Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
16 Ramadhan 1446 HMinggu, 16 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Cerita Felix Siauw soal Pembubaran Pengajiannya di Malang
1 Mei 2017 1:28 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT

Kajian bertajuk "Cinta Mulia" yang diisi penceramah Ustaz Felix Siauw dibubarkan polisi. Dalam unggahan video di akun Facebook-nya, Felix menuding polisi membubarkan kajian tentang remaja dan masa pranikah itu karena ada desakan dari organisasi masyarakat (Ormas) tertentu.
ADVERTISEMENT
Dalam video berjudul "Dakwah Takkan Berhenti" yang berdurasi 11 menit 45 detik, Felix menjelaskan awal mula pembubaran. Polisi yang datang pada Minggu (30/4) sekitar 10.30 WIB, meminta acara itu dihentikan. Alasannya tidak ada izin yang diajukan panitia.
Menurut Felix, izin tidak diajukan panitia karena mereka bingung. Pasalnya, sebelum kajian itu berlangsung di sebuah hotel daerah Malang, Jawa Timur, panitia sudah merencanakan acara bertempat di Universitas Brawijaya.
Namun, tiba-tiba, pihak Rektorat Universitas Brawijaya melarang kajian itu di lingkungan kampus. Felix menuding ada orang-orang tertentu yang menekan rektor.
Karena tidak mendapat izin melaksanakan kajian di kampus Universitas Brawijaya, panitia acara itu mencari tempat lain. Akhirnya kajian itu berlangsung pada Minggu sekitar 08.00 WIB. "Panita hectic cari tempat lain," kata Felix dalam video tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kita bingung bagaimana atur izin. Sedangkan acara itu baru diatur pada jam 8 malam," katanya lagi.

Setelah kajiannya dibubarkan polisi, Felix mengaku sempat dibawa ke Polres Malang. Di sana, dia menyebut mengetahui polisi mendapat tekanan dari ormas tertentu.
"Ormas tertentu yang bubarkan pengajian dan ormas yang berpihak dalam kasus penistaan agama kemaren," katanya.
Felix menyayangkan tindakan polisi. Apalagi, menurutnya, kajian itu bertujuan untuk melawan degradasi moral. Tidak ada upaya menimbulkan gangguan keamanan. "Kita sampaikan, kenapa tidak tabayun dulu," sebutnya.
Dia juga menegaskan tidak ada ajakan untuk makar dalam kajiannya. "Pengkajian dianggap makar, di mana makarnya? Kita bahas tentang pacaran," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Felix meminta polisi jangan mau ditekan kelompok tertentu. Dia pun menyatakan tidak akan berhenti mengadakan kajian hanya karena peristiwa ini.