Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Menjadi Orang Tua Juga Perlu Belajar Untuk Menjawab Tantangan Masa Kini
18 Februari 2020 15:20 WIB

ADVERTISEMENT
Di era serba cepat dan modern, berkeluarga mempunyai tantangan yang lebih besar dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Karena itulah Najeela Shihab mendirikan Yayasan Rangkul Keluarga Kita. Sebuah organisasi nirlaba yang berbagi tentang pengetahuan berkeluarga dan mendidik anak.
ADVERTISEMENT
Untuk mbak Ela, sapaan Najeela Shihab, membangun sebuah keluarga dan mendidik anak yang baik bukanlah perkara mudah. Selain karena memerlukan komitmen yang panjang, diperlukan ilmu-ilmu yang mumpuni agar orang tua dapat menjadi seorang sosok yang baik di mata anak dan pasangan suami istri juga dapat terus harmonis dengan berjalannya waktu.
“Karena ada banyak hambatan pengetahuan dan pemahaman, sedikit sekali dukungan dan dorongan lingkungan untuk menjalankan peran keluarga dengan optimal. Era yang baru dengan segala perubahan juga membutuhkan pendekatan pendidikan keluarga yang baru,” ujar mbak Ela kepada kumparan.com.
“(Pendidikan) yang memudahkan bagi orang tua dan orang dewasa di sekitar anak untuk mengubah perilaku tanpa jatuh dalam perangkap menyederhanakan masalah,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Di Keluarga Kita sendiri mempunyai beberapa program, yang paling utama adalah program Rangkul (Relawan Keluarga Kita). Disini peserta mendapatkan pelatihan kurikulum Keluarga Kita dan juga sesi berbagi cerita antar orang tua dengan ahli. Mereka yang mengisi di Rangkul relawan yang mempunyai keahlian di bidang-bidang pendidikan keluarga.
Di sesi inilah orang tua bisa bercerita tentang masalah-masalah yang bisa saja terjadi di keluarga mereka atau sekedar berbagi tentang cara mendidik dan membesarkan anaknya. Setidaknya harapannya, menurut Ela, dapat membantu para orang tua dalam membina keluarga dan membesarkan anak. Karena banyak sekali tantangan dalam memastikan kedua hal tersebut berjalan dengan baik.
“Tantangan terbesar adalah terkait emosi, komunikasi dan saat ini ditambah dengan tantangan dari dunia digital,” ujar Ela.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana para mahmud dan pahmud yang ingin bergabung dengan Keluarga Kita? Najelaa Shihab mengatakan Keluarga Kita sudah ada di 96 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Jika yang ingin bergabung dan berbagi di sesi Rangkul Keluarga Kita bisa mencari tahu di website Keluarga Kita www.keluargakita.com atau di Instagram @keluargakitaid
Najelaa Shihab juga sempat berbincang dengan Teman kumparan di kumparanTALK tentang ‘Mendidik Anak dengan Cinta’ loh. Mau tahu isi obrolannya? Simak rangkuman obrolan antara Teman kumparan dengan mbak Najelaa Shihab di bawah ini:
Penjelasan Najelaa Shihab:
Salah satu yang paling dibutuhkan pendidikan di indonesia adalah pendidikan keluarga, orangtua sebagai pendidik pertama dan utama perlu terus belajar. Apakah susah? Tidak juga, karena kabar baiknya, semua keluarga punya modal CINTA. Jadi yang perlu dilakukan cuma menggunakan modal cinta yang dimiliki dengan lebih baik.
ADVERTISEMENT
Ada 5 prinsip dalam mencintai dengan lebih baik yang perlu kita pelajari dan praktikkan, yaitu:
C : cari cara
I : Ingat impian tinggi
N : Nrima tanpa drama
T : Tidak takut salah
A : Asyik main bersama
Gampang mengingatnya tapi gak selalu gampang melakukannya.
