Who Run The World? Memberdayakan Remaja Perempuan Bersama Girl Up UI

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
21 Juli 2020 10:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi keragaman perempuan. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keragaman perempuan. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cukup banyak film populer bertema kehidupan remaja perempuan dan mengangkat isu-isu berbeda, baik isu romansa, pendidikan, maupun kepemimpinan. Namun, apabila kita menarik satu garis yang sama, film-film tersebut turut mengajarkan kita mengenai peran perempuan yang terkadang masih dipandang sebelah mata. Padahal, sebenarnya, girls can!
Misalnya, seperti yang ditunjukkan dalam film Legally Blonde (2001), banyak orang menganggap karakter utamanya, Elle Woods (diperankan oleh Reese Whiterspoon), sebagai anak perempuan yang memiliki akses mudah terhadap segala kemewahan. Stereotype yang ditampilkan dalam film terhadap Elle Woods adalah dumb blonde (perempuan berambut pirang yang bodoh) dan Malibu Barbie hanya karena ia tinggal di California, menyukai fashion, dan memiliki rambut berwarna pirang. Tokoh Elle Woods kerap kali dipandang sebelah mata oleh teman-teman di sekitarnya dan dianggap tidak mampu bersaing di Harvard Law School.
ADVERTISEMENT
Meskipun mendapat label negatif dari lingkungan sekitarnya, Elle Woods gigih dalam belajar dan berhasil menunjukkan berbagai prestasi mengagumkan, seperti menjadi asisten profesor, memenangkan sebuah kasus di persidangan, memberi speech saat wisuda, dan mendapat tawaran pekerjaan di salah satu perusahaan hukum ternama di Boston.
Legally Blonde menjadi salah satu ilustrasi bagaimana remaja perempuan berusaha membuktikan bahwa ia lebih dari sekadar sebuah stereotype dan mampu meraih mimpinya dengan tetap menjadi diri sendiri. Hal-hal tersebut menjadi poin penting ketika kita membahas isu feminisme. Kini, telah banyak organisasi, komunitas, maupun gerakan yang muncul untuk memperjuangkan pemberdayaan perempuan, salah satunya adalah Girl Up Universitas Indonesia.
Pada dasarnya, Girl Up merupakan bagian inisiatif dari United Nations Foundation yang bertujuan untuk meningkatkan awareness dan mendukung remaja perempuan dalam bidang kesehatan, keselamatan, pendidikan, dan kepemimpinan. Ragam aktivitas Girl Up mendukung lima pilar utama Girl Up, yaitu education, health, freedom from violence, leadership, dan count. Girl Up memiliki beberapa cabang klub di berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia.
Tim Girl Up UI dalam acara First Gathering Girl Up UI. Foto: dok. Girl Up UI
Girl Up Indonesia sudah ada sejak Mei 2019 dan memiliki 12 cabang klub di berbagai daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Jogja, dan lain-lain. Untuk memperluas jangkauan Girl Up campaign dan memenuhi kebutuhan akan adanya platform untuk women empowerment (pemberdayaan perempuan), Girl Up UI secara resmi dibentuk pada 30 Juni 2019 dan berbasis di Universitas Indonesia. Kini, Girl Up UI sudah memiliki member sebanyak 190 orang dan 32 officer (terdiri dari public relation, creative media, programs, research and development, dan human relation).
ADVERTISEMENT
Girl Up UI memiliki tujuan untuk menjadi wadah bagi para mahasiswa di Universitas Indonesia untuk saling mendukung dan menjadi agen perubahan terkait isu-isu perempuan. Girl Up UI turut mengedepankan inklusivitas, di mana kegiatan-kegiatan yang dilakukan tidak hanya dikhususkan untuk perempuan saja, tetapi juga mengajak siapa pun yang ingin berkomitmen untuk saling mendukung satu sama lain dan menjadi agen perubahan, termasuk laki-laki.
Girl Up UI bekerja sama dengan CIMSA UI di acara BEWARE dalam rangka Abusive Relationship Awareness. Foto: dok. Girl Up UI
Kegiatan yang dilakukan Girl Up UI berpedoman pada bentuk campaign yang ingin dibawa oleh UN Foundation. Namun, Girl Up UI tetap menyesuaikan bentuk aktivitas mereka dengan isu dan budaya di Indonesia, terutama di Universitas Indonesia. Isu utama yang dibawa oleh Girl Up UI berfokus kepada kekerasan dan pelecehan seksual.
ADVERTISEMENT
Bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Girl Up UI adalah online campaign di Instagram berupa diseminasi informasi melalui konten infografis, sesi diskusi melalui live, dan podcast. Girl Up UI pun memiliki sebuah bentuk inovasi di mana mereka meliput sosok-sosok perempuan inspiratif dengan tajuk Figure of The Day. Selain itu, Girl Up UI aktif memberikan pernyataan sikap terhadap isu-isu khusus, seperti kekerasan seksual dan pelecehan seksual.
Selain online campaign, Girl Up UI turut aktif terlibat dalam rangkaian kegiatan diskusi mahasiswa-mahasiswa di lingkungan Universitas Indonesia, diskusi bersama komunitas-komunitas yang tergabung dalam Aliansi GERAK Perempuan, dan kegiatan lainnya yang mengusung isu kesetaraan gender, termasuk International Women Day 2020 silam. Selama masa pandemi Covid-19, Girl Up UI akan mengadakan sesi webinar dan workshop secara online.
ADVERTISEMENT
Rayfienta Gumay, selaku President of Girl Up UI, memiliki pesan bahwa masyarakat Indonesia harus memiliki rasa empati terhadap satu sama lain, tidak terkecuali empati terhadap isu terkait perempuan dan gender, tidak malu untuk saling mendukung, mampu menjadi jembatan dalam menyampaikan opini, dan always stand with each other.
Ingin mengetahui Girl Up UI lebih lanjut? Ikuti terus kegiatan dan konten Girl Up UI melalui Instagram: @girlupui.id
(Fab)