Konten dari Pengguna

Manusia Sempurna Menurut Rumi

Muhammad Thaufan Arifuddin
Pengamat Media dan Politik. Penggiat Kajian Filsafat, Mistisisme Timur dan Cultural Studies. Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas
20 September 2023 18:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Thaufan Arifuddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi otak manusia. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi otak manusia. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Manusia sempurna adalah tujuan spiritualisme dan pencapaian hidup bersama Tuhan. Manusia sempurna memiliki pemahaman tentang yang ilahi serta kemampuan untuk mengendalikan nafsu kebinatangan dalam dirinya.
ADVERTISEMENT
Ia mengabdikan dirinya di tengah manusia atas nama Tuhan. Ia merasakan Cinta Ilahi dan melakukan kehendak Tuhan dengan ikhlas dan sukacita. Ia tidak lagi terkekang oleh waktu dan kekhawatiran duniawi.
Rumi mengatakan bahwa Tuhan telah bersama manusia sempurna dan akan melindunginya serta bersatu dengannya dalam hidupnya.
Manusia sempurna bertugas di dunia membantu membantu orang lain. Secara lahiriah, manusia sempurna tidak dapat dibedakan dari manusia biasa, tetapi di dalam dirinya, jiwanya terjaga dan penuh pengetahuan serta Cinta Ilahi.
Manusia sempurna menyempurnakan pengabdiannya di dunia. Ia dipenuhi dengan Cinta Ilahi dan ia tidak takut akan kematian. Ia telah mengendalikan egonya.
Manusia sempurna membantu orang lain mencari kebebasan dari penderitaan. Dalam pelayanannya kepada masyarakat, ia siap mengorbankan bahkan kebahagiaannya sendiri. Ia berbagi pengetahuannya dan mendorong orang lain untuk menjalani kehidupan yang bermanfaat dan mengabdikan diri kepada Tuhan.
ADVERTISEMENT
Dalam pelayanannya kepada orang lain, ia tidak hanya tanpa pamrih tetapi juga tidak merendahkan yang lemah atau merasa jijik terhadap mereka. Ia memperlakukan setiap makhluk hidup, baik manusia maupun hewan yang datang kepadanya, dengan penuh perhatian, cinta, dan penghormatan.
Rumi percaya bahwa cinta terhadap pekerjaan yang bernuansa spiritualisme adalah cerminan berkat Tuhan. Jika cinta melemah, itu akan menjadi tanda bahwa anugerah telah ditolak karena Tuhan hanya membimbing orang-orang yang layak ke sikap yang benar yang akan mendapatkan pahala spiritual.
Rumi mengatakan bahwa kemurahan hati dan kasih sayang dengan pengetahuan yang tulus adalah tanda manusia sempurna.
Manusia sempurna adalah kepribadian holistik yang tahu bagaimana memanfaatkan hidup sendiri dan hidup bersama, mencintai dan memimpin. Ia adil dan jujur dalam tindakannya dan tidak egois.
ADVERTISEMENT
Cinta dan pengabdian manusia sempurna kepada Tuhan menjadikannya seperti magnet bagi orang-orang. Ia menghormati diri sendiri, menghormati orang lain, dan bertanggung jawab atas semua tindakannya.
Manusia sempurna tahu bahwa kebahagiaan hanya dapat ditemukan saat ini. Ia tidak menyia-nyiakan waktunya memikirkan masa lalu atau masa depan. Seperti yang dikatakan Rumi bahwa manusia sempurna hidup saat ini. Ia tidak menunggu hari esok. Ia bahkan melupakan masa depan.
Alhasil, manusia sempurna adalah manusia yang telah menaklukkan dirinya. Hidupnya dipenuhi semangat pelayanan dan pengabdian. Ia dipenuhi cinta yang tulus. Ia merasa cukup dengan kecukupannya. Semoga kita dianugrahi Tuhan jalan-jalan menuju manusia sempurna. Amin.