Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Kita Harus Belajar dari Habib Ja'far
12 April 2023 18:12 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Tengku Passa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak tahu Husein Ja'far Al Hadar atau yang lebih dikenal dengan Habib Ja’far. Nama Habib Ja’far cukup terkenal di kalangan anak muda sebagai pencerah pemuda tersesat. Habib Ja’far mempunyai storytelling yang lancar dan dapat dipahami dengan baik. Hal ini yang membuat pesan dakwah yang disampaikannya selalu mengena bagi generasi muda. Selain itu, Habib Ja’far membawa keresahan anak muda sehari-hari sehingga pesan dakwah yang disampaikan relate dengan keadaan generasi muda sekarang.
ADVERTISEMENT
Habib Ja’far selalu update dengan perkembangan zaman. Beliau juga selalu paham apa yang diinginkan oleh pasar media saat ini yakni pop culture. Habib Ja’far selalu aktif dalam membuat konten di Instagram dan Youtube. Konten yang paling populer adalah konten Pemuda Tersesat berkolaborasi dengan Coki Pardede dan Tretan Muslim.
Konten ini menghadirkan beberapa pertanyaan yang nyeleneh tetapi uniknya dijawab serius oleh sang Habib. Ini yang membuat anak-anak muda tertarik untuk mendengarkan dakwah santai yang dibawa Habib Ja’far.
Perkataan tersebut diucapkan oleh Gus Dur. Sosok Habib Ja’far selaras dengan pernyataan Gus Dur. Bahkan perilaku Habib Ja’far merupakan bentuk nyata dari sikap toleransi sesuai dengan kaidah Rasulullah. Habib sampai berteman baik dan akrab terhadap tokoh-tokoh agama non Islam. Layaknya memperkenalkan bahwa memang sesungguhnya Islam adalah agama yang cinta damai dan bersahaja.
ADVERTISEMENT
Habib Ja’far juga menyatukan humor dengan dakwah. Humor yang ditampilkan oleh Habib Ja’far berhasil membawakan warna dakwah Islam yang tidak kaku, toleran, agumentatif, kontemplatif, dan menghibur. Dari sini kita bisa melihat bahwa sesuatu yang serius dan kerap disampaikan secara kaku, dapat juga dihadirkan dengan wajah yang santai dan penuh keakraban. Dalam masyarakat tertentu, dakwah seperti ini lebih terkena dibanding dengan ceramah berjam-jam.
Dari Habib Ja’far kita dapat belajar Islam adalah agama yang terbuka terhadap inovasi dan perkembangan zaman. Maka tidak salah jika ada ungkapan Islam shalih likulli zaman wa makan (beradaptasi dengan segala waktu dan tempat).
Tentunya kesesuain tersebut dikembalikan kepada kita bagaimana menafsirkannya, bagaimana memahami, dan mempraktikannya. Apa yang dilakukan Habib Ja’far merupakan bagian wajah Islam yang maju, terbuka, dan inovatif.
ADVERTISEMENT