Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Mengapa Hitler Membenci Yahudi dan Israel Membenci Palestina?
23 Oktober 2023 12:36 WIB
Tulisan dari Muhammad Thaufan Arifuddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hitler lahir di Austria pada tahun 1889. Ia kemudian tinggal dan menjadi pelukis serta belajar banyak hal terutama politik di kota Wina Austria dari tahun 1907 hingga 1913. Kota Wina tentu saja pada saat itu dihuni oleh banyak orang Yahudi dan membenci orang Yahudi bukanlah hal tabu di kota Wina. Bahkan karena politik, ada walikota Wina yang sangat anti Yahudi pada saat itu.

Hitler sesungguhnya hanya memanfaatkan ide-ide antisemitisme yang sudah ada sejak lama sebagai hasil dari kompetisi sesama agama Ibrahimik yaitu Yahudi, Kristen dan juga Islam. Secara historis dan sosiologis, orang-orang Yahudi di Eropa telah menjadi korban diskriminasi dan penganiayaan sejak Abad Pertengahan.
ADVERTISEMENT
Umat Kristen melihat iman Yahudi sebagai suatu penyimpangan sehingga harus dihilangkan atau dipaksa pindah agama. Jika tidak, orang Yahudi tidak diizinkan tinggal di Eropa dan menjalankan profesi tertentu. Bahkan yang lebih naif adalah orang Yahudi dituduh penyebab wabah mematikan di Eropa dan menyebar racun di sumur-sumur air minum sehingga orang-orang Yahudi dipersekusi dan dibakar di Eropa sekitar abad ke-14.
Pada abad ke-19, walaupun peran agama mulai meredup, tetapi teori ilmu pengetahuan masih status quo dan cenderung melegitimasi bahwa ada perbedaan keunggulan ras manusia misalnya keunggulan ras Arya di Jerman dan selain ras arya termasuk ras Yahudi adalah ras yang lebih rendah.
Ide kebencian terhadap Yahudi semakin dikembangkan oleh Hitler sebagai ideologi politik demi momen politik di Eropa. Tetapi, mindset anti-Yahudi Hitler awalnya terbangun kuat saat Jerman kalah dalam Perang Dunia Pertama (1914-1918) di mana Hitler adalah salah satu legiun Perang Jerman.
Mindset anti Yahudi Hitler dalam kompetisi politik yang tinggi semakin berkembang sebagai ideologi politik karena Hitler juga pernah belajar nasionalisme dan anti-semitisme dari dua politisi yaitu Georg Ritter von Schönerer (1842-1921), seorang nasionalis Jerman yang anti Yahudi dan Karl Lueger (1844-1910), Walikota Wina yang juga nasionalis Jerman anti Yahudi.
ADVERTISEMENT
Militer Jerman membuat teori bahwa kekalahan Jerman karena pengkhianatan orang-orang Yahudi. Ironisnya, Hitler mempercayai mitos tersebut. Hitler percaya bahwa Yahudi dan komunis telah mengkhianati Jerman. Dengan kata lain, Yahudi dijadikan kambing hitam atas kekalahan Jerman walaupun lebih dari seratus ribu orang Yahudi Jerman dan Austria ikut dalam Perang Dunia Pertama.
Kenaifan lainnya yang menjadikan Yahudi kambing hitam di Eropa adalah tuduhan bahwa kapitalisme yang menguasai kekuatan moneter dan keuntungan finansial global adalah konsirasi Yahudi. Hal yang senada bahwa Komunisme juga adalah konspirasi Yahudi menurut Hitler dan Nazi.
Hitler pun terjun ke dunia politik setelah Perang Dunia Pertama. Jerman berada dalam krisis politik dan ekonomi seiring dengan ambruknya kekaisaran Jerman di bawah rezim terakhir Kaisar Wilhelm II pada tahun 1918.
ADVERTISEMENT
Kelompok sayap kiri berusaha merebut kekuasaan di Jerman. Di Munich, Republik Rakyat Bavaria diproklamasikan melalui revolusi. Hal ini memicu reaksi sayap kanan dan mengakibatkan pertumpahan darah. Kelompok sayap kiri berhadapan dengan partai Nazi yang lebih dikenal sebagai Partai Buruh Nasional-Sosialis Jerman. Hitler berada di posisi partai Nazi dan membesarkan partai nazi dengan ideologi anti Yahudinya.
Radikalisasi antisemitisme Hitler semakin menjadi-jadi. Pada awal Agustus 1920, Hitler menyamakan orang Yahudi dengan kuman yang menjadi penyebab penyakit. Pada tahun 1920-an dan awal tahun 1930-an, Jerman yang kalah perang menderita krisis ekonomi. Hitler dan Nazi berpikir bahwa mengusir orang-orang Yahudi adalah solusi dari ekonomi Jerman. Ini dikampanyekan oleh Hitler sehingga ia memenangkan pemilu pada tahun 1932.
ADVERTISEMENT
Setelah Hitler berkuasa, aturan dan kontrol terhadap orang Yahudi semakin ketat. Bahkan, pemusnahan massal enam juta Yahudi di Eropa menjadi agenda politik Hitler dan Nazi. Dengan kata lain, kebencian terhadap Yahudi adalah konstruksi politik Hitler yang ia sadari untuk memenangkan kepentingan politiknya di Jerman.
Namun, ada penjelasan lain yang belum cukup data dan belum diterima oleh komunitas akademik bahwa Hitler membenci Yahudi karena malu dengan asal usulnya sebagai Yahudi. Kebencian Hitler juga dikaitkan dengan traumanya karena serangan gas beracun pada Perang Dunia Pertama. Terakhir, Hitler marah dengan Yahudi karena tertular penyakit kelamin dari seorang pelacur Yahudi.
Alhasil, Hitler membenci Yahudi karena pandangan politiknya yang ekstrim dan terbangun dari kompetisi politik yang tinggi di Eropa serta konstruksi sosial politik di Jerman. Ide-ide antisemitisme hanya pemanis dari pertarungan politik yang konkret di Jerman dan Eropa.
ADVERTISEMENT
Jika merefleksikan kondisi hari ini, Israel membenci Palestina hampir sama dengan kebencian Nazi terhadap Yahudi. Ini adalah persoalan politik dan klaim agama tentang tanah suci dan hanya milik satu agama hanyalah pemanis dari konflik politik ini.