitas untuk mengisi waktu luang bersama keluarga.
"Ecobrick menjadi solusi yang sangat tepat ketika di rumah aja. Dan kegiatan ini bisa dilakukan oleh siapapun, baik orang tua maupun anak-anak, dan tak mengenal gender,” ujar Aang kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Mengutip The Global Ecobrick Alliance, ecobrick merupakan solusi sederhana untuk mengatasi masalah plastik. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat ecobrick pun mudah kita temui di rumah, yakni botol plastik dan plastik bekas, serta gagang kayu untuk memadatkan plastik.

Ecobrick menjadi salah satu upaya untuk mencegah risiko penularan COVID-19 lewat plastik

Modular ecobrick. Foto: Instagram/@aanghudaya
Selain menjadi solusi dari permasalahan plastik sisa konsumsi, ternyata ecobrick juga bisa mengurangi risiko penularan COVID-19 melalui plastik, lho. Sebab, berdasarkan penelitian, virus COVID-19 dapat bertahan di permukaan plastik selama tiga hari, lebih lama dibanding permukaan lain seperti kardus atau stainless steel.
Aang juga menambahkan, pembuatan ecobrick dari rumah bisa mencegah penyebaran COVID-19 karena dapat mengurangi jumlah sampah plastik sisa konsumsi yang tersebar ke luar rumah. “Kalau diolah jadi ecobrick, plastik-plastik itu nggak perlu tersebar ke tempat pembuangan akhir (TPA), diangkut petugas sampah, ataupun ke bank sampah,” jelas Aang.
ADVERTISEMENT

Langkah mudah membuat ecobrick

Kegiatan membuat ecobrick. Foto: dok. Aang Hudaya
Kepada kumparan, Aang Hudaya memberikan tips kepada teman kumparan untuk membuat ecobrick dengan mudah. Pertama, kumpulkan bahan-bahan untuk membuat ecobrick. Jangan lupa untuk terlebih dahulu membersihkan dan mengeringkan plastik yang akan digunakan, ya!
Setelah itu, potong plastik yang tak terpakai menjadi bagian-bagian kecil untuk dimasukkan ke dalam botol plastik bekas. Lalu, padatkan plastik yang sudah dimasukkan dengan gagang kayu atau bambu hingga mencapai bobot standar.
Selengkapnya tentang tata cara membuat ecobrick, bisa dilihat di sini.

Bisa digunakan menjadi modular sederhana di dalam rumah

Contoh modular dari ecobrick. Foto: Instagram/@aanghudaya
Aang menyebutkan, ecobrick yang dibuat sesuai dengan standar bobot dan kepadatannya, maka dapat dimanfaatkan menjadi benda-benda yang bermanfaat. Ecobrick bisa digabungkan satu sama lain menjadi modular--dibentuk dengan ukuran yang tidak terlalu besar--dan dimanfaatkan menjadi meja, kursi, ataupun bentuk lainnya yang dapat digunakan di dalam ruangan (indoor).
ADVERTISEMENT
“Perlu di dalam ruangan, untuk menghindari plastik terkena sinar matahari dan mengalami fotodegradasi,” jelas Aang saat dihubungi kumparan (28/07).
Kalaupun ingin digunakan di luar ruangan, Aang berpesan, pastikan ecobrick tersebut terlindungi dengan adukan tanah liat atau material alam lainnya sesuai panduan dari ecobricks.org.

Yuk ketahui ecobrick lebih dalam bersama Ecobrick Movement dan Bogor Ecobrick Community!

Kamu peduli dengan persoalan limbah plastik dan ingin tahu tentang ecobrick lebih lanjut? Yuk ikuti komunitasnya di @ecobrick.bogor dan dukung gerakan ecobrick movement. Aang Hudaya, mengawali komunitas ini sejak April 2019, setelah mengikuti sertifikasi ecobrick untuk komunitas.
Sebelum pandemi, komunitas inisiasinya itu sering mengadakan workshop ecobrick secara langsung. Sekarang, kegiatannya lebih banyak dilakukan secara online serta rutin membuat ecobrick dari rumah masing-masing.
ADVERTISEMENT
Selamat mencoba membuat ecobrick dan berkontribusi pada lingkungan, ya, teman kumparan!
(sif)