Konten dari Pengguna

Teman Curhat: Mengatasi Demotivasi di Kala Pandemi

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
16 September 2021 15:53 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Program Teman Curhat: Mengatasi Demotivasi Bersama Nago Tejena. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Program Teman Curhat: Mengatasi Demotivasi Bersama Nago Tejena. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Bertahan di situasi pandemi memang tidak mudah. Tak jarang kita mengalami demotivasi untuk mengerjakan sesuatu. Untuk mengatasinya tak perlu bingung. Salah satu keuntungan bergabung di grup teman kumparan adalah bisa curhat ke psikolog secara gratis.
ADVERTISEMENT
Kalau kamu butuh teman cerita tapi bingung mau cerita ke siapa, kamu bisa curhat di grup teman kumparan. Program Teman Curhat hadir setiap hari Selasa agar member grup teman kumparan dapat mengungkapkan permasalahannya kepada Psikolog Klinis Nago Tejena. Yang pasti, program ini tidak dipungut biaya alias gratis.
Jika teman-teman mau bergabung, bisa klik link berikut untuk join ke grup teman kumparan: kum.pr/Temankumparan.
Penasaran seperti apa curhatan teman kumparan dan bagaimana Kak Nago menjawabnya? Simak rangkumannya di bawah ini!
Curhatan: Putus hubungan asmara di saat skripsi.
Menjalani hubungan dengan dia selama 3 tahun, kita LDR Jakarta - Bandung. Alasan untuk lanjut kuliah karena untuk membuktikan ke dia dan keluarga dia. Saya lulusan DIII Analis Kesehatan dan melanjutkan lagi ke DIV Analis Kesehatan di kampus Negeri Kesehatan di Jakarta. Waktu kuliah saya relatif singkat hanya 2 semester / 1 tahun. Awal semester hubungan kita masih baik-baik saja. Hingga tahap semester akhir di saat saya sedang semangat-semangatnya skripsi ternyata dia selingkuh.
ADVERTISEMENT
Pada saat itu saya baru pindah kerjaan di suatu RS Swasta di Jakarta Selatan. Dia ternyata sudah selingkuh dari bulan Januari, hingga ketahuan akhir Juni. Pada saat ketahuan saya hancur sekali, berat badan turun drastis, skripsi 1 bulan lebih gak saya kerjaan, di tambah permasalah dikerjaan yang padat karena pasien Covid.
Pada saat itu saya sudah hopeless sekali untuk melanjutkan skripsi. Hingga pada akhirnya ada teman kampus saya chat via Instagram memberikan semangat kepada saya, karena tau saya habis putus dan skripsi saya terbengkalai. Pada saat itu saya mulai ada harapan baru untuk melanjutkan skripsi dan dia menyembuhkan hati saya.
Apa dengan ini saya bisa benar- benar bisa bangkit kak? Maaf tulisannya berantakan Kak, sebenarnya masih lebih kompleks lagi permasalahan ini.
ADVERTISEMENT
Jawaban dari Kak Nago: Halo, terima kasih sudah bercerita ya.
Kehilangan orang yang berharga merupakan salah satu permasalahan terberat yang bisa kita alami. Apalagi dalam kasus ini, ada orang ketiga yang terlibat di dalamnya. Tidak heran ini akan mempengaruhi pekerjaan kita, pendidikan kita, bahkan hubungan kita sehari-hari.
Take your time, kita pasti butuh waktu untuk bisa benar-benar lewat dari kondisi seperti ini. Lakukan hal yang membuat dirimu nyaman dan tenang terlebih dahulu, sambil melihat hal berharga apa lagi yang masih tersisa di dalam hidupmu.
Ingat bahwa kamu bisa menemui profesional jika diperlukan.
Selamat berjuang!
Curhatan: Halo Kak Nago, saya sekarang sedang bingung masalah karir saya. Sudah lulus setahun dengan akademik dan pengalaman yang baik, tapi saya nggak tahu mau jadi apa, kaya nggak tahu aja bingung. Seperti tidak ada satupun yang saya minat. Saya pun sulit untuk menentukan arah saya, prinsip saya sekarang "bersyukur masih hidup". :(
ADVERTISEMENT
Jawaban dari Kak Nago: Haloo.. it's okay, take your time.
Ketika kamu merasa "bersyukur masih hidup", berarti mungkin kamu sedang memiliki beberapa kesulitan juga dalam hidupmu. Tidak mesti hanya tentang karir, bisa juga tentang hubungan atau keluarga. Kadang ketika masalah itu belum terselesaikan, membuat kita tidak memiliki tenaga ekstra untuk menyelesaikan masalah karir.
Mengenai karir, kamu tidak perlu langsung tahu dan benar tentang apa yang kamu mau kerjakan dalam hidup ini. Tidak ada jawaban yang benar dan salah, yang kamu perlu lakukan hanyalah terus mencoba sampai menemukan apa yang cocok untuk dirimu.
