Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Peran ASEAN dalam Menjaga Stabilitas Politik dan Ekonomi di Asia Pasifik
4 April 2025 16:48 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Teren Putri a tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ASEAN sering dipandang sebagai organisasi regional yang memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi di Asia Pasifik. Namun, seiring berjalannya waktu, efektivitas ASEAN dalam menghadapi tantangan geopolitik dan ekonomi mulai dipertanyakan. Prinsip non-intervensi, mekanisme konsensus, serta perbedaan kepentingan antarnegara anggota menjadi faktor yang kerap menghambat kemampuan ASEAN dalam merespons berbagai krisis di kawasan.
ADVERTISEMENT
1. Prinsip Non-Intervensi: Penghambat Penyelesaian Krisis
ASEAN sejak awal berpegang teguh pada prinsip non-intervensi, yang berarti negara anggota tidak boleh mencampuri urusan dalam negeri negara lain. Meskipun prinsip ini bertujuan untuk menghormati kedaulatan, dalam praktiknya, hal ini justru menjadi penghambat dalam menangani konflik politik internal negara anggota. Contoh nyata adalah ketidakmampuan ASEAN dalam merespons krisis politik di Myanmar setelah kudeta militer tahun 2021. Alih-alih mengambil tindakan tegas, ASEAN hanya mengeluarkan pernyataan-pernyataan diplomatis yang tidak menghasilkan perubahan berarti.
2. Mekanisme Konsensus yang Lamban
ASEAN menggunakan mekanisme konsensus dalam pengambilan keputusan, yang mengharuskan semua negara anggota menyetujui sebuah kebijakan sebelum diterapkan. Meskipun pendekatan ini mencegah dominasi satu negara atas yang lain, sistem ini sering kali memperlambat proses pengambilan keputusan dalam situasi darurat. Dalam menghadapi isu keamanan regional seperti sengketa Laut China Selatan, ASEAN kesulitan mencapai kesepakatan karena adanya perbedaan kepentingan antara negara anggota yang memiliki hubungan berbeda dengan China.
ADVERTISEMENT
3. Ketidakmampuan Menghadapi Tekanan Geopolitik
ASEAN berada di antara kekuatan besar seperti Amerika Serikat dan China, yang memiliki kepentingan strategis di Asia Pasifik. Sayangnya, ASEAN sering kali terjebak dalam dilema antara kedua kekuatan ini. Upaya untuk tetap netral terkadang membuat ASEAN kehilangan posisi dalam diplomasi global. Ketika China semakin agresif dalam memperluas klaimnya di Laut China Selatan, ASEAN tidak mampu memberikan tanggapan yang tegas karena adanya ketergantungan ekonomi beberapa anggotanya terhadap China.
Kritik terhadap Stabilitas Ekonomi ASEAN
1. Ketimpangan Ekonomi Antar Anggota
ASEAN terdiri dari negara-negara dengan tingkat ekonomi yang sangat bervariasi. Singapura memiliki ekonomi yang maju dan stabil, sementara negara seperti Myanmar, Laos, dan Kamboja masih dalam tahap perkembangan. Ketimpangan ini menyebabkan kesulitan dalam menciptakan kebijakan ekonomi yang bisa menguntungkan semua negara anggota. Negara-negara dengan ekonomi yang lebih lemah sering kali tertinggal dalam implementasi perjanjian perdagangan bebas ASEAN seperti ASEAN Free Trade Area (AFTA).
ADVERTISEMENT
2. Ketergantungan pada Ekonomi Eksternal
Meskipun ASEAN memiliki perjanjian perdagangan dan kerja sama ekonomi regional, pertumbuhan ekonominya masih sangat bergantung pada pasar eksternal, terutama China, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Ketika terjadi perang dagang antara AS dan China, ekonomi ASEAN turut terdampak karena adanya gangguan dalam rantai pasokan global. Ketergantungan ini menandakan bahwa ASEAN belum sepenuhnya mandiri dalam menciptakan stabilitas ekonomi yang berkelanjutan.
3. Lambatnya Adaptasi terhadap Transformasi Digital
Di era digital, transformasi ekonomi berbasis teknologi menjadi hal yang krusial. Namun, ASEAN masih tertinggal dalam membangun ekosistem digital yang kuat di seluruh anggotanya. Negara-negara seperti Indonesia dan Vietnam telah menunjukkan kemajuan dalam ekonomi digital, tetapi beberapa anggota lainnya masih tertinggal dalam infrastruktur teknologi dan regulasi digital. Hal ini menghambat ASEAN dalam menghadapi tantangan global seperti otomatisasi dan digitalisasi industri.
ADVERTISEMENT
Meskipun ASEAN memiliki potensi besar untuk menjaga stabilitas politik dan ekonomi di Asia Pasifik, organisasi ini masih menghadapi berbagai tantangan yang menghambat efektivitasnya. Prinsip non-intervensi, mekanisme konsensus yang lamban, serta ketimpangan ekonomi antar anggota menjadi faktor utama yang membatasi peran ASEAN dalam merespons dinamika global.
Untuk memperkuat perannya, ASEAN perlu melakukan reformasi dalam mekanisme pengambilan keputusan, meningkatkan koordinasi dalam kebijakan ekonomi, serta mengurangi ketergantungan pada kekuatan eksternal. Dengan demikian, ASEAN dapat lebih efektif dalam menjaga stabilitas kawasan dan menghadapi tantangan di masa depan.