Sebagai orangtua, kita selalu perlu ingat tujuan pengasuhan, tetapi kenyataannya, seringkali dalam kehidupan sehari-hari kita hanya memikirkan apa yang penting saat ini saja. Sebagai contoh memakaikan anak sepatu biar cepat, lupa bahwa kita ingin anak mandiri. Dan masih banyak contoh yang lain. Kita juga sering lupa bahwa setiap anak unik dan butuh pendekatan yang berbeda disetiap usia yang berbeda
Tanya: Bagaimana caranya mengontrol emosi disaat kita sedang mengerjakan sesuatu dengan anak merengek terus minta ini dan itu?
ADVERTISEMENT
Jawab: Untuk bisa mengendalikan emosi, kita harus sensitif pada kebutuhan anak dan ini butuh kesiapan. Memang susah saat kita lagi sibuk melakukan sesuatu, apalagi anak seringkali merengeknya di waktu yang kurang tepat. Yang perlu dipahami, pengendalian emosi butuh kehadiran sepenuh hati. Anak yang merengek butuh didengarkan dan direspon dengan tepat sesuai kebutuhan. Jadi berhenti melakukan hal yg sedang dilakukan dan konsentrasi pada anak, atau katakan tunggu sebentar dan minta anak menunggu ibu siap.
Tanya: Saya sudah selesai membaca buku Keluarga Kita. Boleh gak sharing rekomendasi buku parenting favorit lainnya?
Jawab: Wah buku parenting favorit adalah bukunya Alfie Kohn. Atau kalau yang lebih klasik di psikologi saya banyak belajar dari Martin Selignman dan Vygotsky,
ADVERTISEMENT
Tanya: Berbicara mengenai tidak takut salah, yg ingin saya tanya bagaimana kita sebagai orangtua mengerti bahwa cara pengasuhan yang dilakukan itu sudah yang terbaik sesuai dengan nilai-nilai keluarga. Kadang masih merasa merasa takut salah terlebih saat mencoba asertif pada anak.
Jawab: Merasa takut itu wajar sebagai orangtua, bukan takut salah tapi lebih kepada takut tidak mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan itu kita perlu belajar dengan cara berbeda. Mencoba apa yang berhasil dan gagal saat dipraktikkan di rumah dstnya. Jadi cepat belajar, cepat salah, dan cepat memperbaikinya, itu prinsipnya
Tanya: Karakter anak terbentuk mulai anak usia dini. Apakah saat usianya menginjak dewasa, ketika anak tinggal jauh karena di pesantren sejak SMP hingga merantau saat kuliah, bisa terjadi pergantian karakter yang tidak sesuai dengan yang pernah diajarkan ketika masih kecil di rumah? Adakah faktor yang mempengaruhi terjadinya pergantian karakter anak?
ADVERTISEMENT
Jawab: Temperamen bawaan anak cendrung menetap, tetapi faktor lingkungan dan pengasuhan bisa membantu untuk kemudian menunjukkan perilaku yang tepat di berbagai situasi kehidupan. Misalnya anak secara umum ada yang tingkat aktivitasnya lebih tinggi, sehingga butuh menyalurkan energi lewat kegiatan fisik lebih banyak sebelum bisa konsentrasi. Seiring dengan usianya, anak yang dipahami tempramen bawaannya, serta difasilitasi oleh orangtua dan lingkungan yang mendukungnya, akan terus belajar memahami dirinya serta strategi yang penting dimilikinya. kalau karakter, saya perlu data lanjutan untuk tahu apa yang anda maksud dengan berubah. Seringkali bukan karakter yang berubah tapi memang ada tahap perkembangan yang berbeda antara anak usia awal remaja dengan yang masuk dewasa dan seterusnya yang perlu kita pahami agar ekspektasi orangtua juga sesuai. Temperamen bawaan anak cendrung menetap, tetapi faktor lingkungan dan pengasuhan bisa membantunya untuk kemudian menunjukkan perilaku yang tepat di berbagai situasi kehidupan.
ADVERTISEMENT
Tanya: Di kata kunci terakhir yaitu asyik main bersama, bagaimana caranya agar anak dan ayah asik bermain tanpa menggunakan gadget. Karena seringkali ketika anak menangis langsung diberi gadget.