Bebaskan dirimu untuk mencoba berbagai jenis kesempatan yang ada, selamat mencoba :)
Curhatan: Kak, aku ingin curhat. Jadi aku punya sahabat cewek. Dia tuh benar-benar seseorang yang ngerti aku banget. Kita seperti sudah hampir setiap hari chatting-an bareng pokoknya menghabiskan waktu bersama.
ADVERTISEMENT
Tapi kak, masalahnya terkadang tuh gimana ya, kalau aku buat salah dia marah. Tapi giliran dia buat salah aku tuh nggak bisa marah ke dia kak. Aku takut dia bakal ngejauhin aku. Kadang dia juga sering marah ke aku karena ngelakuin hal yang dia nggak suka.
Tapi giliran dia melakukan hal yang aku nggak suka dan aku marah, dia malah ngambek. Bahkan kadang berbeda pikiran aja bisa buat berantem. Menurut kakak apakah persahabatan kami toxic kak? Terima kasih.
Jawaban dari Kak Nago: Apakah hubungan pertemanan ini toxic atau tidak? Menurutku terlalu cepat untuk menilai.. Akan tetapi yang pasti terlihat adalah hubungannya berat sebelah. Sepertinya kamu yang lebih bergantung secara emosional kepada dia. Lama kelamaan, ini bisa berkembang menjadi hubungan yang menyiksamu. Pertemanan yang harusnya menyenangkan bisa menjadi membebani. Penting bagimu untuk mulai sesekali membuk diri dan memprioritaskan perasaanmu, tidak hanya melulu berpusat kepada dia untuk menyelesaikan masalah. Selamat mencoba.
ADVERTISEMENT
Curhatan: Saya adalah seorang mahasiswa, jadi saya selama pandemi ini sangat demotivasi dalam belajar. Akademik saya sangat terganggu sudah setahun ini. Saya tidak bisa berkonsentrasi dalam belajar, saya merasa hidup saya gitu-gitu aja dan sering merasa tidak berguna. Saya merasa terlalu banyak melakukan kesalahan.
Nilai saya juga sangat turun, saya sudah sangat tidak tahu lagi bagaimana cara agar berkonsetrasi dalam belajar. Saya capek belajar, di rumah sangat jenuh, tidak ada teman. Saya juga kehilangan minat saya dalam hobi saya, semuanya tidak ada rasa. Seperti kosong hati saya Kak, seperti ada lubang. Napas saya juga rasanya berat.
Jawaban dari Kak Nago: Halo, terima kasih sudah bercerita. Aku yakin saat ini mungkin perasaanmu sedang tidak nyaman. Ada perasaan bersalah karena tertinggal, tetapi ada perasaan tidak bersemangat juga. Pandemi memang mengubah banyak hal, rencana maupun harapan kita. Salah satu hal yang kita bisa lakukan untuk kembali termotivasi adalah dengan memiliki tujuan baru. “Apa yang ingin kamu capai ke depannya?”. Jika kamu rasa masih sulit, pergi ke profesional bisa membantu.
ADVERTISEMENT
Curhatan: Aku sudah nikah setahun yang lalu. Aku didesak untuk nikah sama kekuargaku. Orang tua aku sudah bercerai, dia acuh sekali sama aku seperti tidak peduli, apalagi Ibu aku, yang dia pikirin cuma uang, uang saja.
Aku kenal sama suami aku sekarang baru 2 bulan, dia duda tapi belum punya anak. Keluarga suami datang terus ke rumah mamaku minta cepat-cepat nikahin anaknya sama aku. Mamaku mikirnya kalo aku nikah pasti dapat uang, dia desak aku biar ngomong sama papaku tapi aku nggak mau. Akhirnya, mamaku nyuruh kakak buat telepon papa. Papa pun nyuruh langsung nikah padahal dia belum ketemu sama keluarga cowonya sekalipun nggak pernah.
Keluarga aku belum tau bibit bebet bobot dia, belum tau sifat dia, agamanya gimana, taat apa engga mereka belum tau begitupun juga aku, aku cuma tau dia duda dan nggak tau cerainya karena apa.
ADVERTISEMENT
Akhirnya aku nikah sama dia karna keluarga aku ngerencanain semuanya tanpa aku tahu. Sehari sebelum hari H aku berantem sama semua keluarga aku karna ternyata dia belum cerai secara resmi ke pengadilan, aku minta sama mereka buat ngurusin dulu perceraiannya karna aku ngak mau ada apa-apa kedepannya. Tapi mereka nggak peduli sama masa depan aku, aku ragu buat nikah sama dia tapi nggak ada yang peduli semuanya tutup telinga.
