Teman Curhat Bersama Psikolog Sri Juwita K., M.Psi (8)

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
11 Januari 2021 9:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi wanita yang sedang overthinking. Foto: Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita yang sedang overthinking. Foto: Pexels.
ADVERTISEMENT
Kondisi pandemi ini membuat semua serba tak menentu. Bukan hanya was-was soal kesehatan fisik, tetapi juga membuat kondisi psikologis kita jadi tidak stabil. Tak terkecuali bagi ibu yang setiap harinya menjalani aktivitas yang multiperan.
ADVERTISEMENT
Teman kumparan membuat Program Teman Curhat khusus untuk member yang tergabung di grup online resmi komunitas teman kumparanMOM. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan psikolog yang ahli di bidangnya.
Pada Selasa (29/12), Teman kumparan Mom telah berkonsultasi dengan Sri Juwita K., Psikolog Keluarga yang sedang berpraktik di Tiga Generasi dan LPT UI. Selain sibuk berpraktik sebagai psikolog, wanita yang kerap disapa Wita ini juga merupakan Founder dari komunitas @cintasetara.
Tak hanya itu, pemilik akun Instagram @ladywitts ini juga merupakan salah satu penulis dari buku Anti Panik Mempersiapkan Pernikahan. Ia juga aktif menjadi narasumber untuk talkshow dan kelas di berbagai media online serta offline.
Penasaran seperti apa isi dari curhatan teman kumparanMOM dan bagaimana Mbak Wita menjawabnya? Simak rangkumannya di bawah ini, yuk!
Teman curhat bersama psikolog Sri Juwita Kusumawardhani, M.Psi. Foto: kumparan/Masayu Antarnusa.
Curhatan: Aku mau curhat mengenai perasaanku yang membuatku menjadi bingung, karena aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi aku merasakan hatiku sangat sedih dan sering cemas. Terutama aku takut tidak bisa membuat bangga kedua orang tuaku, dulu aku sering dibanding-bandingkan dengan kakakku karena selalu berprestasi dan masuk di sekolah paling favorit di daerahku. Waktu kuliah nilainya juga selalu bagus, sedangkan aku biasa-biasa saja. Jadi apa yang harus aku lakukan untuk menghilangkan rasa sedih dan cemas yang sering aku alami?
ADVERTISEMENT
Jawab : Halo R. Memang tidak nyaman jika orangtua terus menerus membandingkan dirimu dengan saudara-saudaramu. Mungkin niat mereka baik agar kamu lebih termotivasi, namun mereka lupa untuk memikirkan bagaimana perasaanmu. Yang bisa kusampaikan, setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Temukan apa yang kamu minati dan/atau bidang apa yang kamu kuasai lalu dalami hal tersebut - meskipun itu berbeda dengan saudara-saudaramu. Cari sumber dukungan sosial di luar keluarga, orang-orang yang bisa lebih memahami dirimu - mungkin saudara/kerabat dari keluarga besar ataupun teman-teman. Jika memang rasa sedih yang kamu rasakan sudah mengganggu kehidupan sehari-hari, sebaiknya kamu mencari pertolongan professional yang affordable untukmu ya. Tetap semangat R :)
Curhatan: Salam psikolog. Perkenalkan saya D 43 tahun. Saat ini saya sedang bermasalah dengan suami saya. Dua tahun yang lalu saya menemukan bahwa suami saya selingkuh, walau saya belum pernah melihat sendiri, tapi dari bukti chat dia di whatsapp dan telegram dia dengan banyak wanita setiap dia berdinas keluar kota. Hal ini membuat saya benar-benar kecewa. Karena di depan saya dan anak-anak dia begitu baik.
ADVERTISEMENT
Selama kami menikah selama 10 tahun memang banyak hal yang saya merasa dia tidak jujur. Tapi saya berusaha tidak ambil pusing. Banyak hal yang saya toleransi seperti, contohnya dia tidak pernah memberi saya uang bulanan bila saya tidak minta, tapi untungnya saya bekerja jadi saya cukupi dari gaji saya, bahkan juga dibantu orangtua dan adik saya bila saya benar-benar kepepet.
Hanya dia selingkuh sampai saat ini yang saya tidak bisa memaafkan. Kadang saya merasa jijik melihatnya karena saya selalu berpikir dia bekas orang lain. Kekecewaan saya sering saya sampaikan ke anak-anak bila saya marah agar mereka tidak meniru ayahnya. Bila tidak ingat anak dan rasa malu pada keluarga saya ingin berpisah. Saya capek dengan keadaan seperti ini. Tolong beri saran apa yang harus saya lakukan. Terimakasih untuk sarannya.
ADVERTISEMENT
Jawab : Halo Mbak D. Terima kasih sudah bersedia untuk berbagi cerita ini, meskipun tidak mudah pastinya. Mbak sudah kuat sampai hari ini demi keutuhan keluarga dan anak-anak merupakan hal yang luar biasa, jangan lupa mengapresiasi diri sendiri dan jangan menyalahkan diri sendiri atas kesalahan yang suami lakukan ya. Isu di pernikahan ini akarnya adalah komunikasi dan keterbukaan, yang merambat menjadi ke masalah keuangan dan juga perselingkuhan.
