Teman Curhat Bersama Psikolog Klinis Nago Tejena (8)

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
18 Desember 2020 22:35 WIB
clock
Diperbarui 5 Januari 2021 9:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi stres akibat tekanan diri. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi stres akibat tekanan diri. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Kondisi pandemi ini membuat semua serba tak menentu. Bukan hanya was-was soal kesehatan fisik, tetapi juga membuat kondisi psikologis kita jadi tidak stabil.
ADVERTISEMENT
kumparan membuat Program Teman Curhat khusus untuk member yang tergabung di grup online resmi komunitas teman kumparan. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan para expert yang ahli di bidangnya.
Pada Selasa (15/12), teman kumparan telah berkonsultasi dengan Nago Tejena, Psikolog Klinis yang sedang bekerja di Biro Psikologi Universitas Udayana. Psikolog Klinis lulusan Universitas Padjajaran tahun 2018 ini juga sedang aktif memberikan edukasi lewat beberapa webinar.
Pria yang kerap disapa Kak Nago ini berfokus mendalami psikologi klinis, pengembangan diri, dan psikologi anomali (penjelasan psikologi mengenai fenomena supranatural). Bagi teman kumparan yang aktif di media sosial Twitter, pasti nggak asing lagi dengan thread yang membahas isu psikologi dan cerita supra natural dari akun @nagotejena.
ADVERTISEMENT
Penasaran seperti apa isi dari curhatan teman kumparan dan bagaimana Kak Nago menjawabnya? Simak rangkumannya di bawah ini, yuk!
Teman curhat bersama psikolog Nago Tejena, M.Psi. Foto: kumparan/Masayu Antarnusa.
Curhatan: Kak, gimana ya cara mengelola stres yang baik? Aku adalah jobseeker, stres banget ngelamar kesana sini dan belum kunjung dapet kerja. Terus kuliah juga jadi tertunda karena biaya, belum lagi diomongin tetangga dan direndahkan sama keluarga sendiri. Aku berjuang untuk kuliah dengan biaya sendiri, rasanya kadang iri lihat temen yang bisa kuliah tanpa memikirkan biaya.
Efeknya ke aku penurunan berat badan yang sangat drastis sampai 10kg, jerawat hormonal semakin mudah muncul, terus kadang sering banget kak tiba-tiba nangis kalo lagi sendirian. Kira-kira menurut kakak aku harus gimana?
Aku pengin banget buat kayak gak stres gak overthinking tapi gak bisa, yang paling aku gabisa kendaliin adalah nangis sih kak, gatau kenapa akhir-akhir ini jadi mellow tiba-tiba lebih sering nangis tanpa sebab, aku ngerasa manajemen stres ku berantakan banget kak.
ADVERTISEMENT
Jawab : Haii.. terima kasih sudah mau berbagi di sini. :)
Aku yakin apa yang kamu alami pasti terasa berat, seakan banyak rencana yang berantakan karena situasi yang sama sekali tidak mendukung. Wajar kamu mengalami banyak stress dari masalah-masalah ini.
Stres itu sendiri sebenarnya cukup penting, kita membutuhkannya sebagai motivasi untuk menyelesaikan masalah. Yang sebaiknya kamu lakukan adalah memilih, stress mana yang membantu kamu untuk bergerak, dan yang mana tidak.
Contoh, stres karena belum dapat kerjaan itu penting. Karena itu mendorong kita untuk tetap mencoba, berusaha, dan mencari cara supaya dapat menunjang hidup kita. Sementara, stress karena membandingkan diri ke teman ataupun memikirkan omongan tetangga, sepertinya tidak terlalu penting. Karena malah akan membebani diri dan menghambat hidupmu.
ADVERTISEMENT
Salah satu kunci untuk mengurangi overthinking adalah menyeleksi. Seleksi mana hal yang penting dalam hidupmu, sehingga kamu nggak harus menanggung beban yang nggak perlu. Semoga membantu.
