Kesaksian Warga Saat Disekap Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua

21 November 2017 9:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembebasan KKB di Papua (Foto: Dok. Multimedia Polri)
zoom-in-whitePerbesar
Pembebasan KKB di Papua (Foto: Dok. Multimedia Polri)
ADVERTISEMENT
Penyanderaan dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata terhadap warga di Tembagapura, Papua. Paling tidak tiga minggu warga terkurung dan tak bisa keluar dari desa mereka.
ADVERTISEMENT
Tindakan kekerasan dialami warga selama mereka disandera oleh kelompok separatis ini. Mereka tak segan-segan menganiaya warga yang tidak mematuhi perintah mereka.
Seorang warga Banti, Andri, menuturkan bentuk kekerasan yang dialami bersama warga lainnya selama penyanderaan. Tak lama setelah sampai di kampung, kelompok separatis langsung mengumpulkan warga.
Mereka mencari sebuah kios milik warga. Kios itu dijadikan tempat mengumpulkan warga. "Mereka dobrak kios pakai kapak. Kita dikumpulkan di sana," kata Andri usai dievakuasi ke Timika, Papua.
Setelah dikumpulkan, warga diminta untuk keluar dari kios. Warga harus berjalan jongkok untuk keluar menuju ke halaman kios. "Kami ditendang, mereka tendang warga yang lambat keluar kios, mereka juga kasih parang di leher," tutur Andri.
Kelompok separatis kemudian merampas barang-barang milik warga. Andri mengatakan, setidaknya ponsel dan KTP warga dirampas saat pengumpulan awal itu. "Mereka kumpulkan kita di satu tempat, semua HP, KTP disuruh kumpulkan. Kita disuruh duduk di bawah," imbuh Andri.
ADVERTISEMENT
Dia tidak tahu persis berapa jumlah kelompok separatis yang menyiksa mereka saat itu. Dia hanya lihat beberapa di antara mereka membawa senjata laras panjang. "Ada tiga laras panjang, dua pistol, ada juga yang bawa parang dan panah," ucap dia.
Ratusan warga Banti akhirnya dievakuasi sementara dari kampung halaman mereka ke Timika. Warga dibawa dengan bus antipeluru milik PT Freeport Indonesia.
Kapendam Cenderawasih Kolonel (inf) Muhammad Aidi tidak habis pikir dengan pandangan sebagian pihak yang menyebut tidak ada penyanderaan selama ini. Warga sampai meminta dievakuasi karena merasa tidak aman.
"Mana mereka yang bilang tidak ada penyanderaan di sini. Suruh dia lihat sendiri," ujar Aidi pada kumparan (kumparan.com) Selasa (21/11).
Para warga yang mengungsi dilayani dan ditangani langsung oleh Pemerintah Daerah setempat. Termasuk suplai makanan selama berada di pengungsian.
ADVERTISEMENT