Sebaiknya, Mbak dan suami mencari waktu untuk mendiskusikan mengenai kondisi pernikahan kalian berdua. Tanyakan apa yang ia rasakan, ia butuhkan, dan ia harapkan untuk kedepannya - lalu sampaikan apa yang mbak rasakan - butuhkan - harapkan. Cek apa yang menjadi kekuatan kalian untuk mempertahankan pernikahan hingga saat ini (di luar anak-anak ya, tapi dari kalian berdua sebagai pasangan). Cari alternatif solusi terhadap hal-hal yang memang tidak menyenangkan/mengganjal di dalam pernikahan. Semoga Mbak dan suami masih memiliki banyak kekuatan dalam pernikahan dan kesamaan visi misi untuk mempertahankan pernikahan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, saya sarankan untuk membaca buku berjudul Pelangi Setelah Badai, tulisan Dr. Adriana Ginanjar. Semoga buku tersebut bisa membantu Mbak menemukan kekuatan setelah menghadapi perselingkuhan suami. Sehat dan kuat selalu ya Mbak.. Semoga bahagia juga segera menghampiri kehidupan pernikahan Mbak..
Curhatan: Hallo Mbak Sri, 2 tahun yang lalu saya mengetahui kalau suami saya tidur bareng dengan rekan kerjanya. Dan mereka nyaris saja akan melakukannya kembali, tetapi keburu saya pergoki. Suami meminta perempuan itu untuk tidak menghubunginya lagi. Dan suami pun meminta maaf dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Saya mencoba memaafkan dan introspeksi diri.
Kami sudah ngobrol panjang lebar, dan saling meminta maaf. Tapi mengapa bayangan tentang perselingkuhan itu selalu membayangi saya. Jika terlintas kenangan tentang foto, video dan chat mereka yang saya baca, saya selalu marah dan kesal, bahkan sempat rasanya saya ingin menghabisi perempuan itu. Padahal saya sudah memaafkan, tetapi kenapa saya tidak bisa melupakan peristiwa itu. Bagaimana caranya saya berdamai dengan "peristiwa itu" ya, mbak?
ADVERTISEMENT
Jawab : Halo Mbak. Yang Mbak alami memang tidak mudah, untuk bisa bertahan hingga saat ini saja sudah membuktikan bahwa Mbak adalah orang yang kuat. Sebagai informasi, pusat emosi dan memori berada di area otak yang sama sehingga peristiwa dengan muatan emosi yang kuat akan lebih lekat di dalam ingatan. Oleh karena itu, fokusnya bukan melupakan ya. Tetapi, berdamai dan melihat dari perspektif yang baru.
Saya sangat merekomendasikan untuk membaca buku yang berjudul Pelangi Setelah Badai, tulisan dari Dr. Adriana Ginanjar. Beliau adalah dosen saya di UI yang memang berfokus di kasus-kasus pernikahan dan perselingkuhan. Semoga Mbak bisa memperoleh banyak insight melalui buku tersebut. Semangat untuk menjemput pelangi setelah badai ya Mbak.
ADVERTISEMENT
Curhatan: Bagaimana cara menghadapi atasan perempuan yang selalu menyalahkan kita?
Jawab : Halo. Saat ini mungkin kamu merasa tidak nyaman dalam bekerja ya karena selalu merasa disalahkan. Apakah mungkin sudah dicoba untuk memberikan bukti-bukti yang konkrit jika ia sedang menyalahkan? Jika ada bukti konkrit, mungkin ia jadi bisa menahan diri untuk menyalahkanmu. Namun, jika ia menyalahkan tanpa alasan dan tidak mau mendengarkan pendapatmu atau penjelasanmu, tampaknya memang ada yang salah dengan dirinya/hidupnya.
Berhubung ia memiliki kuasa yang lebih besar, akan sulit untuk mengubah keadaan. Kecuali, jika memang kondisi ini dapat didiskusikan dengan atasan yang lebih tinggi lagi. Jika tidak, artinya fokus untuk menguatkan dirimu selama masih harus bekerja di sana.
ADVERTISEMENT
Lakukan hal-hal yang menyenangkan dan menenangkan sesudah bekerja, seperti menonton acara yang kamu sukai atau membaca hal-hal yang lucu dan menghibur, dll. Selain itu, perkuat juga support system-mu - bukan untuk “ngomongin” atasan di belakang tapi untuk membicarakan hal-hal menyenangkan agar kamu menyadari bahwa masih banyak hal yang bisa dinikmati dalam hidupmu. Tetap semangat ya!
(tan)
====================
Teman curhat merupakan program khusus yang diadakan di grup teman kumparan. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan para expert yang ahli di bidangnya. Yuk, gabung ke grup teman kumparan di Telegram melalui kum.pr/temankumparanMom. Jangan lewatkan keseruannya, ya!
ADVERTISEMENT