Curhatan: Saya bingung mulai dari mana, tapi yang pasti satu bulan ini saya sering kali mencoba untuk menyakiti diri saya sendiri dan juga saya ada kepikiran untuk mengakhiri hidup saya. Mungkin masalah yang saya hadapi saat ini memang tidak terlampau berat dan nggak ada apa-apanya. Akan tetapi ada satu masalah kurang lebih sebulan yang lalu yaitu saya putus dengan pacar saya.
Saya pikir setelah saya mencoba menjelaskan, mencoba untuk memperbaiki kembali hubungan saya dengan dia akan membuat semuanya lebih baik. Untuk sekarang kami memang tidak lagi menjalin relasi, semuanya cukup baik-baik saja.
ADVERTISEMENT
Tapi yang kemudian membuat saya masih ada pemikiran-pemikiran untuk bunuh diri karena saya pikir saya nggak sanggup, saya rasa semua trauma yang pernah saya alami kembali lagi menguak, saya sering kali menghakimi diri saya, saya menyalahkan diri saya atas semua yg telah terjadi karena saya tidaklah cukup. Tidak cukup baik, tidak cukup perhatian pada apapun.
Intinya saya merasa saya ini tidak akan pernah cukup untuk apapun, siapapun, bahkan untuk diri saya sendiri. Saya merasa saya hanya bisa membebani orang lain. Keberadaan saya hanyalah beban untuk orang-orang disekitar saya. Saya merasa nggak pantes untuk siapa-siapa. Pemikirian-pemikiran ini yang terus ada di otak saya.
Jawab: Pribadi manusia terbentuk dari pengalaman akan hubungan-hubungan yang telah dilaluinya. Entah hubungan dengan orang tua, hubungan dengan teman, hubungan dengan pacar, dan seterusnya..
ADVERTISEMENT
Kualitas dari hubungan inilah yang membentuk bagaimana kita melihat dunia, serta bagaimana kita melihat diri kita.
Seringkali kita menilai diri kita secara "keras", karena hubungan-hubungan yang buruk.
"Pacar saya meninggalkan saya karena saya kurang baik.."
"Ibu saya tidak menyayangi saya karena saya anak yang nakal.."
"Mereka menjauhi saya karena saya menyebalkan.."
Pikiran-pikiran seperti itu mudah muncul, tanpa menyadari bahwa tanggung jawab hubungan seharusnya dimiliki oleh kedua belah pihak.
Tidak adil rasanya kalau kita hanya menyalahkan diri kita, tanpa menyadari bahwa orang lain juga memiliki tanggung jawab atas hubungan tersebut.
Dengan menyadari ini, secara perlahan kita akan memiliki ruang untuk memperhatikan diri kita.. apa yang sebenarnya membuat kita bebas dan bahagia, terlepas dari hubungan kita dengan orang lain?
ADVERTISEMENT
Ini proses perenungan yang panjang, namun menurutku pantas untuk dicoba, semoga membantu dan selamat berjuang :)
Curhatan: Halo kak, sebelumnya terima kasih sudah menyempatkan diri untuk membaca ini. Semoga kakak selalu sehat dalam lindungan Tuhan. Saya Sila.
Dalam beberapa bulan belakangan saya sering menangis tapi tidak berlangsung lama. Karena saya bisa cepat mengalihkan emosi saya, tapi saat benar-benar perasaan itu kembali saya menangis lagi. Perasaan yang saya sendiri tidak tau perasaan macam apa itu. Saya mencoba berdialog dengan diri saya sendiri. Apa sebenarnya hal-hal yang membuat saya seperti ini. Dan yang saya dapatkan adalah rasa tidak terima.
Saya tidak terima akan masalah-masalah yang hadir di hidup saya. Saya tidak bisa kuliah di jurusan yang saya inginkan, dan saya mengambil pendidikan yang tidak pernah saya pikirkan saya akan disana. Walaupun memang saya yang menyetujui karena saya pikir bisa lebih cepat membantu perekonomian keluarga saya.
ADVERTISEMENT
Seiring pandemi ternyata ibu saya juga kesulitan untuk membiayai pendidikan saya. Saya juga tidak terima dengan ayah saya yang masih berjudi walaupun tak banyak. Tapi sifatnya yang boros benar-benar memperburuk perekonomian keluarga. Kakak saya yang memilih tidak tinggal dirumah dan melepaskan tanggung jawab dari pekerjaan rumah. Saya selalu mencoba untuk ya sudahlah sudah begini jalannya. Tapi terkadang saya merasa terpuruk.
