Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Kematangan dalam Pendidikan: Tantangan dan Pendekatan dengan Teori Humanistik
4 Oktober 2024 17:06 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Tiara Fitriyanti Kusuma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pendidikan adalah dasar yang sangat penting untuk mengubah orang menjadi anggota masyarakat yang produktif dan berkarakter. Konsep kematangan sangat penting di dalamnya, terutama dalam menentukan seberapa baik seorang siswa dapat menyerap, memahami, dan menerapkan apa yang mereka ketahui. Tidak hanya usia atau tahap perkembangan, kematangan juga terkait dengan kemampuan emosional, sosial, dan kognitif yang dibangun melalui pendidikan dan pengalaman hidup. Artikel ini akan membahas masalah yang dihadapi dalam mencapai kematangan pendidikan dan bagaimana pendekatan humanistik dapat membantu.
ADVERTISEMENT
Kematangan dalam Pendidikan
Dalam pendidikan, kematangan mencakup banyak hal, seperti berpikir kritis, mengelola perasaan, berhubungan baik dengan orang lain, dan membuat keputusan yang bijaksana. Pendidikan yang efektif harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak, menurut Bimo Walgito (2010). Ini berarti bahwa kurikulum harus didasarkan pada pemahaman tentang kematangan anak sebelum menggunakan metode pembelajaran.
Sebagai contoh, anak-anak pada usia dini membutuhkan pendekatan yang lebih eksploratif dan menghibur, sementara siswa remaja mungkin lebih siap untuk menghadapi tantangan akademis yang lebih kompleks. Di sini, peran guru sangat penting dalam membantu siswa menavigasi perjalanan pendidikan mereka dan memastikan bahwa mereka berkembang secara emosional dan sosial selain belajar materi.
Pendekatan Behavioristik
Pendekatan behavioristik berpusat pada bagaimana pengalaman dan lingkungan seseorang dapat memengaruhi perilaku mereka. Interaksi antara stimulus dan respons menghasilkan perilaku belajar, menurut peneliti seperti BF Skinner dan Ivan Pavlov.
ADVERTISEMENT
Dalam pendidikan, pendekatan ini mendorong penggunaan penguatan positif dan negatif untuk mengarahkan perilaku siswa. Salah satu contoh penggunaan pendekatan ini adalah penerapan sistem penghargaan di kelas, yang memberikan penghargaan kepada siswa yang menunjukkan perilaku baik atau mencapai tujuan akademis tertentu. Menurut Skinner, metode ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk berperilaku positif dan belajar. Pendekatan behavioristik, di sisi lain, sering dikritik karena dianggap terlalu mekanis dan mengabaikan faktor internal seperti minat, motivasi, dan perasaan siswa.
Pendekatan Humanistik
Namun, menurut pendekatan humanistik, setiap orang memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang secara unik. Tokoh seperti Carl Rogers dan Abraham Maslow menekankan betapa pentingnya memenuhi kebutuhan dasar individu, baik fisik maupun emosional. Misalnya, Maslow membuat hierarki kebutuhan, yang menunjukkan bahwa orang harus memenuhi kebutuhan dasar mereka sebelum mereka dapat mencapai aktualisasi diri.
ADVERTISEMENT
Metode ini menekankan betapa pentingnya membuat lingkungan pendidikan yang mendukung pengembangan diri siswa. Bukan hanya memberikan pengetahuan, guru bertindak sebagai pendorong yang membantu siswa menemukan bakat dan minat mereka. Ini sejalan dengan gagasan Rogers, yang menyatakan bahwa pembelajaran terbaik terjadi di tempat yang aman dan mendukung di mana siswa merasa dihargai dan didengar.
Tantangan dalam Mencapai Kematangan
Adanya perbedaan dalam gaya belajar dan kebutuhan setiap siswa adalah salah satu tantangan utama dalam mencapai kematangan pendidikan. Sifat unik setiap orang mempengaruhi pembelajaran dan perkembangan mereka. Akibatnya, pendekatan satu ukuran untuk semua tidak selalu berhasil. Siswa sering merasa terasing atau tidak didukung, terutama jika metode pembelajaran yang digunakan tidak memenuhi kebutuhan mereka.
ADVERTISEMENT
Selain itu, siswa sering menghadapi tantangan emosional karena tekanan akademik yang tinggi. Siswa mungkin tertekan untuk mencapai tujuan tertentu, yang dapat menghambat kemajuan mereka, dalam lingkungan pendidikan yang kompetitif. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, stres yang disebabkan oleh tekanan ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan kemampuan belajar siswa.
Mengintegrasikan Pendekatan Behavioristik dan Humanistik
Meskipun pendekatan humanistik dan behavioristik sangat berbeda, keduanya dapat digunakan bersama untuk membuat lingkungan belajar yang lebih luas. Misalnya, guru dapat menerapkan prinsip-prinsip penguatan positif dari pendekatan behavioristik sambil membuat ruang untuk eksplorasi dan pengembangan diri sesuai dengan prinsip-prinsip humanistik.
Dalam kelas, mereka dapat memberikan umpan balik positif kepada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas sambil menciptakan suasana yang mendukung diskusi terbuka dan eksplorasi ide. Siswa merasa dihargai karena hal ini, selain meningkatkan pemikiran kritis dan kreativitas mereka.
ADVERTISEMENT
Peran Guru dalam Menciptakan Lingkungan yang Mendukung
Guru memiliki peran penting dalam membuat lingkungan belajar yang mendukung pertumbuhan siswa. Kebutuhan emosional dan sosial siswa harus dipahami dan mereka harus mampu menyesuaikan metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Guru yang baik akan menyadari perbedaan masing-masing siswa dan mencoba mengubah pendekatan mereka untuk menjadi lebih inklusif.
Selain itu, guru harus terus belajar bagaimana mengelola kelas dan berkomunikasi dengan siswa. Dukungan dari rekan sejawat dan pelatihan profesional dapat membantu guru memahami dinamika kelas dan menerapkan strategi yang lebih baik untuk mendukung pertumbuhan siswa.
Kesimpulan
Kematangan adalah komponen penting dalam dunia pendidikan yang memengaruhi keberhasilan siswa. Ada kelebihan dan kekurangan dari pendekatan humanistik dan behavioristik. Dengan menggabungkan kedua metode ini, kita dapat membuat lingkungan pendidikan yang lebih inklusif yang mendukung perkembangan siswa secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Sebagai pendidik, kita bertanggung jawab untuk membantu setiap siswa mencapai potensi terbaik mereka, tidak hanya dalam hal akademik, tetapi juga dalam hal emosional dan sosial. Dengan memahami konsep kematangan dan pendekatan yang relevan, kita dapat membantu generasi penerus tumbuh menjadi individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga matang secara emosional dan sosial. Pentingnya menggabungkan metode ini akan mendorong kita untuk menghasilkan pendidikan yang lebih baik yang mempersiapkan siswa untuk menghadapi masalah di masa depan.
.
.
.
Dosen Pengampu Mata Kuliah Psikologi Pendidikan:
- Maolidah, M.Psi. -