news-card-video
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Mindfulness dan Kecerdasan Emosional pada Remaja

thabita akbar
Mahasiswa Syiah Kuala Fakultas Kedokteran Psikologi
7 Maret 2025 13:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari thabita akbar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Remaja dengan Kesadaran Diri dan Emosi Mereka

Sumber: freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: freepik.com
ADVERTISEMENT
Masa remaja adalah fase transisi yang penuh tantangan, terutama bagi mereka yang tinggal di panti asuhan. Remaja dalam kondisi ini sering mengalami tekanan emosional karena ketiadaan figur orang tua sebagai tempat bersandar secara emosional. Kondisi ini dapat berdampak pada perkembangan emosi dan sosial mereka. Salah satu faktor yang berperan penting dalam kesejahteraan psikologis mereka adalah mindfulness dan emotional intelligence (kecerdasan emosional).
ADVERTISEMENT
Penelitian yang dilakukan oleh Meta Hasanah Safitri dan Indra Prapto Nugroho dalam Psychology Journal of Mental Health bertujuan untuk menganalisis hubungan antara mindfulness dan emotional intelligence pada remaja panti asuhan di Palembang. Studi ini menemukan adanya hubungan positif yang signifikan antara kedua variabel tersebut.
Mindfulness
Menurut Kabat-Zinn (2003), mindfulness adalah kesadaran penuh yang muncul dengan memberikan perhatian pada pengalaman saat ini tanpa memberikan penilaian. Mindfulness membantu individu untuk tetap fokus pada momen sekarang tanpa terganggu oleh emosi negatif atau stres.
Baer, Smith, dan kolega (2008) membagi mindfulness ke dalam lima aspek utama:
1. Observing (Mengamati) – Kemampuan untuk memperhatikan pengalaman internal maupun eksternal.
2. Describing (Menjelaskan) – Kemampuan untuk mengungkapkan pengalaman secara verbal.
ADVERTISEMENT
3. Acting with awareness (Bertindak dengan kesadaran) – Fokus penuh pada apa yang sedang dilakukan.
4. Non-judging of inner experience (Tidak menghakimi pengalaman batin) – Tidak menilai emosi atau pengalaman diri sendiri secara negatif.
5. Non-reactivity to inner experience (Tidak bereaksi terhadap pengalaman batin) – Tidak mudah terpancing oleh emosi yang muncul.
Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence)
Kecerdasan emosional (Goleman, 1996) mengacu pada kemampuan individu dalam memahami, mengelola, dan mengekspresikan emosi dengan baik. Komponen utama emotional intelligence meliputi:
1. Knowing one’s emotions (Mengenali emosi diri sendiri)
2. Managing emotions (Mengelola emosi)
3. Motivating oneself (Memotivasi diri sendiri)
4. Recognizing emotions in others (Mengenali emosi orang lain)
5. Handling relationships (Membina hubungan dengan orang lain)
ADVERTISEMENT
Remaja yang memiliki kecerdasan emosional tinggi cenderung mampu mengatasi stres, memahami emosi diri dan orang lain, serta menjalin hubungan sosial yang lebih baik.
Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 279 remaja panti asuhan berusia 14-18 tahun di Palembang menunjukkan ada hubungan antara mindfulness dan emotional intelligence. Penelitian itu menyatakan bahwa semakin tinggi mindfulness seseorang, semakin tinggi pula kecerdasan emosionalnya.
Demikian juga menurut Charoensukmongkol (2014) yang menyatakan bahwa latihan mindfulness dapat meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengelola emosi dan memahami perasaan orang lain.
Aspek utama mindfulness dan emotional intelligence
• Aspek utama dalam mindfulness adalah non-judging of inner experience, yang berarti remaja lebih cenderung menerima pengalaman emosional mereka tanpa menghakimi.
•Aspek utama dalam emotional intelligence adalah recognizing emotions, yang menunjukkan bahwa mereka mampu mengenali dan memahami emosi orang lain dengan baik.
ADVERTISEMENT
Aspek knowing one’s emotions dalam kecerdasan emosional yang telah disebutkan di atas itu rendah pada remaja di mana sebagian remaja masih kesulitan mengenali emosi mereka sendiri.
Untuk faktor yang mempengaruhi, tidak ditemukan kaitan jenis kelamin maupun usia. Faktor lingkungan dan pengalaman hidup lebih berpengaruh dibanding faktor biologis dalam perkembangan emosional remaja.
Referensi
Safitri, M. H., & Nugroho, I. P. (2023). Mindfulness dan emotional intelligence pada remaja panti asuhan. Psychology Journal of Mental Health, 4(2), 92. https://pjmh.ejournal.unsri.ac.id/