Teman Curhat Bersama Psikolog Klinis Nago Tejena (7)

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
11 Desember 2020 10:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi teriakan marah akibat tekanan diri. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teriakan marah akibat tekanan diri. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Kondisi pandemi ini membuat semua serba tak menentu. Bukan hanya was-was soal kesehatan fisik, tetapi juga membuat kondisi psikologis kita jadi tidak stabil.
ADVERTISEMENT
kumparan membuat Program Teman Curhat khusus untuk member yang tergabung di grup online resmi komunitas teman kumparan. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan para expert yang ahli di bidangnya.
Pada Selasa (08/12), teman kumparan telah berkonsultasi dengan Nago Tejena, Psikolog Klinis yang sedang bekerja di Biro Psikologi Universitas Udayana. Psikolog Klinis lulusan Universitas Padjajaran tahun 2018 ini juga sedang aktif memberikan edukasi lewat beberapa webinar.
Pria yang kerap disapa Kak Nago ini berfokus mendalami psikologi klinis, pengembangan diri, dan psikologi anomali (penjelasan psikologi mengenai fenomena supranatural). Bagi teman kumparan yang aktif di media sosial Twitter, pasti nggak asing lagi dengan thread yang membahas isu psikologi dan cerita supra natural dari akun @nagotejena.
ADVERTISEMENT
Penasaran seperti apa isi dari curhatan teman kumparan dan bagaimana Kak Nago menjawabnya? Simak rangkumannya di bawah ini, yuk!
Teman curhat bersama psikolog Nago Tejena, M.Psi. Foto: kumparan/Masayu Antarnusa.
Curhatan: Saya lebih memilih diam ketika mood saya kurang bagus atau saya sedang marah dengan orang lain. Tapi selalu disalahartikan, dan teman saya juga ikut-ikutan marah ke saya. Apa diam saya ini suatu kesalahan? Apa saya harus berpura-pura baik-baik saja dan memendam kekesalan saya?
Jawab : Tentu tidak, setiap orang memiliki cara tersendiri untuk mengelola atau menyalurkan emosinya. Menurutku tidak masalah kalau kamu memilih untuk diam dulu. Ke depannya, kamu bisa menyampaikan itu ke temanmu. Bukan bermaksud untuk menyinggung atau mengabaikan dia, namun itu adalah cara yang kamu gunakan untuk membuat dirimu merasa lebih baik. Selamat berjuang. :)
ADVERTISEMENT
Curhatan: Halo kak, saya udah cukup lama mengikuti kakak di Twitter maupun di Instagram, saya ingin bercerita kak. Saya, ibu, dan kakak cowok saya tinggal di rumah nenek. Ibu saya sakit (tidak bisa melakukan apa apa sendiri) sehingga memutuskan untuk tinggal di rumah nenek, karena nenek sudah tua nenek saya diurus oleh tante dan om saya kak. Disisi lain, saya kuliah kak di Surabaya namun karena kuliah online saya di rumah nenek saya sekalian menjaga ibu saya.
Saya sebenarnya ingin melakukan apa yang saya ingin lakukan seperti meningkatkan diri, pergi dengan teman-teman, eksplore segala hal, melakukan segala hal yang saya suka. Namun, di sisi lain saya harus menjaga ibu saya kak. Saya jadi merasa tidak bebas dan terkungkung. Disisi lainnya lagi, saya tidak enak dengan nenek saya dan tante om saya yang sudah merawat ibu saya, membiayai ibu dan kakak laki-laki saya selama di rumah nenek, dan ya yang bisa diandalkan untuk menjaga ibu hanya saya. Kakak laki-laki saya tidak mau mengurus ibu saya, adik saya kuliah di Jogja.
ADVERTISEMENT
Saya sebenarnya ingin mengeksplore diri selama saya masih muda, namun saya merasa saya tidak dibebas oleh tante, om, dan nenek saya karena harus menjaga ibu saya. Jujur saya sangat sedih, banyak hal yang ingin saya lakukan di luar rumah namun disisi lain saya dibebankan menjaga ibu saya, dan nenek saya ketika tante dan om saya tidak ada di rumah. Misal ketika saya pergi ke luar bersama teman-teman saya pasti akan di Whatsapp untuk pulang untuk menjaga ibu dan nenek saya.