Jawab: Coba alternatif kegiatan lain. Gadget tidak bisa total dihindari, tapi bisa diseimbangkan dengan aktivitas lainnya. Perlu cari cara apa yang cocok dilakukan bersama, bisa olahraga, main pura2 dstnya. Eksplorasinya bisa seru juga, asal gak diawali dengan marah-marah. Bikin kesepakatan bersama untuk mencoba permainan baru yang seru dan mungkin jadi candu dan dilakukan beberapa kali seminggu.
Tanya: Nrima tanpa drama. Ketika anak melakukan salah/sedang tantrum dan kadang kita kelepasan marah seperti menyentak, apa hal pertama yang harus kita lakukan? Meminta maaf atau diamkan saja. Kita merasa salah tapi anak pun salah, bagaimana kita menyikapinya
ADVERTISEMENT
Jawab: hal pertama yang harus dilakukan adalah berempati pada kebutuhan anak dan berespon dengan tepat, ini lebih penting dari sekadar maaf yang hanya di ucapan. Jadi kalau anak tantrum misalnya, yang dibutuhkan mungkin pelukan atau dipindahkan ke situasi yang lebih tenang. Ini dulu yang perlu dilakukan tanpa ucapan apalagi omelan. Karenanya penuhi kebutuhannya, baru setelah anak dan orangtua tenang, boleh minta maaf dan membahasnya.
Tanya: Bagaimana menumbuhkan motivasi berprestasi pada anak yang IQ bagus dan minatnya pada seni design bagus. Anak seperti tidak punya hasrat mengukir prestasi bahkan dalam minatnya sendiri. Gayanya sangat santai dan cuek. Pengertian tentang “nrima tanpa drama” ini pada orangtua atau pada anak?
Jawab: Anak akan termotivasi pada bidang yang menarik baginya, bukan pada apa yang menarik bagi orangtuanya. Definisi prestasi pun bukan semata kompetisi sebagaimana yang selama ini kita pahami, tetapi lebih pada mastery, menguasai sesuatu sampai jadi ahli. Jadi coba observasi lagi, bidang seni apa yang diminati dan kegiatan apa yang dipilih. Inilah yang kita fasilitasi. Punya harapan dan ambisi tertentu pada anak sangat wajar, tetapi perlu dikomunikasikan agar Anak yang memilih tantangan dan tujuan, bukan semata orangtua yang mengendalikan
ADVERTISEMENT
Tanya: Bagaimana cara membangun kembali hubungan ayah dan anak laki-lakinya yg berusia 15 tahun, setelah sebelumnya kepercayaan anak terhadap ayah hilang karena anak tersebut mengetahui ayahnya berselingkuh?
Jawab: anak laki-laki di usia remaja seringkali memang menjaga jarak dengan orang tuanya, sehingga ayah maupun ibu perlu strategi yang berbeda untuk menjalin komunikasi dengannya. Coba ikuti hobi dan agenda anak agar bisa menghabiskan waktu bersama. Soal selingkuh atau konflik lain yang terjadi antara ibu dan ayah, tidak seharusnya melibatkan anak dalam penyelesaiannya. Jadi hindari memberi informasi apapun walaupun dengan niat baik yang akan merusak reputasi ayah di mata anaknya. walaupun pernikahan kita bermasalah, tetapi anak tetap berhak mendapatkan hubungan yang paling ideal dengan kedua orangtuannya
ADVERTISEMENT
Tanya: Saya punya keponakan perempuan yang membatasi diri dari pergaulan dengan teman sebaya. Dan memilih untuk bergelut dengan binatang. Usianya 15 tahun. Ketika saya ngobrol dengan ibunya, dia bilang " Regardless what people say". Ibunya sendiri korban ortu bercerai. Apakah sikap anak tersebut refleksi dari luka batin ibunya? Bagaimana cara saya masuk ke anak tersebut, tanpa menyinggung luka batin (yang katanya sudah sembuh).
