Polisi Bengkulu Tembak Mati Anak Sendiri

26 April 2017 17:25 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi penembakan (Foto: Pixabay)
Kasus salah tembak yang melibatkan anggota Kepolisian kembali terjadi. Setelah beberapa waktu lalu polisi menembak mobil keluarga yang menyebabkan dua orang tewas, kali ini peristiwa hampir serupa terjadi di Bengkulu.
ADVERTISEMENT
Pelaku penembakan adalah Kepala Unit Provos Polsek Ratu Agung, Bengkulu, Aiptu Bekti Sutikno (43). Dia menembak anaknya sendiri hingga tewas. Saat melepaskan tembakan, Bekti mengira sang anak adalah pencuri.
"Kami sedang berduka, ya benar, kejadian itu masih dalam penyelidikan," kata Kapolres Kota Bengkulu, AKBP Adrian Indra Nurinta, di Bengkulu, Rabu (26/4) seperti dilansir dari Antara.
Kejadian tersebut terjadi hari ini sekitar 04.00 WIB. Peristiwa salah tembak itu terjadi di rumah Bekti, Kelurahan Suka Merindu, Kota Bengkulu.
Awalnya, Bekti keluar dari kamarnya pada dini hari karena mendengar suara mencurigakan dari pintu rumah. Khawatir rumahnya didatangi maling, Bekti menembak ke arah suara berasal.
ADVERTISEMENT
Belakangan, Bekti baru sadar yang ditembak adalah anak kandungnya. Peluru dari pistolnya menebus ketiak korban.
Setelah sadar salah menembak, Bekti langsung membawa anaknya ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Bengkulu. Namun, nyawa sang anak sudah tidak bisa ditolong.
Anak Bekti berinisial BA. Dia masih berumur 14 tahun dan masih duduk di kelas dua SMP Negeri 2 Kota Bengkulu.
Setelah kejadian salah tembak itu, Kapolresta Bengkulu mengatakan, Bekti menyerahkan senjata api miliknya ke Polda Bengkulu. Tidak sempat ditanyai anggota yang sedang berjaga, dia langsung pergi.
Personel kepolisian sedang mencari keberadaan pelaku. "Kemungkinan dia sedang shock dan sedang menenangkan hati serta pikirannya setelah kejadian ini," kata AKBP Ardian.
Sebelum dikebumikan, menurut kapolres, jenazah saat ini sedang divisum di ruang autopsi Rumah Sakit M. Yunus Bengkulu.
ADVERTISEMENT