Budaya Patriarki yang Menahan Hak Kebebasan Wanita

Thessalonica Wenas
Mass Communication student at Bina Nusantara University
Konten dari Pengguna
4 Februari 2022 16:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Thessalonica Wenas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perempuan dan belenggu patriarki Foto: Herun Ricky/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan dan belenggu patriarki Foto: Herun Ricky/kumparan
ADVERTISEMENT
Budaya Patriarki: Apakah anda pernah mendengar kata 'Patriarki'? Paham Patriarki ini merupakan sistem sosial di mana mereka menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan lebih mendominasi.
ADVERTISEMENT
Hal ini termasuk dalam peran kepemimpinan di suatu organisasi, moral, hak sosial, pendidikan, politik, dan kekuasaan. Sistem ini menjadikan masyarakat memiliki pandang bahwa laki-laki memiliki hak istimewa jika kita bandingkan dengan perempuan.
Namun, karena pandangan ini, banyak kekerasan yang terjadi akibat perilaku laki-laki terhadap perempuan, karena laki-laki merasa memiliki 'hak istimewa'. Bahkan, akhir-akhir ini mulai terungkapnya berita atau kasus-kasus mengenai kekerasan seksual terhadap perempuan.
Tanpa memiliki rasa bersalah, hingga saat ini masih banyak laki-laki yang masih bersifat sesuka hati mereka terhadap perempuan akibat 'hak istimewa' yang mereka rasa miliki.
Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa faktor mengapa budaya Patriarki masih ada di Indonesia. Berikut di antaranya:
Foto project penulis sebagai mahasiswa BINUS yang mengambil topik 'Sexism: Patriarchy'. https://www.instagram.com/accounts/login/?next=/p/CZT8y2EPnlj/
Namun pada faktanya, kodrat seorang perempuan ialah menstruasi, hamil dan melahirkan, dan menyusui. Selebihnya, aktivitas-aktivitas lain seperti mencuci, memasak, mengurus anak, dan lain sebagainya, bukanlah kodrat perempuan. Laki-laki sebenarnya dapat memiliki peran dalam mengurus pekerjaan rumah.
ADVERTISEMENT
Pada realitanya, budaya patriarki ini merupakan hal yang merugikan bagi seorang wanita. Akhir-akhir ini terdapat kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh pria terhadap wanita. Hal ini menunjukkan adanya pemikiran bahwa pria dapat 'mendominasi' tubuh seorang wanita seenaknya. Tidak hanya itu, pola pikir mengenai kodrat perempuan hanya memasak dan mengurus anak juga salah satu hal yang merugikan wanita maupun negara.
Seharusnya pada realitanya, wanita mana pun berhak melakukan apa pun yang mereka inginkan selayaknya seorang pria. Wanita bebas memilih masa depannya seperti memilih pilihan untuk ber-karier maupun menikah. Bahkan wanita berhak untuk melanjutkan pendidikan dan meraih cita-citanya.
Dengan itu, budaya Patriarki ini harus segera dihentikan dan dihilangkan dalam pola pikir masyarakat dan cara mengasuh anak demi memiliki masa depan yang baik dan demi perkembangan bangsa dan negara. Wanita seharusnya tidak dilarang untuk bermimpi terlalu tinggi, dan tidak ada yang seharusnya menahan keinginan seorang wanita untuk memilih pilihannya sendiri. Maka dari itu, kita harus menghilangkan budaya Patriarki ini demi kesejahteraan masyarakat.
ADVERTISEMENT