Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Menstrual Cup vs Pembalut, teman kumparanMOM Pilih yang Mana?
5 September 2024 20:45 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pembalut sudah lama digunakan sebagai alat untuk menampung darah menstruasi oleh sebagian wanita. Tapi belakangan ini, tren penggunaan pembalut mulai bergeser ke media yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis, yakni “Menstrual Cup”.
ADVERTISEMENT
Menurut laman Healthline, menstrual cup lebih direkomendasikan digunakan wanita saat haid. Produk ini dinilai lebih murah, ramah lingkungan, dan bisa digunakan dalam jangka panjang.
Selain itu, menstrual cup juga lebih aman dan tidak berisiko mengiritasi kulit dan vagina . Sebab, produk ini tidak mengandung bahan-bahan kimia berbahaya seperti klorin yang biasa digunakan pada pembalut.
Kendati demikian, setiap orang pasti memiliki preferensi yang berbeda, begitu pun dengan member teman kumparanMOM. Penasaran mereka pilih menstrual cup atau pembalut? Yuk, kepoin ceritanya berikut ini.
Pengalaman Member teman kumparanMOM Pakai Menstrual Cup dan Pembalut
Aulia, salah satu member teman kumparanMOM, mengaku sudah cukup lama menggunakan menstrual cup. Kepada kumparan, ia bilang kalau dirinya merasa nyaman memakai produk tersebut.
ADVERTISEMENT
"Aku pake menstrual cup nih min. Enak banget sih, aku nggak akan balik lagi ke pembalut," katanya.
Aulia menggunakan merk OrganiCup AllMatters. Sebagai ibu yang sudah melahirkan secara pervaginam, seharusnya Aulia menggunakan ukuran B. Namun, ia masih merasa nyaman menggunakan ukuran A.
"Asalkan masangnya pas, nggak bocor sama sekali. Bahan silikonnya lembut, nggak bikin alergi atau iritasi," jelasnya Aulia.
Namun, Aulia juga menyebutkan satu kekurangan dari menstrual cup. Katanya, bahan silikon yang digunakan menstrual cup bisa menguning seiring waktu. Meski tidak mengganggu fungsinya sama sekali, namun hal ini memengaruhi visual dan estetika produknya.
Senada dengan Aulia, Nur Fadhilah Nura, member lain teman kumparanMOM, juga merasa nyaman ketika menggunakan menstrual cup. Sejak 2018, ia sudah berhenti menggunakan pembalut dan beralih ke menstrual cup.
ADVERTISEMENT
"Menstrual cup yang aku pakai bisa dipakai selama 10 tahun. Bayangin aja, 10 tahun pakai pembalut vs 10 tahun pakai menscup seharga Rp 399 ribu, jauh lebih hemat dan ramah lingkungan.”
Tapi, menstrual cup ini tidak selalu cocok dan nyaman digunakan. Kintan yang sempat mencoba mentrual cup pada tahun 2020 akhirnya memutuskan untuk menggunakan pembalut lagi hingga saat ini.
Katanya, Kinan berhenti menggunakan pembalut lantaran mengalami masalah iritasi di area kewanitaannya. Lalu, ia pun mencoba menstrual cup yang direkomendasikan oleh teman-teman dan orang lain di sekitarnya.
Seiring waktu, Kinan merasa penggunaan menstrual cup jauh lebih ribet. Ia pun mengalami kesulitan ketika harus memasang dan mencuci menstrual cup secara berulang.
Menurutnya, posisi pemasangan yang kurang pas bisa membuat menstrual cup terasa mengganjal dan bocor. Selain itu, ia juga kesulitan untuk melepas cup ketika darahnya sudah penuh. Jadi, ia memutuskan untuk balik lagi ke pembalut.
ADVERTISEMENT
Namun, ia tetap mengakui menstrual cup memiliki keunggulan. Katanya, "Kalau posisinya pas, rasanya nyaman banget, seperti enggak menstruasi. Vagina jadi lebih kering, bebas bocor, dan celana dalam tetap bersih."
Yuk berbagi pengalaman bersama ribuan ibu lainnya di komunitas teman kumparanMOM di kum.pr/mom4