Beberapa kali saya cerita dengan teman mereka mengatakan saya harus banyak bersyukur. Saya selalu mencoba bersyukur dan mengucapkan terimakasih atas kesehatan yang masih diberikan pada saya sampai saat ini. Tapi rasa tidak terima kadang muncul begitu saja. Menangis tiba-tiba hampir 8 bulan sejak bulan April tahun ini. Sekali lagi terimakasih telah membaca tulisan ini kak. Sejujurnya pun saya tidak yakin bisa ditanggapi mungkin ada yang keadaannya lebih parah daripada saya. Baiklah sekian kak. Maaf kalau tulisannya berantakan. 🙏🏻
ADVERTISEMENT
Jawab : Terima kasih Sila sudah mau bercerita. :)
Kadang memang ketika kita mengalami permasalahan yang begitu pelik, perasaan itu bisa sangat bergejolak. Marah, sedih, frustrasi, putus asa, sampai mungkin akhirnya tidak tertahankan dan jadi menangis.
Apa yang kamu lakukan sudah benar, mencoba membiarkan diri mengalami perasaan sedih tersebut, lalu dilanjutkan dengan menggali darimana perasaan ini muncul.
Memang berat saat situasi tidak bisa mendukung kita sepenuhnya, apalagi ketika kita masih tergantung dengan orang tua.
Mencoba bersyukur bisa membantu, namun ketika kamu masih merasa tidak terima.. mungkin sebenarnya ada sesuatu yang kamu masih bisa usahakan.
Coba secara perlahan susun kembali impianmu. Impian yang bisa diusahakan oleh dirimu sendiri, dengan tidak terlalu tergantung akan kondisi lingkunganmu.
ADVERTISEMENT
Memiliki impian ini akan membantu kita untuk kembali terfokus ke hal yang penting, dan tidak terlalu terdistraksi oleh hal-hal yang mengganggu lainnya.
Jadikanlah impian ini menjadi sesuatu yang personal buatmu, dan terbebas dari berbagai tuntutan peran yang harus kamu lakukan di keluargamu.
Semoga kedepannya situasi bisa membaik, dan kamu bisa mencapai impian tersebut tanpa ada hambatan dari lingkungan.
Selamat berjuang!
Curhatan: Ketika ada masalah yang sangat membebani saya, saya bisa tiba-tiba berbicara sendiri. Misalnya: saya pegang handphone, tiba-tiba diambil teman. Ketika saya sedang sendirian dan teringat kejadian itu, saya bisa berbicara sendiri, "jangan ambil handphone saya, saya sedang memerlukannya". Apakah itu wajar? Berbahaya atau tidak? Bagaimana solusinya? Terima kasih.
Jawab: Ketika kita berhadapan dengan situasi yang sulit, biasanya kita akan kesulitan untuk mengekspresikan diri kita secara bebas. Misalkan ketika HP kita diambil teman, namun kita tidak nyaman menegur mereka.
ADVERTISEMENT
Kenapa kita tidak nyaman menegur? Ada banyak kemungkinannya. Bisa karena kita takut dengan mereka, bisa karena tidak enakan, bisa karena takut ditolak, atau dimusuhi mereka ketika kita melawan.
Mungkin itulah yang menyebabkan kita lebih memilih diam, dan ucapan tersebut malah muncul pada saat kita sendiri.
Solusi terbaik adalah tentu dengan mengungkapkan ketidaksetujuan kita secara langsung terhadap orang tersebut. Namun hal itu bisa dilakukan secara pelan-pelan. Kamu tidak mesti harus langsung menegur dia, cukup coba ungkapkan perasaanmu atas perilaku dia.
Selamat mencoba.
(tan)
====================
Teman curhat merupakan program khusus yang diadakan di grup teman kumparan. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan para expert yang ahli di bidangnya. Yuk, gabung ke grup teman kumparan di Telegram melalui kum.pr/Temankumparan. Jangan lewatkan keseruannya, ya!
ADVERTISEMENT