Jawab: interaksi dengan binatang melatih berbagai keterampilan sosial dan emosi yang juga penting. Jadi sebagai hobi, ini sesungguhnya bukan sesuatu yang perlu dikurangi selama interaksi dengan anak lain yang sebaya juga sudah cukup porsinya. Ikut campur dalam pengasuhan anak orang lain memang selalu menempatkan kita di posisi serba salah. Cara paling efektif adalah coba berempati terlebih dahulu kepada ibunya, tanpa menghakimi, apa yang sebetulnya ingin ia tumbuhkan pada anak remajanya. Anda bisa mulai dengan menghabiskan waktu bertiga dan mengeksplorasi berbagai aktifitas yang menurut anda diperlukan mereka tanpa memaksa.
ADVERTISEMENT
Tanya: Bagaimana cara terbaik mengajarkan anak untuk tidak memgekspresikan diri dengan memukul. Anak saya (4 tahun) sering kali memukul/mendorong anak lain dengan alasan yang paling sering adalah anak tersebut dianggap tidak mematuhi aturan, atau karena ingin melindungi ibu atau temannya (anak yg didorong/pukul dianggap mengganggu padahal tidak). Bagaimana untuk mencegahnya terulang lagi.
Jawab: anak usia 4 tahun memang mulai paham tentang aturan dan punya keinginan memberikan Batasan. Sehingga sulit mengendalikan emosi saat melihat ada yang melanggar. Jadi wajar saja. Diusia 4 tahun anak juga bisa mulai belajar melabel apa yg dirasakan, dan memilih perbuatan yang tepat untuk mengekspresikan perasaan, terutama dengan kata-kata yang tepat. Ajarkan anak misalnya, untuk katakan "aku tidak suka", "tolong hentikan", dan kalimat lain yang penting untuk disampaikan pada teman, bukan hanya dengan pukulan. Ajarkan juga anak untuk tahu kapan ia memerlukan mediasi dari orang dewasa yang di sekitar saat ada konflik dengan teman, semakin banyak strategi yang dicontohkan kepada anak, maka ia semakin ahli dalam situasi pertemanan
ADVERTISEMENT
Tanya: Nrima Tanpa Drama dalam prinsip CINTA yah?
Jawab: Anak pasti drama, dan setiap keluarga pasti punya masalahnya, namun orangtua yang terus belajar untuk bersikap dewasa dengan menerima tanpa drama. Mencintai anak dan anggota keluarga di saat-saat sulit dengan cara memenuhi kebutuhan dirinya sendiri sebelum merespon kebutuhan anak dan anggota keluarga lainnya. Ini yang sering kita lupa, orangtua yg nerima tanpa drama harus bisa menata ekspektasi karena harapan yang tidak terpenuhi sering kali menjadi pemicu emosi. Orangtua yang nerima tanpa drama mengenal emosi yang ada pada dirinya dan belajar untuk mempraktekan strategi yg sesuai untuk mengekspresikan secara positif tanpa kekerasan
Tanya: Anak saya usia 3.5 tahun dan dia sudah bersemangat untuk sekolah. Bagaimana saya harus menanggapi sikap anak. Bolehkah disekolahkan apa nunggu usia yg tepat?
ADVERTISEMENT
Jawab: sekolah itu adalah mitra orang tua untuk menstimulasi berbagai aspek perkembangan anak, jadi perlu tidaknya di mulai di usia berapa akan tergantung situasi masing2 keluarga. anak yang ingin belajar bisa difasilitasi dengan berbagai cara. Sering kali anak yang ingin sekolah dipicu oleh keinginannya untuk menghabiskan waktu dengan teman sebaya. Kalau bisa disiapkan ortu di lingkungan tetangga maka tidak perlu dimasukkan ke lembaga formal, tapi kalau memang diputuskan untuk masuk sekolah maka cari sekolah yang kurikulum dan pendidikannya sejalan dengan tujuan pengasuhan orangtua
ADVERTISEMENT
Tertarik ikut keseruan di dalam Whatsapp Grup Teman kumparanMOM?
Ayo gabung di sini!