Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Memperingati 1 Tahun Wafatnya KH. Lukman Yahya Ulama Al Washliyah
5 September 2022 12:49 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Deniansyah Damanik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sudah 1 tahun kepergian ulama Al Washliyah KH. Lukman Yahya, beliau wafat pada 07 Agustus 2021 di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai pada usia 87 tahun dimakamkan di perkuburan Desa Jambur Pulau Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Prov. Sumatera Utara.
ADVERTISEMENT
Deniansyah Damanik, SH selaku Tim Penulis Sejarah Al Washliyah Serdang Bedagai menjelaskan bahwa KH. Lukman Yahya lahir di Perbaungan pada tanggal 21 Desember 1934 dari pasangan H. Yahya dan Siti Zubaidah. Ayahnya merupakan seorang yang berasal dari Kecamatan Rao Kab. Pasaman Prov. Sumatera Barat sedangkan ibunya berasal dari Pulau Jawa yang merantau ke Sumatera. KH . Lukman Yahya mempunyai istri bernama Hj. Napsiyah (kalahiran tahun 1941) yang berasal dari Ereta Wetan Kab. Indramayu Prov. Jawa Barat. Dari pernikahannya tersebut KH. Lukman Yahya memiliki 5 orang anak yang bernama: Evi Aspiani, Rijali Lukman, Lailan Isna, Aflan Saeri, Adlan Fachri. Dan KH. Lukman Yahya menempuh jenjang pendidikan di Sekolah Dasar di Perbaungan, MTS Al Washliyah Perbaungan dan SMA di Madrasah Al Qismul Al Jam’iyatul Washliyah Medan lulus tahun 1955 M (1374 H). (Sumber: Wawancara dengan Istri KH. Lukman Yahya; Hajjah Napsiyah, Pada 5 Agustus 2022).
ADVERTISEMENT
‘’Sudah satu tahun kepergian Ulama Al Washliyah Serdang Bedagai tersebut, dan merupakan Ulama, Guru dan Tokoh kebanggaan Al Jam’iyatul Washliyah. Kami diamanahkan oleh al-Ustad Dauli Damanik, M.Ag selaku Ketua Pengurus Daerah Al Washliyah Serdang Bedagai Priode 2021-2026 untuk meneliti beberapa tokoh Al Washliyah Serdang Bedagai yang mempunyai banyak jasa dan kiprah terhadap perkembangan dan kemajuan Al Washliyah.’’ Tutur Deniansyah.
Kisah beliau sangat luar biasa, Pasca lulus dari Madrasah Al Qismul Ali Al Washliyah Medan tahun 1955 dengan posisi umur 22 tahun, beliau sudah dikirimkan Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah kala itu untuk berdakwah ke Jawa Barat. (Sumber: Wawancara dengan Pengurus Daerah Al Washliyah Kabupaten Serdang Bedagai Periode 2021-2026).
Amanah tersebut beliau lakukan dengan keikhlasan dan penuh tanggung jawab. Banyak orang yang tidak mengetahui bahwasannya dahulu KH. Lukman Yahya sempat mendapatkan kesempatan untuk menimba ilmu di Universitas Al Azhar Mesir pada masa Presiden Gamel Abdul Naser. Beasiswa akan dibayarkan bila sudah sampai di Universitas Islam terbaik dan tertua tersebut, akan tetapi ketiadaan finansial membuat KH. Lukman Yahya gagal untuk berangkat kesana.
ADVERTISEMENT
KH. Lukman Yahya pada akhirnya berada di Anjatan Kab. Indramayu Prov. Jawa Barat. Di sana dia diamanahkan menjadi pengelola Madrasah Al Washliyah di Anjatan, yang sebelumnya sekolah tersebut bukanlah bernama sekolah Al Washliyah. Selain daripada itu juga dikarenakan pengaruh Al Washliyah semakin melebar, KH. Lukman Yahya juga diamanahi untuk mengelola Madrasah peninggalan organisasi Al Irsyad di Sindang Indramayu Jawa Barat. KH. Lukman Yahya juga menjadi penguat atas perubahan nama sekolah madrasah Al Hikmah menjadi Madrasah Al Washliyah pada tahun 1957 di Perbutulan Cirebon Prov. Jawa Barat.
‘’KH. Lukman Yahya di tengah kesibukannya dalam berdakwah dan menyebarkan Al Washliyah, beliau juga mendapatkan pujaan hatinya Hj. Napsiyah di Indramayu Prov. Jawa Barat. Hingga menikah pada tahun 1958.’’Terang Deniansyah,
ADVERTISEMENT
Perjuangan KH. Lukman Yahya pada saat itu dilakukan atas dasar kecintaan beliau terhadap organisasi Al Jam’iyatul Washliyah. Di sisi lain juga sampai pada tahun 1967 belum ada pengiriman ustadz dari Medan (selaku pusat tempat berdiri Al Washliyah) yang ikut langsung membantu pengembangan Madrasah Al Washliyah disebabkan sulitnya mencari personil untuk berdakwah. Dan perlu diketahui bersama hingga tahun berkisar 1983/1984 baru KH. Lukman dan Istri balik ke Sumatera Utara. Itu artinya 27 tahun KH. Lukman Yahya mengembangkan Al Jam’iyatul Washliyah di Prov. Jawa Barat. Ini merupakan perjuangan yang sangat luar biasa. (Lihat: Zaenal Masduqi, Gerak dan Laju Al Jam'iyatul Washliyah Cabang Cirebon 1957-2006) Dalam Bidang Sosial - Keagamaan dan Pendidikan Islam, Jurnal Tamaddun, Vol. 7, No. 2, (2019), h. 310-314).
