Teman Curhat Bersama Psikolog Anak & Remaja Vera Itabiliana (2)

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
14 Oktober 2020 12:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ibu dan anak saat di rumah. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak saat di rumah. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Kondisi pandemi ini membuat semua serba tak menentu. Bukan hanya was-was soal kesehatan fisik, tetapi juga membuat kondisi psikologis kita jadi tidak stabil. Tak terkecuali bagi ibu di rumah yang setiap harinya menjalani aktivitas yang multiperan.
ADVERTISEMENT
kumparan membuat Program Teman Curhat khusus untuk member yang tergabung di grup online resmi komunitas teman kumparan Mom. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan para expert yang ahli di bidangnya.
Pada Selasa (13/10), Teman kumparan Mom telah berkonsultasi dengan Vera Itabiliana, Psikolog Anak dan Remaja yang sedang berpraktik di LPTUI, Klinik Anak Mandiri di Depok, dan Tiga Generasi di Klinik Brawijaya Kemang.
Selain itu, wanita yang kerap disapa Mbak Vera ini juga merupakan psikolog di Sekolah Kepompong.
Penasaran seperti apa isi dari curhatan teman kumparan Mom dan bagaimana Mbak Vera menjawabnya? Simak rangkumannya di bawah ini, yuk!
Teman curhat bersama Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, Psikolog. Foto: dok kumparan
Tanya: Bagaimana solusi menghadapi anak yang suka memukul muka (yang dipukul orang rumah, seperti mama, papa, nenek, tante, dan juga terkadang temannya). Di rumah tidak pernah dikasih contoh seperti itu, kami juga heran si anak mempelajarinya dari mana.
ADVERTISEMENT
Usia anak saya 10 bulan. Sudah di larang tapi masih terulang, ketika di beritahu/di larang malah balik memukul mukanya sendiri. Harus bagaimana, ya, mbak?
Jawab: Anak usia 20 bulan memang masih dalam tahap belajar mengekspresikan emosi. Karena kemampuan bicaranya masih terbatas, maka anak usia ini masih cenderung menggunakan aksi fisik seperti melempar barang atau memukul.
Sebaiknya pada saat dia sedang memukul, ambil jarak dan tunggu sampai anak tenang. Atau bisa ditenangkan dengan cara dipeluk ketika dia memukuli dirnya sendiri.
Setelah tenang, ajak anak bicara. Bantu anak untuk mengenali emosinya, beri nama lalu tunjukkan kalau kita paham apa yang dia rasakan. Lalu bicarakan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan saat dia sedang marah/emosi.
ADVERTISEMENT
Mom bisa browse 5 steps of emotion coaching daroo John Gottman untuk lebih detailnya. Ingat ya Mom, saat kita bantu anak untuk tenang, kita pun perlu kelola emosi dengan baik supaya tidak terpancing.
Tanya: Anak saya sudah beranjak remaja Mbak, saat ini usia 14 tahun. Dia tertarik dengan teman cowoknya, tetapi suami saya selalu melarang ketika dia terus-terusan ngobrolin tentang cowok yang dia suka.
Kalau saya sebenarnya nggak apa-apa dia cerita seperti itu, bagaimana saya harus bersikap ke anak saya ya dengan sikap papanya?
Jawab: Sepertinya Mom perlu bicara dulu dengan papanya. Bicarakan dulu apa saja yang jadi kekhawatiran papanya. Lalu bahas bareng tentang seperti apa anak remaja. Di usia anak sekarang sebetulnya wajar jika muncul ketertarikan pada lawan jenis.
ADVERTISEMENT
Sebetulnya peran orang tua adalah memahami dan memberi batasan, tapi batasan nya juga perlu dinegokan dengan anak. Tidak terlalu ketat sehingga nantinya anak malah sembunyi-sembunyi. Begitu ya, Moms.
Tanya: Bolehkah saya dikasih saran dan tips untuk membujuk anak saya untuk terbuka? Anak saya kelas 5 SD, sedang seru ngobrol dengan teman-temannya tapi nggak pernah mau cerita ke saya tentang keseruannya.
Jawab: Ketika anak mulai masuk SD apalagi saat menjelang puber seperti anak Moms ini, wajar anak sudah mulai punya rahasia atau ada hal-hal yang dia enggan berbagi dengan ortunya karena berbagai macam alasan. Mungkin takut diketawain atau malah dimarahi oleh ortunya.
Saran saya, kita tidak boleh juga terlalu kepo 😊. Coba tempatkan dulu diri kita sebagai ibu yang asik diajak ngobrol tentang apa saja. Coba Moms cari tahu isu apa sih yang sedang hot bagi anak seusia mereka.
ADVERTISEMENT
Dari mana tahunya? Moms bisa follow akun yang diikuti anak moms di socmed. Nah begitu ada update isu, misalnya grup Kpop tentang keluaran single barunya, Moms juga jadi tahu dan ini bisa jadi bahan obrolan asik dengan anak.
Sediakan waktu rutin untuk ngobrol santai dengan anak sehingga anak melihat/merasa bahwa kita enak juga diajak bicara. Nantinya semua "rahasia" dia akan dia ceritakan juga, kok.
Moms juga perlu belajar mendengar aktif, ya. Mendengar saja tanpa menilai/menghakimi/menyela 😉. Begitu ya, Moms.
Tanya: Saat pandemi ini anak-anak belajar di rumah. Padahal biasanya di sekolah dan bergaul sama teman-temannya. Apakah kondisi ini dapat pengaruh ke psikisnya, mbak?
