Ini Alasan Bakmi Kursin Tak Layani Pembayaran dengan Go-Pay

31 Juli 2017 6:40 WIB
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejumlah pelanggan yang biasa memesan Bakmi 8 Kursin via aplikasi Go-Jek dibuat kecewa. Sejak Rabu (26/7), toko virtual di layanan itu tak bisa diakses dan dibubuhi tanda ˋclosedˋ.
ADVERTISEMENT
Sehari setelahnya, kedai yang menjajakan berbagai jenis mie itu pun memberikan klarifikasi di laman media sosial Facebook bahwa mereka tak lagi bisa melayani transaksi go-pay -- uang digital yang dimiliki Go-Jek.
"Dengan berat hati kami beritahukan GOFOOD Bakmi Delapan Kursin resmi DITUTUP Karena sistem Go-Pay yang mengandung riba," tulis laman Facebook Bakmi 8 Kursin, Kamis (27/7).
Kursin Rasiwan pemilik Bakmi 8 Kursin (Foto: Gesit Prayogi/kumparan)
Duduk persoalan
Jadi begini, proses transaksi berbasis Go-Pay tidak semata-mata ditutup oleh satu pihak. Kepada kumparan (kumparan.com), Kursin Rasiwan -- pemilik Bakmi 8 Kursin -- mengamini ada informasi yang kurang lengkap perihal pengumuman tersebut.
Bakmi 8 Kursin sebenarnya sudah bermitra selama tiga tahun dengan Go-Jek dan mendapat manfaat dari adanya layanan Go-Food.
“Kami sudah bermitra selama tiga tahun. Bahkan ketika baru bergabung, saya ingat enggak bisa daftar melalui email dan datang langsung ke kantor mereka. Prosesnya cepat sekali,” cerita Kursin.
ADVERTISEMENT
Seiring waktu, Go-Jek berniat menghapus skema pembayaran secara tunai di layanannya. Dia pun meminta para mitranya melihat kembali aturan main.
“Tapi, dalam Go-Pay itu ada sistem poin dan diskon potongan harga, yang tidak sesuai dengan visi bisnis kami untuk mengharamkan cara riba,” paparnya.
Para pembeli Bakmi 8 Kursin (Foto: Gesit Prayogi/kumparan)
Kursin mengaku sempat meminta Go-Jek untuk menyesuaikan dengan pola bisnis Bakmi 8 Kursin. “Tapi mungkin, sistem itu sudah demikian rupa dibuat. Dan kalau mereka menyesuaikan dengan cara bisnis kami mungkin akan menghabiskan sumber daya dan tidak efektif. Akhirnya pada Rabu (26/7) toko virtual kami mendapat keterangan selalu tutup,” kata dia.
“Sebenarnya, bisa pakai Go-Jek asal bayar tunai, tapi mungkin karena ke depan kami tidak sesuai dengan mekanisme Go-Pay jadi lebih baik ditutup di Go-Food,” Kursin menambahkan.
Bakmi 8 Kursin (Foto: Gesit Prayogi/kumparan)
Dia sadar, hadirnya layanan Go-Food turut memengaruhi penjualan bakminya. Meski tak menyebut berapa banyak porsi yang dia jual dalam sehari, setidaknya sekitar 40 persen dari pesanan masuk lewat layanan ojek online.
ADVERTISEMENT
“Mungkin Allah akan memberikan jalan lain. Kita berbisnis dengan tujuan menghindari cara riba, Insya Allah akan dibukakan dengan jalan yang lain,” tuntas dia.
Bakmi 8 Kursin (Foto: Gesit Prayogi/kumparan)