Beliau juga pernah mengemban sejumlah jabatan seperti Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah, Ketua Majelis Ulama Indonesia Kab. Serdang Bedagai selama dua periode, Pengurus Al Washliyah Deli Serdang, Direktur Perguruan Al Washliyah Kecamatan Perbaungan, Tokoh Ulama, Tokoh Masyarakat Serdang Bedagai, Penasihat berbagai ormas Kab. Serdang Bedagai, Pembimbing Masyarakat di PTPN Sumatera Utara, dan masih banyak lagi lainnya.
ADVERTISEMENT
Deniansyah lebih jauh menjelaskan, bahwasannya KH. Lukman Yahya ini guru ummat di Kabupaten Serdang Bedagai, murid-muridnya sudah banyak menyebar di mana-mana, ke-ilmuan beliau sangatlah mendalam, meskipun beliau tanpa gelar kesarjanaan seperti sekarang akan tetapi penguasaan turats (kitab kuning) beliau patut diacungi jempol. Beliau juga sempat menjadi pengajar di Perguruan Tinggi dahulu di UISU (Universitas Islam Sumatera Utara), itu artinya kapasitas beliau di akui. Kitab-kitab seperti Ibnu Aqil, Kawakib, al-Jurumiyah, al-Minhaj, Fathul Mu’in, Fathul Qorib, Tuhfathul Thullab, Ilmu Mantik, Ilmu Balaghah, Al Asybah wa Nazho’ir, Tafsir Jalalain, dan kitab lainnya banyak yang beliau ajarkan. (Sumber: Pengurus Daerah Al Washliyah Kabupaten Serdang Bedagai Priode 2021-2026).
‘’Bukan hanya itu saja, dikarenakan keilmuan beliau, beliau sudah sempat terbang ke berbagai penjuru di Indonesia dan juga dunia seperti Malaysia dan juga Thailand. Saya sendiri yang pernah belajar langsung kepada KH. Lukman Yahya bahwasanya guru kami tersebut sosok yang sangat sederhana dan disegani, ilmunya mendalam meskipun tidak ada gelar yang melekat di belakang namanya tidak seperti sarjana sekarang ini yang kurang mendalam keilmuannya. Dan satu hal yang sudah menjadi pengetahuan umum warga Al Washliyah di Serdang Bedagai bahwa guru kami tersebut orang yang selalu mengkhatamkan al-Quran, retorikanya bagus dan termasuk orang yang sangat memanfaatkan waktu.’’ Tutur Deniansyah.
ADVERTISEMENT
Beliau juga memiliki sejumlah prestasi seperti penghargaan atas jasa-jasanya menjadi guru ummat di tengah-tengah masyarakat Kabupaten Serdang Bedagai, penghargaan oleh Polres Serdang Bedagai, Penghargaan oleh Pengurus Al Washliyah Serdang Bedagai, Penghargaan atas Tokoh kerukunan umat beragama oleh Pemerintah Kab. Serdang Bedagai, penghargaan dari Pengurus Al Washliyah sendiri dan masih banyak lagi yang belum di sebutkan. (Sumber: Wawancara Dengan Istri Beliau; Hajjah Napsiyah, Pada 05 Agustus 2022).
Pada tanggal 13 Agustus 2022 Pengurus Daerah Al Washliyah Serdang Bedagai Priode 2021-2026 menyelenggarakan ‘’Peringatan Tahun Baru Islam 1444 H Dzikir, Istigatsah dan Haul Ulama Al Jam’iyatul Washliyah Serdang Bedagai’’ di Sekolah MA Al Washliyah 12 Perbaungan. Itu artinya Pengurus Daerah menghormati para ulama-ulama Al Washliyah yang sudah berpulang terlebih dahulu dan agar jasa-jasa mereka menjadi amal jariyah bagi mereka.
ADVERTISEMENT
Mudah-mudahan Dzikir dan Istigatsah serta haul ulama ini bernilai pahala dan sampai kepada guru kami KH. Lukman Yahya. Kiprah beliau sudah sangat baik yang belum tentu bisa dilakukan oleh para tokoh maupun kader Al Washliyah saat sekarang ini.
‘’Sebaiknya beliau di catat dalam sejarah Al Washliyah sebagai tokoh ulama dan tokoh pendidikan, selain daripada itu juga pentingnya pengarsipan dan juga karya yang hari ini Pengurus Daerah Al Washliyah Serdang Bedagai masa Khidmah 2021-2026 lakukan menjadi pengingat dan pembelajaran bagi kami selaku generasi muda dan generasi ke depannya.’’ Pungkas deniansyah.