Saya tidak bisa jadi diri saya di rumah nenek. Saya harus melakukan pekerjaan rumah karena ya bisa dibilang saya, ibu dan kakak laki-laki saya menumpang. Saya ingin sekali melakukan segala sesuatu yang saya inginkan namun lagi-lagi saya harus bertanggung jawab atas ibu saya, menjaga nenek dan ibu saya ketika tante dan om tidak di rumah. Jujur kuliah saya juga terganggu, diberi pengertian pun rasanya kurang. Saya juga tidak berhak untuk menuntut apa-apa.
ADVERTISEMENT
Lalu saya harus bagaimana ya kak? Setiap saya memikirkannya saya sedih, setiap saya melihat teman-teman saya yang dapat berkembang tanpa ada beban seperti saya saya juga sedih. Saya ingin berkembang, saya ingin menikmati hidup saya.
Jawab : Haloo.. terima kasih sudah membaca tulisan-tulisanku ya :). Aku paham tentu sulit sekali berada di kondisi tersebut. Di satu sisi kita ingin berkembang, namun di sisi lain ada kondisi yang membatasi kita.
Menurutku ada beberapa poin yang harus kamu pertimbangkan :
1. Apakah kamu pernah menyampaikan ini ke mereka? Entah ke Ibu, Om, Tante, atau Nenek. Karena belum tentu mereka juga memahami posisimu saat ini kalau belum kamu sampaikan.
2. Apakah mereka benar-benar melarang, atau itu berasal dari perasaan bersalahmu? Terkadang memang bisa jadi mereka melarang, atau terkadang itu muncul dari perasaan kita sendiri. Kita merasa ketika memperhatikan diri, kita telah berbuat sesuatu yang "salah" dan terkesan tidak tahu balas budi
ADVERTISEMENT
Nah menurutku dengan merenungi 2 poin itu, kamu bisa menyeimbangkan porsinya. Kewajibanmu sampai batas mana, sehingga waktu dan ruang yang tersisa bisa kamu maksimalkan untuk kebutuhan pengembangan dirimu sendiri.
Semoga semangatmu bertahan, dan kondisi bisa membaik, sehingga akhirnya tujuanmu bisa tercapai. Selamat berjuang :)
Curhatan: Hai kak, maaf sebelumnya aku mau lampiasinnya di sini aja. Capek ya kak dengerin curhatan orang? maaf ya kak nambahin beban, tapi aku mau cerita. Sekarang aku umur 20, 14 desember udah 21, aku kuliah semester 5, tapi aku ngerasa jadi beban banget, belum punya kerja, rasanya jadi beban orang tua. Nggak enak rasanya, tapi udah apply kerja sih jadi lumayan ada usaha kan ya kak?:(
ADVERTISEMENT
Terus kenapa sih aku ini orangnya iri mulu, kalo orang lain misalnya temen-temen aku udah ada yang dapet kerja, pasti aku iri banget, iri mereka udah bisa kerja diumur sekarang, nggak terlalu jadi beban keluarga. Pokonya mereka hebat udah bisa kerja. Walaupun ada yang dari link keluarganya gitu jadi enak dia bisa langsung kerja. Udah sih kak, absurd ya...
Makasih kak udah mau dengerin.❤ Semoga sehat selalu. By the way dulu cita-cita aku jadi psikolog lho dari SMP tapi nggak dibolehin orang tua hahaha yaudah deh udah takdir kali, ya.
Jawab : Nggak capek kok tenang aja:).
Saat mengarahkan tujuan hidup, kamu perlu untuk memastikan apa yang benar-benar penting untuk diri kamu. Apakah itu supaya tidak membebani orang tua? apakah supaya bisa lebih dari teman? atau supaya bisa merealisasikan tujuan pribadimu?
ADVERTISEMENT
Karena kalau nggak, kamu bakal bingung saat berjalan. Apa yang orang lain lakukan di kiri-kanan akan mengganggu perjalananmu.
Coba direnungkan pelan-pelan. Selamat berjuang!
(tan)
====================
Teman curhat merupakan program khusus yang diadakan di grup teman kumparan. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan para expert yang ahli di bidangnya. Yuk, gabung ke grup teman kumparan di Telegram melalui kum.pr/Temankumparan. Jangan lewatkan keseruannya, ya!