Aku nikah secara agama dulu, setelah beberapa bulan nikah aku ngurusin semua perceraian dia dari ngumpulin berkas-berkas sampai dana buat ke pengadilan, bayar pengacara segala macem aku yang ngurusin. Keluarga suami dan suami nggak ada yang peduli mereka acuh aja merasa itu bukan urusan mereka padahal kan itu urusan mereka. Mereka nggak ada yang ngehargain aku sama sekali, keluarga suami kek ngerendahin aku banget.
ADVERTISEMENT
Dan pada saat aku ngurusin perceraiannya, dia selingkuh sama beberapa cewe. Aku berantem sama dia aku tanya tapi nggak ngaku padahal ada buktinya, terus aku telepon kakak ipar aku bilangin semuanya, nggak ada tanggapan dari mereka, semuanya diam saja. Yaudahlah aku kaya nggak mau memperpanjang, aku diamin aja seolah-olah nggak ada masalah.
Setelah selesai semuanya aku sudah nikah resmi tercatat di negara, aku pengen nabung buat masa depan, aku kan pasti punya anak, aku pengen nabung buat anak aku, biaya hamil, persalinan, biaya sekolah segala macam. Tapi tabungan aku selalu habis sama suami dia selalu minta pengen beli ini beli itu keinginan dia sendiri, dia nggak ada pikiran ke sana, dia cuma peduli sama dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Kalo aku buka pembicaraan pengen diskusi sama dia ngobrol serius, dia nggak bisa selalu dianggap becanda kayak 'apaan sih anak kecil diam aja', selalu gitu. Aku bingung harus gimana aku ngerasa aku sendiri nggak ada yang peduli. Semua keluarga aku acuh, aku pengen tuh suami yang ngertiin yang bisa bimbing aku ke jalan yang lebih baik, mengayomi aku, nasehatin aku tapi nihil. Dia kalo lagi di rumah main HP aja terus, main game atau main keluar sama temam-temannya.
Dan beberapa bulan terakhir ini, aku mood swing banget. Hati aku lagi tenang damai, beberapa menit kemudian kalo inget semuanya bisa langsung kesel, marah, hati kaya gelisah banget, sampe aku nggak mau ngapa-ngapain, cuma pengen diam sendiri nggak mau diganggu. Kepala aku bisa sampai sakit banget, hati nggak karuan, kalo lagi kesal ada yang manggil, aku langsung marah-marah sama orangnya, benar-benar nggak mau ketemu orang.
ADVERTISEMENT
Dulu aku suka banget kalo ada yang main kerumah atau ada yang ngajak main keluar, tapi sekarang ngerasa keganggu kalo ada orang nemuin aku, aku nggak suka pengen sendiri aja. Sempet beberapa kali aku mukul-mukul kepala aku sendiri, cekik leher sendiri, ngejedotin kepala ke tembok, karna aku pengen dia peduli sama aku, tapi dia tetap gitu, tetap dengan keegoisannya.
Aku bingung harus gimana biar dia bersikap layaknya seorang suami, aku pengen dia bersikap dewasa, aku pengen ada satu orang aja yang peduli sama aku.
Jawaban dari Kak Nago: Halo.. terima kasih sudah bercerita. Mendengar ceritamu dari awal sampai akhir, sepertinya ini situasi yang cukup berat. Seakan-akan kamu terjebak dengan keputusan orang-orang sekitarmu, entah itu dari keluargamu atau keluarga suami. Tidak ada yang benar-benar memahami atau bahkan menghargai keputusanmu. Jujur, untuk pelan-pelan keluar dari permasalahan ini cukup sulit.
ADVERTISEMENT
Pertama-tama, kita harus membangun kemandirian kamu untuk bisa bebas dari tekanan mereka, baik secara fisik maupun emosional. Aku sarankan ada baiknya mencoba menghubungi profesional, karena akan ada banyak perasaan negatif yang muncul ketika berusaha menyelesaikan permasalahan! ini. Selamat mencoba.
Program Teman Curhat dibuat khusus untuk member yang tergabung di grup online resmi komunitas teman kumparan. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan Nago Tejena, Psikolog Klinis yang sedang bekerja di Biro Psikologi Universitas Udayana. Psikolog Klinis lulusan Universitas Padjajaran tahun 2018 ini juga sedang aktif memberikan edukasi lewat beberapa webinar.
Pria yang kerap disapa Kak Nago ini berfokus mendalami psikologi klinis, pengembangan diri, dan psikologi anomali (penjelasan psikologi mengenai fenomena supranatural). Bagi teman kumparan yang aktif di media sosial Twitter, pasti enggak asing lagi dengan thread yang membahas isu psikologi dan cerita supra natural dari akun @nagotejena.
ADVERTISEMENT
(tan)
====================
Teman curhat merupakan program khusus yang diadakan di grup teman kumparan. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan para expert yang ahli di bidangnya. Yuk, gabung ke grup teman kumparan di Telegram melalui kum.pr/Temankumparan. Jangan lewatkan keseruannya, ya!