Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Alasan Golongan Muda Cenderung Tutup Telinga Terhadap Politik
23 November 2021 12:35 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Tessalonika Kennesha Noriko tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pembicaraan mengenai pemilihan presiden 2024 sudah mulai menjadi topik pembicaraan hangat di kalangan masyarakat sejak pertengahan tahun 2020 lalu. Seperti diketahui, pemilihan presiden selalu menjadi topik hangat karena rentan memunculkan gesekan antara satu sama lain di dalam masyarakat. Tetapi jika melihat dari sisi lainnya, golongan-golongan muda atau anak muda dengan umur kurang dari kepala tiga cenderung tidak tertarik bahkan terkesan tutup telinga mengenai isu politik yang ada. Jika melihat melalui kacamata yang lebih luas, fenomena di mana golongan muda tidak peduli dengan politik bahkan cenderung apatis, terjadi tidak hanya di negara Indonesia tetapi juga di beberapa negara berkembang lainnya. Hadirnya golongan muda yang tidak peduli mengenai isu politik tentu memiliki latar belakang atau alasan tersendiri, untuk itu di bawah ini merupakan beberapa alasan yang seringkali membuat golongan muda malas untuk membahas isu politik:
ADVERTISEMENT
1. Pendapat yang seringkali diremehkan
Jika diperhatikan, kerap kali golongan muda sempat terlihat vokal mengutarakan pendapat mereka terkait isu politik seperti melalui kritik dari badan-badan mahasiswa. Tetapi pendapat golongan-golongan muda seringkali diremehkan karena masyarakat yang merasa lebih 'berpengalaman' menganggap pendapat golongan muda adalah pendapat ‘anak kemarin sore’ yang belum memiliki pengalaman. Padahal pendapat golongan muda sebenarnya cukup segar dan mampu diaplikasikan jika benar-benar didengar.
2. Politik yang arahnya kurang jelas
Golongan-golongan muda malas mengikuti isu-isu politik karena melihat politik saat ini yang seperti tidak arah atau tidak memiliki kejelasan. Banyaknya isu-isu politik yang ‘digoreng’ oleh pihak-pihak tertentu dan menimbulkan perdebatan tanpa argumen yang memiliki ketidak-jelasan. Argumen-argumen tanpa kejelasan itulah yang membuat perdebatan menjadi terasa kosong sehingga pada akhirnya golongan muda menjadi malas untuk berpartisipasi dalam memberikan opini mereka.
ADVERTISEMENT
3. Kurangnya pengetahuan akan politik
Di samping alasan eksternal seperti poin-poin sebelumnya, ada pula golongan muda yang memang memilih tidak berpartisipasi dalam isu politik karena kurangnya pengetahuan akan isu politik bahkan ada beberapa anak muda yang memang acuh terkait masalah atau isu politik. Kurangnya pengetahuan ini biasanya dimulai dari rasa ketidaktertarikan karena menganggap politik itu rumit atau sulit.
4. Kurangnya aktor-aktor politik yang bisa dijadikan ‘role model’
Seperti diketahui, anak muda atau golongan muda pasti membutuhkan sosok yang dapat menjadi panutan mereka. Tetapi, fakta yang terjadi banyak membuat golongan muda akhirnya memilih bersikap apatis bahkan menjadi golongan putih saat pemilu karena aktor-aktor politik yang nantinya akan menjadi pemimpin ini tidak dapat membuat golongan muda puas secara umum. Menurut golongan muda, aktor-aktor politik sekarang kurang dapat memunculkan sikap sebagai seorang legislatif yang akan bekerja untuk kepentingan rakyat.
ADVERTISEMENT
Itulah beberapa alasan yang seringkali menjadikan golongan muda tutup telinga akan isu politik yang ada menurut pendapat penulis. hal ini sebenarnya sangat disayangkan mengingat peran anak muda dalam politik sangatlah dibutuhkan karena yang nantinya menjadi penerus bangsa adalah golongan muda ini. Lima hingga sepuluh tahun ke depan yang akan menjadi legislatif dan bekerja untuk masyarakat adalah mereka yang sekarang termasuk golongan muda, sebab itulah penanaman edukasi politik sedini mungkin sangat penting dimulai dari keluarga, sekolah, hingga ke jenjang yang lebih lanjut.
Dengan mengetahui alasan-alasan yang melatarbelakangi golongan muda zaman sekarang yang cenderung apatis ini, diharapkan bisa membawa kesadaran terhadap banyak pihak bahwa fenomena golongan muda menjadi apatis bukanlah hal yang dapat disepelekan dan alasan-alasan dari fenomena ini sebenarnya dapat ditanggulangi bahkan dihindari.
ADVERTISEMENT