news-card-video
9 Ramadhan 1446 HMinggu, 09 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Kecerdasan Sosial dan Emosional Anak Dimulai dari Rumah, Bukan Sekolah

Tiara Fitriyanti Kusuma
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
17 Desember 2024 17:49 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tiara Fitriyanti Kusuma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kecerdasan Anak. (Sumber: https://www.pexels.com)
zoom-in-whitePerbesar
Kecerdasan Anak. (Sumber: https://www.pexels.com)
ADVERTISEMENT
Abdul Wahab Syakhrani dan Aslan menekankan pentingnya pendidikan keluarga informal untuk perkembangan sosial dan emosional anak dalam artikel jurnal internasional "The Impact of Informal Family Education on Children's Social and Emotional Skills". Dalam psikologi pendidikan, penelitian ini menekankan bagaimana lingkungan pertama anak, keluarga, membentuk karakter, keterampilan interpersonal, dan kontrol emosi mereka.
ADVERTISEMENT
Pendidikan Informal sebagai Landasan Awal
Pendidikan Informal sebagai Basis Pendidikan Informal berbeda dengan pendidikan formal, baik di sekolah maupun di kursus nonformal. Interaksi sehari-hari di rumah, seperti berbicara, mendidik, atau bahkan melihat bagaimana orang tua berperilaku, adalah cara alami untuk mendapatkan pendidikan informal. Penulis jurnal ini menunjukkan bahwa pendidikan informal sangat penting untuk mengajarkan anak-anak nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, empati, dan kerja sama.
Dalam psikologi pendidikan, teori belajar sosial menjelaskan bahwa anak belajar dengan melihat dan meniru bagaimana orang lain berperilaku, terutama orang tua dan saudara kandung. Fakta ini mendukung gagasan bahwa keluarga adalah sekolah pertama anak-anak. Misalnya, ketika orang tua menunjukkan kepada anak-anak bagaimana menyelesaikan konflik secara damai, mereka secara tidak langsung belajar kemampuan penyelesaian masalah, yang sangat penting dalam kehidupan sosial mereka di masa depan.
ADVERTISEMENT
Membangun Kecerdasan Sosial Melalui Interaksi Keluarga
Penelitian ini menemukan bahwa kemampuan anak untuk membangun hubungan sosial secara signifikan ditingkatkan oleh interaksi keluarga. Keluarga anak-anak mengajarkan banyak keterampilan, seperti mendengarkan, menyelesaikan konflik, dan berkomunikasi secara verbal dan nonverbal. Keterampilan ini termasuk dalam kategori kecerdasan interpersonal, yaitu kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain.
Namun, seperti yang dicatat dalam artikel ini, pendidikan formal di sekolah seringkali lebih berfokus pada pencapaian akademik daripada pengembangan kecerdasan sosial anak. Oleh karena itu, pendidikan informal dalam keluarga sangat penting karena memberikan anak-anak ruang untuk mempraktikkan dan memperdalam keterampilan interpersonal mereka dalam lingkungan yang aman dan mendukung.
Peran Keluarga dalam Perkembangan Emosional Anak
Aspek sosial dan keluarga sangat penting untuk membangun kecerdasan emosional anak. Menurut penelitian ini, kasih sayang, perhatian, dan dukungan emosional dari orang tua memberi anak rasa aman. Anak belajar mengenali, mengungkapkan, dan mengelola emosi mereka secara sehat melalui hubungan yang penuh kasih.
ADVERTISEMENT
Regulasi emosi, bagian penting dari kecerdasan emosional atau kecerdasan emosional, merupakan istilah yang digunakan dalam psikologi pendidikan untuk menggambarkan kemampuan untuk mengelola emosi. Orang tua yang mendukung anak mereka dan mengajarkan mereka cara mengatasi kekecewaan akan membantu mereka membangun daya tahan, atau daya tahan, untuk menghadapi tekanan di masa depan.
Selain itu, keluarga yang mendukung minat dan bakat anak dengan mendukung hobi atau aktivitas kreatif mereka juga membantu meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri anak. Anak yang merasa dihargai cenderung memiliki citra diri yang positif dan lebih mampu menghadapi tantangan hidup dengan lebih percaya diri.
Faktor Pendukung dan Hambatan Pendidikan Informal
Selain itu, penelitian ini menekankan bahwa ada komponen yang memengaruhi seberapa baik pendidikan keluarga yang tidak formal berjalan. Orang tua harus dididik tentang pentingnya pengasuhan yang mendukung perkembangan sosial dan emosional anak. Sebaliknya, masalah ekonomi keluarga atau konflik dapat menghambat pendidikan informal yang baik.
ADVERTISEMENT
Dalam psikologi pendidikan, elemen lingkungan ini disebut sebagai determinan eksternal yang memengaruhi pembelajaran dan perkembangan anak. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan pendidikan informal harus dimulai dengan orang tua menjadi lebih menyadari peran mereka dan memberikan dukungan sosial dan kebijakan untuk membantu keluarga membuat lingkungan yang sehat dan mendukung.
Implikasi bagi Pendidikan dan Parenting
Studi ini memberikan pemahaman yang bermanfaat bagi para pendidik, orang tua, dan pemerhati anak tentang betapa pentingnya pendidikan informal untuk membangun fondasi sosial dan emosional yang kuat. Ini adalah pengingat bagi pendidik untuk lebih banyak melibatkan keluarga dalam proses pendidikan. Sementara itu, artikel ini menggarisbawahi betapa pentingnya bagi orang tua untuk menghabiskan waktu yang baik bersama anak, membangun komunikasi yang sehat, dan memberikan contoh perilaku positif dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Menurut artikel ini, pendidikan informal dalam keluarga tidak hanya melengkapi pendidikan formal di sekolah, tetapi juga menjadi dasar penting yang memengaruhi keberhasilan sosial dan emosional anak. Orang tua dapat membantu anak membangun karakter yang tangguh dan adaptif dengan memberikan kasih sayang, perhatian, dan contoh positif.
Artikel ini juga memperkuat gagasan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan pertama yang memberikan pengalaman belajar terpenting bagi anak. Oleh karena itu, investasi dalam pendidikan informal keluarga adalah langkah strategis untuk menciptakan generasi yang cerdas secara sosial dan emosional dan siap menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks. Hal ini dilakukan melalui sudut pandang psikologi pendidikan.
.
.
.
Dosen Pengampu Mata Kuliah Psikologi Pendidikan:
- Maolidah, M.Psi. -
ADVERTISEMENT