Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
BW: Penyiraman Air Keras ke Novel Bentuk Terorisme
11 April 2017 12:58 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT

Mantan Komisioner KPK, Bambang Widjojanto mendatangi Gedung Merah Putih untuk memberikan dukungan terhadap penyelidikan penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan. Menurutnya, tindakan itu merupakan bentuk terorisme.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah bentuk terrorizing. Pasti pelakunya teroris. Harus dikualifikasi teroris karena tindakannya itu sudah di luar batas," kata Bambang di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (11/4).
Ia lantas mengimbau seluruh elemen penegak hukum melawan bentuk terorisme yang dilakukan para koruptor tersebut melalui tindakan yang lebih strategis dan antisipatif. Terlebih dalam program jangka panjang Presiden Joko Widodo yang tertuang dalam Nawacita, ada keinginan hadirnya peran negara, khususnya dalam penegakan hukum.

"Nah, ini bisa dijadikan momentum: apakah negara gagal dan absen dalam memberikan jaminan sekuritas bagi pihak-pihak yang menjalani usaha pemberantasan korupsi secara serius?" ujar Bambang.
Bambang menyebut penyerangan terhadap penyidik senior KPK sebagai serangan balik para koruptor dengan bentuk teror yang luar biasa. "Kalau ini tidak pernah dituntaskan artinya upaya pemberantasan korupsi telah ditikam di ulu hatinya," ujar dia.
ADVERTISEMENT

Meski demikian, Bambang meminta masyarakat tidak terburu-buru menuduh seseorang sebagai pelakunya. Namun, dia juga mengatakan ada dugaan serangan ke Novel tidal lepas dari kasus yang sedang ditangani. Seperti yang diketahui, saat ini Novel Baswedan tengah menyelidiki kasus mega korupsi e-KTP yang menyeret sejumlah nama pejabat besar di tanah air.
"Kita, saya, kamu, dan kalian adalah Novel Baswedan," tutup Bambang sambil menyatakan solidaritasnya untuk Novel.
Novel Baswedan saat ini masih dirawat di RS Mitra Keluarga, Kelapa Gading akibat luka yang disebabkan siraman air keras oleh orang tak dikenal. Novel diserang seusai salat Subuh di masjid dekat rumahnya.