Jawab: Tentu berpengaruh, ya. Banyak kebutuhan anak yang saat ini terpangkas. Tapi mau tidak mau, suka tidak suka, ya memang situasi seperti ini harus dijalani.
ADVERTISEMENT
Menjadi tugas orang tua untuk membantu & mendampingi anak melewati masa sulit ini. Apa yang dibutuhkan anak dalam tumbuh kembangnya tetap diusahakan terpenuhi, misalnya kebutuhan main dengan teman sementara ini dilakukan secara online/virtual saja.
Yang terpenting, anak merasa apa yang dia rasakan sekarang apakah itu bosan, cemas, dan lainnya adalah hal yang wajar muncul dalam situasi sulit seperti ini (kita pun melakukan hal yg sama pada diri kita). Sehingga anak-anak tetap merasa ada kita orang tuanya yang tetap mendampingi & memastikan dia aman serta sehat.
Tetap ciptakan suasana yang positif di rumah, ya. Jika ada muncul emosi negatif, bicarakan bersama lalu bangkit bersama. Banyak penelitian yang menemukan bahwa situasi sulit dapat melahirkan anak dan keluarga yang tangguh/resilien.
ADVERTISEMENT
Jika anak muncul emosi negatifnya, bisa lakukan 5 steps of emotion coaching berikut ini, ya:
Tanya: Saat ini saya masih mempunyai bayi & sedang belajar banyak. Saya juga punya keponakan berumur 10 tahun, dia suka sekali berteriak dan marah ketika di nasehati oleh kakak saya ataupun neneknya.
Teriak nya itu keras sekali seperti mengamuk dan sambil menangis, dia juga agak susah untuk dilarang, kira-kira cara mengatasinya bagimana ya, mbak?
Jawab: Wah sudah usia 10 tahun, ya. Biasanya di usia ini anak sudah lebih mudah untuk diajak berkomunikasi. Perlu dicari tahu dulu mengapa pola perilaku ini terbentuk.
ADVERTISEMENT
Apakah terbiasa seperti itu sebelumnya, atau ada hambatan lain di diri anak. Saya agak sulit untuk beri masukan lebih jauh karena tidak mendapatkan gambaran anaknya secara langsung.
Sebaiknya jika memungkinkan dibawa berkonsultasi dulu saja supaya jelas apa yg melatarbelakangi perilakunya. Sementara itu, ibunya bisa lakukan 5 steps of emotion coaching yang saya share di atas ya. Semoga membantu ya, moms.
Tanya: Saya mempunyai anak perempuan yang sekarang sedang ada di kelas 1 SMA, saat ini dia sangat hobi bermain sosial media hingga lupa waktu. Ketika saya menyuruh anak saya untuk dimintai tolong, jarang mendengar dan jarang nurut juga, saya pun bingung harus bagaimana?
Jawab: Anak remaja memang lucu-lucu gemesin ya, Moms. Coba ajak bicara dulu, pergunakan lebih banyak "I message" atau kalimat yang dimulai dengan kata "saya/mama/bunda", dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Contohnya, "Mama itu butuh bantuan kamu kalau di rumah, jadi mama akan senang sekali kalau mama minta tolong kamu langsung kerjakan. Jadi bagaimana ya biar kita sama-sama enak? Kamu tidak terganggu dan mama juga terbantu."
Nah lanjutkan diskusi dengan negosiasi dan buat kesepakatan tentang pengaturan waktu kapan dia bisa main & kapan dia bantu-bantu. Kenapa perlu dengan I message? Supaya anak paham bahwa perilakunya juga mempengaruhi perasaan kita.
Dibandingkan dengan "Kamu tuh main terus blablabla..." I message lebih diterima anak karena terdengar tidak menyerang dirinya. Perlu dijelaskan juga ke anak bahwa dia boleh main dengan gadget-nya asal waktu tidur, makan & belajar tidak terganggu.
Pastikan jam tidurnya cukup ya, Moms. Bisa di-browsing kebutuhan tidur anak sesuai usianya lalu sampaikan pada anak. Semoga membantu, moms.
ADVERTISEMENT
Tanya: Saat ini suami saya sering emosian, saat diskusi dia bilang karena kerjaan di kantor lagi banyak.
Tapi dia jadi lebih sering marah-marah sama anak anak (usia 3 & 6 tahun). Salah sedikit saja, suami saya bisa meledak-ledak. Anak-anak jadi takut sama dia Mbal, bagaimana yaa cara bilang ke mereka?
Jawab: Betul, anak-anak begitu lihat ortunya di rumah ya pengennya diajak main, karena kapan lagi bisa terus bareng di rumah 😁.
Di sini menurut saya, suami juga sedang perlu bantuan ya, Moms. Untuk kelola stress karena load pekerjaan mungkin yang berat.
Kalau ada waktu yang pas, coba ajak bicara santai. Biasanya kalau bisa berbagi cerita tentang kerjaannya mungkin bisa lebih ringan jadinya.
ADVERTISEMENT
Untuk anak-anak, bisa diajak bicara & diajak mengenali cues/tanda dari papanya kalau sedang tidak bisa diganggu. Atur dengan rapi di mana dan kapan mereka bisa main sehingga tidak mengganggu. Sambil menunggu kondisi emosi suami membaik ya, Moms.
====================
Teman curhat merupakan program khusus yang diadakan di grup teman kumparan. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan para expert yang ahli di bidangnya. Yuk, gabung ke grup teman kumparan di Telegram melalui kum.pr/temankumparanMom. Jangan lewatkan keseruannya, ya!