Konten dari Pengguna

Film I Remember Lee Kuan Yew: Sosok Karismatik dan Merakyat

Muhammad Thaufan Arifuddin
Pengamat Media dan Politik. Penggiat Kajian Filsafat, Mistisisme Timur dan Cultural Studies. Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas
28 Oktober 2023 16:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Thaufan Arifuddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Singapura modern adalah buah dari tangan dingin Lee Kuan Yew. Foto: https://www.pexels.com/
zoom-in-whitePerbesar
Singapura modern adalah buah dari tangan dingin Lee Kuan Yew. Foto: https://www.pexels.com/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama dan tentu saja kenangan. Lee Kuan Yew telah lama meninggal pada tahun 2015, tapi kenangan terhadap sosoknya yang karismatik dan merakyat masih terpatri kuat di sanubari rakyat Singapura. Tentu, terobosan politik dan legasi terbaiknya adalah kemajuan Singapura hari ini.
ADVERTISEMENT
Film I Remember Lee Kuan Yew disutradarai oleh MST Shahul Hameed ini kelanjutan dari film dokumenter Lee Kuan Yew: In His Own Words. Film ini rilis pada tahun 2023 dan masih dapat disaksikan di platform Netflix Minggu ini. Film dokumenter ini bercerita tentang kenangan orang-orang yang pernah bertemu, dekat, berinteraksi dan berkomunikasi dengan Lee Kuan Yew semasa hidupnya.
Film ini menghadirkan banyak testimoni dari berbagai profesi dan lapisan masyarakat Singapura. Salah seorang pensiunan polisi Singapura, Noordin Abdul Rahman, mengingat momen terbaiknya ketika ia menjadi pengawal Perdana Menteri Lee Kuan Yew saat Singapura baru saja berpisah dari Malaysia di tahun 1965.
Noordin Abdul Rahman harus bekerja maksimal berusaha melindungi Lee Kuan Yew di tengah meningkatnya ketegangan rasial antara Melayu dan Tionghoa di kala itu.
ADVERTISEMENT
Bagi Noordin Abdul Rahman, sosok Lee Kuan Yew sangat determinan, percaya diri, perpeksionis dan proteksionis. Noordin Abdul Rahman mengingat bagaimana Lee Kuan Yew mengomentari jalan yang kotor karena truk besar yang melintas, dan juga mengontrol pembangunan infrastruktur publik termasuk perumahan dan jalan.
Hal senada disampaikan oleh pengawal Lee Kuan Yew lainnya, Karuppiah Kandasamy, yang melihat sosok Lee Kuan Yew sebagai sosok yang sangat disiplin, rajin berolahraga, dan makanannya sangat sederhana.
Flower dome di Kota Singapura. Foto: https://www.istockphoto.com/
Kenangan lainnya disampaikan oleh seorang arsitek, Koh Seow Chuan, yang bertemu dengan Lee Kuan Yew di sekitar tahun 1970-an dan membantu pemerintahan Lee Kuan Yew dalam mengerjakan proyek infrastruktur di Singapura di antaranya adalah jembatan Esplanade yang didesain oleh Koe Seow Chuan.
ADVERTISEMENT
Bahkan, Koe Seow Chuan juga memberikan masukan untuk pengembangan Changi Airport di era Lee Kuan Yew. Bagi Koh Sew Chuan, Lee Kuan Yew adalah orang yang mau mendengar dan selalu merepresentasikan kepentingan rakyat Singapura.
Seorang Jurnalis Singapura, Cheong Yip Seng, mengenang karisma Lee Kuan Yew sebagai sosok yang sangat teliti dan selalu meminta pandangan media terhadap Singapura. Cheong Yip Seng pernah bekerja sebagai editor the Straits Times sehingga sering bertemu dengan Lee Kuan Yew.
Cheong Yip Seng mengingat bagaimana Lee Kuan Yew sangat rajin memperhatikan isu yang berkembang di media "The Straits Times" terutama berkaitan dengan sektor kesehatan publik menjelang Pemilu Singapura tahun 1980.
Dan yang paling berkesan bagi Cheong Yip Seng adalah Lee Kuan Yew tahu bagaimana membangun hubungan baik dengan media demi kebebasan media dan sekaligus memajukan Singapura. Lee Kuan Yew meminta media agar terlibat dalam membantu pemerintah mewariskan praktik baik kepada generasi muda Singapura dan juga tak lupa dengan sejarah perjuangan Singapura yang tak mudah untuk maju dan mandiri.
ADVERTISEMENT
Hal berkesan lainnya yang menonjolkan ketokohannya adalah Lee Kuan Yew dikenang memiliki visi membangun taman kota yang indah dan asri. Hal ini dikatakan oleh ahli botani, Dr. Kiat Tan, yang membantu membangun Flower Dome di pinggiran sungai kota Singapura di era Lee Kuan Yew.
Lee Kuan Yew juga sangat dekat dengan pekerja kecil seperti pembuat sepatu bernama Lee Kean Siong dan seorang fotografer bernama George Gascon. Bahkan, Lee Kuan Yew sangat berkesan di mata Jagjeet Singh, seorang guru sekolah dan tokoh masyarakat di Tanjong Pagar. Lee Kuan Yew mengunjungi Komunitas Tanjung Pagar dan bagi Jagjeet Singh itu menandakan bahwa Lee kuan Yew sangat merakyat.
Tata kota Singapura sangat modern. Foto: https://www.istockphoto.com/
Hal senada dirasakan oleh Dr. Koh Hock Kiat, tutor bahasa Mandarin Lee Kuan Yew yang melihat sosoknya sangat peduli dan juga sangat memahami filsafat Konfusianisme. Lee Kuan Yew mengutip filsuf Zhu Xi bahwa tak ada orang yang lahir dari surga dan keabadian itu seolah malam panjang saja untuk menunjukkan pentingnya rakyat Singapura bekerja keras dan disiplin.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, Lee Kuan Yew juga dekat dan peduli dengan pandangan anak muda Singapura. Itu yang ada dalam ingatan Farouq Usman saat bertanya langsung kepada Lee Kuan Yew di suatu forum diskusi di kampus Singapura.
Lee Kuan Yew juga memperhatikan pengembangan Airport Singapura dalam ingatan Stephen Lee, eks Direktur Singapore Airlines dari 2006-2016. Hal senada dalam ingatan Ng Kok Song yang membantu pengembangan investasi di Singapura di era Lee Kuan Yew.
Merlion sebagai simbol kota Singapura. Foto: https://www.istockphoto.com/
Alhasil, film ini memperlihatkan bagaimana Lee Kuan Yew dikenang oleh banyak kalangan dari berbagai profesi dan lapisan masyarakat sebagai sosok yang sangat karismatik dan merakyat serta sealu berpikir mencari terobosan politik dalam mengembangkan Singapura.
Lee Kuan Yew mengajarkan tentang pentingnya menjadi politisi baik, karismatik, merakyat dan memiliki terobosan agar menjadi teladan bagi generasi muda dan tentu dikenang sepanjang masa. Silakan disaksikan !
ADVERTISEMENT