Konten dari Pengguna

Mengenal Bulimia, Kebiasaan Memuntahkan Makanan

Titi Eriwanti
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
28 November 2021 10:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Titi Eriwanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bulimia. Photo: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bulimia. Photo: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Apakah kalian pernah menemui seseorang yang begitu takut berat badannya naik? Atau bahkan muntah dengan sengaja setelah memakan makanan yang berkalori tinggi? Perilaku tersebut ternyata bukanlah sebuah kebiasaan yang wajar, loh! Kebiasaan memuntahkan makanan bisa saja menjadi sebuah indikasi seseorang mengidap bulimia. Mungkin saja banyak orang di sekitar kalian atau bahkan diri kalian sendiri yang mengidap gangguan makan ini tanpa disadari. Sebelum mengetahui cara yang tepat untuk menanganinya, mari kita berkenalan lebih dalam dengan bulimia.
ADVERTISEMENT
Bulimia sendiri merupakan gangguan makan serius yang ditandai dengan sikap seseorang yang diam-diam makan secara berlebihan dengan tidak terkendali dan setelah itu mereka mencoba membuang kalori ekstra dengan cara yang tidak sehat. Untuk menghilangkan kalori dan mencegah penambahan berat badan penderita bulimia mungkin secara teratur akan memuntahkan makanan dengan sengaja atau menggunakan suplemen penurun berat badan setelah makan berlebihan. Selain itu, penderita juga melakukan diet ketat, puasa, dan olahraga secara berlebihan. Banyak sekali faktor yang berperan dalam perkembangan gangguan makan ini seperti genetika, biologi, kesehatan emosional, harapan masyarakat, dan masalah lainnya. Pada umumnya seseorang dengan bulimia akan mengalami beberapa gejala yaitu sibuk memikirkan dan mengurus kestabilan berat badan, ketakutan akan bertambahnya berat badan, terus menerus makan makanan dalam jumlah besar yang tidak normal, memaksa diri untuk muntah atau berolahraga secara berlebihan, dan mengonsumsi suplemen makanan atau produk herbal penurun berat badan secara berlebihan. Jika kalian merasa mengalami gejala tersebut, harus hati-hati ya!
ADVERTISEMENT
Lalu apa sih dampaknya? Jika pola makan kita tidak teratur atau tubuh terus-menerus mengonsumsi makanan tidak sehat seperti suplemen maupun makanan yang tidak memenuhi kebutuhan gizi, fungsi tubuh akan memburuk. Tidak hanya itu, bulimia dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur, anemia, tekanan darah rendah, borok (luka), penurunan kadar elektrolit dan dehidrasi, munculnya lubang pada kerongkongan karena muntah berlebihan, masalah pencernaan, haid tidak teratur, dan gagal ginjal. Mengerikan bukan?
Dengan banyaknya dampak negatif terhadap tubuh, tentu saja kita ingin menghindari dan mencegahnya bukan? Lalu bagaimana sih cara menghidari dan mencegahnya? Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah bulimia, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah melakukan perawatan sebelum kondisinya semakin memburuk. Salah satu penanganan untuk kasus bulimia adalah dengan melakukan pemeriksaan laboratorium seperti hemogram lengkap, tes fungsi hati dan ginjal, elektrolit serum, kadar glukosa darah plasma normal. Selanjutnya dapat diidentifikasi apa langkah yang harus diambil. Biasanya adalah dengan melakukan terapi perilaku kognitif dengan pengawasan berkelanjutan. Oleh karena itu, jika kalian merasa memiliki gejala bulimia seperti yang telah disebutkan di atas, alangkah baiknya lakukan diagnosis dini ya! Agar bulimia dapat segera ditangani.
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA
Hasna, A. (2021). Diagnosis dan Tatalaksana Bulimia Nervosa. Jurnal Medika Hutama, 2(04 Juli), 1218-1222.
Mandal, P., Arumuganathan, S., Sagar, R., & Srivastava, P. (2013). A classical case of bulimia nervosa from India. Indian journal of psychological medicine, 35(3), 309-310.
Santoso, M. B., & Putri, D. (2018). Gangguan makan anorexia nervosa dan bulimia nervosa pada remaja. Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, 4(3), 399-407.
Zauderer, C. R. (2012). Eating disorders and pregnancy: supporting the anorexic or bulimic expectant mother. MCN: The American Journal of Maternal/Child Nursing, 37(1), 48-55.