news-card-video
22 Ramadhan 1446 HSabtu, 22 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Tips Melatih Anak Berbagi Kebaikan Sejak Dini ala teman kumparanMOM

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
14 Maret 2025 17:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak belajar berbagi. Foto: Chay_Tee/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak belajar berbagi. Foto: Chay_Tee/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Mengajarkan anak berbagi kebaikan sebaiknya dilakukan sejak dini, selagi mereka masih dengan mudah menyerap nilai-nilai dari sekitarnya. Anak kecil juga cenderung senang meniru tingkah laku orang-orang di sekelilingnya, sehingga lebih mudah mengajari mereka lewat contoh.
ADVERTISEMENT
Mengajari anak berbuat baik dapat mendatangkan banyak manfaat, lho. Dikutip dari laman Psychology Today, melakukan kebaikan dapat memengaruhi keterampilan sosial-emosional yang penting di masa kanak-kanak.
Member teman kumparanMOM, Santi juga menyatakan hal serupa. Menurutnya, anak yang sejak dini diajarkan berbagi dapat tumbuh menjadi pribadi lembut, memiliki empati, dan punya keterampilan sosial yang baik.
Mom Santi juga berpedoman dengan hadis yang memerintahkan manusia untuk saling memberi agar saling menyayangi. Itulah yang mendorongnya makin semangat melatih buah hatinya berbagi kebaikan.
“Dalam Islam ada hadis mengatakan ‘tahabbu tahaddu’ yang artinya ‘saling memberi hadiahlah, maka kamu akan saling menyayangi’,” ucap Mom Santi.
Ilustrasi orang tua ajari kebaikan pada anak. Foto: polkadot_photo/Shutterstock
Kebetulan, sekarang umat Muslim tengah menjalani puasa di bulan Ramadan. Ini adalah momen yang sangat tepat untuk melatih anak berbagi kebaikan. Sebab, pahala berbagi kebaikan di bulan Ramadan akan dilipatgandakan oleh Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Kalau kamu bingung harus melatih anak dengan cara apa, Mom Santi ada tipsnya. Menurutnya, mulailah melatih anak dengan berbagi hal-hal sederhana, seperti makanan dan minuman.
Kemudian, minta si kecil belajar menyisihkan beberapa mainan dan buku yang sudah tidak pakai lagi. Namun, sebelum itu, ajarkan anak tentang prinsip “jika ada barang yang masuk, harus ada barang yang ke luar” terlebih dahulu.
Jadi, setiap mereka ingin membeli buku atau mainan baru, mereka harus menyiapkan barang yang harus disumbangkan terlebih dahulu. Cara ini sangat efektif diterapkan pada buah hati Mom Santi.
“Mereka sudah paham bahwa ada barang baru masuk, yang lama beberapa harus dikeluarkan, dalam artian di sini diberikan pada yang butuh, misal bisa ke kerabat dekat, saudara atau ke yayasan,” ujar Mom Santi.
Ilustrasi anak belajar berbagi. Foto: Chay_Tee/Shutterstock
Mom Santi menerapkan prinsip tersebut untuk mengajarkan konsep ikhlas pada anaknya. Jadi, bukan sekadar berbagi, tapi juga belajar tentang cara melepaskan atau merelakan sesuatu.
ADVERTISEMENT
“Mereka jadi belajar merelakan namun dapat me-release rasa melepaskan itu dengan baik atau kata lainnya ikhlas,” terang Mom Santi.
Tentunya, memperkenalkan konsep berbagi ke anak bukan hal mudah. Setiap anak pastinya akan merasa ragu dan berat ketika baru mulai melakukannya.
Di sini, peran orang tua hanya perlu sabar, terus memberi contoh, dan menjelaskan dengan perlahan tentang arti berbagi. Pada intinya, utamakan komunikasi agar si kecil mengerti bahwa yang mereka lakukan bukanlah hal berat, melainkan hal menyenangkan.
Mom Santi pun telah membuktikan efektivitas komunikasi itu. “Alhamdulillah dengan membangun komunikasi yang baik, kami orang tuanya dan anak-anak mendapatkan goals dari penjelasan arti berbagi itu sendiri sampai akhirnya mereka dapat dan terbiasa menyortir barangnya sendiri,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Temukan beragam inspirasi parenting dari ribuan ibu di seluruh Indonesia, gabung komunitas teman kumparanMOM di kum.pr/mom2