Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tips Teknik Pernapasan Saat Lari yang Paling Efektif dari Personal Trainer
5 Desember 2024 7:30 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kesalahan yang sering dilakukan pelari pemula adalah tidak mengatur napas sesuai teknik yang tepat. Alhasil, jangankan sampai di garis finish, berlari beberapa menit saja sudah ngos-ngosan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, penting untuk memahami teknik pernapasan yang tepat agar kamu bisa mencapai garis finish dengan mudah. Pada dasarnya, manusia menarik dan membuang napas dari hidung, tapi teknik ini sebaiknya dihindari saat berlari.
Lantas, teknik pernapasan seperti apa yang paling efektif saat lari? Seorang personal trainer sekaligus pacer teman kumparan , Bambang Yulianto, akan membagikan tipsnya di bawah ini. Yuk, simak hingga tuntas!
Teknik Pernapasan yang Efektif Saat Lari
Bambang Yulianto yang akrab disapa Mas Bams menjelaskan bahwa teknik pernapasan dasar saat berlari adalah menarik napas dari hidung, kemudian diembuskan melalui mulut.
Namun, teknik tersebut hanya efektif jika kamu menempuh lari jarak pendek. Khusus untuk lari dengan intensitas yang tinggi dan jarak jauh, tekniknya berbeda lagi.
ADVERTISEMENT
Saat berlari dengan intensitas yang tinggi, tubuh butuh asupan oksigen yang banyak. Sedangkan lubang hidung yang kecil tidak akan mampu menarik oksigen yang cukup untuk tubuh.
Jadi, sebaiknya tarik napas melalui mulut agar oksigen yang masuk lebih banyak. Kemudian embuskan napas melalui mulut pula. Dengan teknik ini, tubuh tak akan kekurangan oksigen sepanjang lari.
“Kalau kita buka mulut, yang dapat oksigennya lebih banyak, keluarnya juga lebih banyak. Jadi, menurut saya kalau untuk intensitas sedang dan tinggi, itu harus pakai mulut,” terang Mas Bams.
Selain memerhatikan teknik pernapasan, irama pengambilan napas juga harus stabil. Irama ini bisa disesuaikan dengan kenyamanan masing-masing pelari.
Namun, Mas Bams menjelaskan bahwa dirinya biasanya mengambil napas dalam satu langkah. Kemudian membuang napas sebanyak dua langkah.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya enggak ada patokan umum. Tapi tergantung runner, saya bisa selangkah tarik, dua langkah buang. Seperti itu sih kalau menurut saya,” tutur Mas Bams.
Tentunya tips ini harus disesuaikan lagi dengan kemampuan dan kenyamanan masing-masing, ya. Jika kamu memiliki penyakit paru-paru, seperti asma atau bronkitis kronis, sebaiknya diskusikan dengan dokter atau para ahli untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
Jangan ketinggalan info event Fun Run! Gabung komunitas teman kumparan Running Club sekarang http://kum.pr/running